Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
YURA
"Karena saya tidak menginginkannya, saya tidak membutuhkan anak perempuan."jawabnya dengan lantang
BRAAAKK
Karena saking emosinya bunda Ros sampai menggebrak meja yang ada di hadapannya.
"Eaakk... eaaakk..." tangisan bayi itu terdengar sangat nyaring, karena terkejut
Bunda Ros langsung mengambil alih bayi itu dan menepuk pelan pantat bayi tersebut. Lambat laun bayi itu terdiam kembali.
"Saya akan menerima bayi ini, karena bila bayi ini tetap bersama orang seperti anda pun akan sangat merusak mentalnya. Ia akan terus tersakiti olehmu, dengan sengaja ataupun tidak." ucap bunda Ros
"Bagus" jawab pria itu dengan santainya dan hal itu benar-benar membuat Ros sangat sangat marah, namun karena sedang menggendong sang bayi, ia pun menahannya sekuat tenaga.
"Tapi dengan syarat" lanjut Ros
"Apa? Uang? Kau ingin aku menjadi donatur tetap di panti ini? Itu mudah" tanya pria itu dengan angkuhnya, Ros hanya menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan itu. Sungguh biadab memang pria yang ada di depannya ini.
"Aku tidak membutuhkan uangmu, aku ingin ada hitam di atas putih. Bila kamu benar-benar menyerahkan bayi ini secara sukarela dan tidak akan memintanya kembali, apapun yang terjadi." jawab Ros dengan suara bergetar karena saking menahan tangis dan amarahnya.
"Itu mudah, aku akan membuatnya."
"SEKARANG, aku akan menunggunya. Kau tidak ku ijinkan pergi sebelum ada surat dan juga tanda tangan di atas materai pada surat perjanjian itu." Pria itu yang ingin segera menyelesaikan urusannya, ia langsung menghubungi asistennya untuk membuat surat perjanjian yang di minta oleh Ros dan juga menghubungi seorang pengacara untuk mengesahkan dan menjadi saksi.
'Ya Allah nak, ayahmu benar-benar melakukannya. Sungguh malang nasibmu, harus terlahir dari rahim seorang ibu yang memiliki ayah seperti iblis.' gumam Ros dalam hati
Ros melangkah pergi masuk ke dalam kamar, untuk membuat nyaman sang bayi.
Beruntung kejadian ini terjadi di pagi hari, sehingga anak-anak tak ada di Panti.
Setelah menunggu sekitar 1 jam, datang 2 buah mobil.
"Tuan" ucap seseorang yang bisa di tebak bila itu adalah asisten pribadi pria itu. Asistennya menyerahkan sebuah map yang berisikan perjanjian, pria itu menerima dan membacanya. Setelah selesai ia menandatangani perjanjian itu di atas materai dan di serahkan pada Ros, agar ia juga menandatangani surat tersebut.
Setelah Ros merebahkan tubuh bayi itu di kamar, ia kembali keluar dan kembali membaca surat perjanjian tersebut.
SURAT PERJANJIAN BERSAMA
Pada hari Kamis, 15 September 2019 telah di lakukan perjanjian bersama dari pihak I (petama) dan pihak II (kedua)
Pihak Pertama :
Nama : ROSMAYA
Alamat : jl. xxx xxx
Pekerjaan : PEMILIK PANTI ASUHAN MUARA KASIH
Oleh Pihak Kedua
Nama : Tio Pakusadewo
Alamat : jl. xxx xxx
Pekerjaan : CEO perusahaan XXX
Dengan sadar sesadar-sadarnya bila pihak kedua, menyerahkan anak kandungnya kepada pihak pertama tanpa ada paksaan dan tekanan apapun. Dan berjanji tidak akan pernah kembali mengusik atau mengambil bayi tersebut ke depannya apapun yang terjadi. Bila hal tersebut sampai terjadi, maka pihak kedua siap di tuntut dan menyerahkan semua kekayaannya pada anak kandungnya tersebut.
Demikian surat perjanjian ini di buat dengan sebenar-benarnya dan dapat di pertanggungjawabkan ke depannya.
Pihak Pertama
(Rosmaya)
________
Pihak kedua
(Tio Pakusadewo)
________
Saksi 1
(Doni Kusuma S. H)
________
Saksi 2
(Bambang Priatna)
Setelah selesai membacanya, ia langsung menandatanganinya di atas materai, begitupun para saksi. Bambang dan Doni sangat menyayangkan keputusan yang bosnya ambil, mereka benar-benar tak habis pikir. Bagaimana mungkin ayah kandung membuang putri kandungnya sendiri.
"Satu untukmu dan satu untukku. Ingat! Kamu menolak semua yang aku tawarkan, jadi jangan pernah meminta atau mengemis untuk biaya anak itu." ucap pria itu sengan angkuhnya
"Dan ingat, ke depannya kamu tidak boleh meminta kembali anak yang sudah kamu buang. Aku takkan kekurangan uang untuk mengurus anak-anakku, dan aku juga tidak butuh uang mu sepeser pun. Anda tau tuan? Orang-orang di luaran sana, sampai melakukan berbagai macam cara untuk memiliki seorang anak. Tapi anda, anda yang sudah di berikan kesempatan oleh Tuhan. Namun anda, dengan entengnya membuang kesempatan itu. " balas Ros
"INGAT, JANGAN PERNAH MENYESAL!!" ucap bunda Ros dengan penuh penekanan
"Tidak akan pernah" jawab Tio
"Silahkan keluar dari panti ini, jangan pernah menampakkan diri lagi di hadapanku ataupun anakku." usir Ros yag sudah tak bisa lagi menahan amarahnya.
Saat akan pergi, asisten Tio mendapatkan panggilan di ponselnya.
"Tuan,,, ini dari nyonya" ucapnya seraya menyerahkan ponselnya
"Halo"
'....'
"Aku baru selesai memakamkan putri kita, berhentilah menangis."
DEG.... jantung Ros benar-benar terasa sakit, seperti teremas dengan sangat kuat.
'Astaghfirullah ya Allah... begitu jahat pria di hadapanku, seandainya membunuh bukanlah perbuatan dosa besar. Aku akan membunuhnya, saat ini juga' ucap Ros dalam hatinya, ia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat keras. Sampai tak ia rasakan sakit di telapak tangannya yang terkena kuku, karena saking kerasnya.
'.....'
"Ya sudah, aku akan segera pulang"
Tio menyudahi panggilan tersebut dan berlalu pergi, tanpa menengok kembali ke belakang.
Flashback Off
Ros merebahkan tubuh Yura di atas ranjang kamarnya, sejenak memperhatikan wajah cantik milik Yura. Setelahnya, Ros mencium lama kening Yura dan hampir meneteskan air matanya.
"Semoga ayahmu, mendapatkan ganjarannya kelak. Allah Maha Melihat dan Mendengar, balasan yang akan di dapatkan ayahmu kelak lebih pedih dari yang dia bayangkan. Aku tau, bila tidak boleh berdo'a seprti ini. Tapi, rasa sakit hati ini, benar-benar sangat menyiksaku. Rasa ini, lebih sakit dari saat aku di tinggal pergi oleh mantan suamiku" gumam Ros pelan
Ros memilih menunggu anak-anak pulang sekolah, di ruang tamu.
.
.
Waktu pun berlalu, Naina yang seharian ini di dalam ruangan. Benar-benar tak menyadari, bila sudah saatnya ia pulang.
"Alhamdulillah, selesai juga ya Allah."
tok tok
"Masuk"
"Nai, kamu ga akan pulang?" tanya Mira
"Emang udah jam berapa?" tanya Nai
"Sudah jam 4.30 sore" jawab Mira
"Astaghfirullah ya Allah, aku lupa belum shalat Ashar. Kakak kalau mau pulang, duluan aja. Nai akan pulang setelah selesai shalat." ucap Naina, semabri berlari ke arah kamar mandi yang tersedia di ruangan tersebut.
Untung Naina selalu membawa mukena kemanapun ia pergi, sehingga tidak ada drama ga ada mukena. Naina langsung melaksanakan kewajibannya...
Setelah 15 menit, ia pun menyelesaikan shalatnya. Lalu ia membersekan meja, menyusun map sesuai tanggal dan juga memisahkan map yang terjadi selisih.
"Alhamdulilllah, untung baru minggu depan mulai kuliahnya."
Setelah selesai, Naina keluar dari ruangan tersebut. Tetapi, sangat di sayangkan. Saat Naina keluar, ia malah bertabrakan dengan pegawai yang sangat membenci Sintya dan juga yang sudah terkena SP.
MAYA
"Wah wah... jadi ini anak kecil yang baru masuk, langusng dapet jabatan yang tinggi. Ck.. kamu tuh masih kecil, beraninya lo nerima kerjaan yang harusnya di kasiin ke senior lo yang udah lama kerja di sini." ucap Maya
Naina hanya diam, tak menjawab. Ia menunggu akan separah apa, wanita di hadapannya ini merisak dirinya.
"Lu bisu? Di tanya diem aja lo!!" Naina masih diam menatap datar Maya
"Wahh... beneran bisu lo ternyata" Maya melangkahkan kakinya mendekati Naina, sampai tersisa hanya 1 langkah lagi. Mira yang saat itu akan pulang, terkejut melihat Maya kini sedang menindas Naina. Ia langsung berlari untuk menghampiri mereka berdua, berniat untuk melindungi Naina.
Tangan Maya hendak menarik kerah baju Naina, tapi sayang gerakan Naina lebih cepat. Naina menangkap pergelangan tangan Maya, lalu memelintirnya ke belakang dan menekan tubuh Maya ke tembok, melihat hal ini. Langkah Mira pun terhenti, ia tak menyangka bila tubuh kecil Naina bisa melawan Maya.
...****************...
Hari ini aku nda bisa kasih double up yaaaaa...
Besok aja🥰🥰
......HAPPY READING ALL
💞💞
......