NovelToon NovelToon
Aku Dan Takdirku

Aku Dan Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yanti sihite

Miraya, nama yang begitu sangat indah pertama kali Miraya mendengar nama tersebut sejak ia kecil. Sebab nama tersebut, diberikan oleh nyonya Shabrina, seorang ibu yang begitu sangat mulia yang sering disebut si ibu panti asuhan tempat para anak-anak dibesarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, nama itu tidak seindah yang selama ini Miraya bayangkan lagi, ia malah jatuh diambang maut hingga akhir dari perjalanan hidupnya.

"Tuhan, jika kamu izinkan aku hidup. Maka panjangkan umur ku. Tapi jika hidup ku sampai disini, tolong biarkan aku bahagia meskipun itu hanya sementara".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti sihite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Begitu Alex tidak menemukan Miska, ia langsung kembali pulang ke rumah untuk mencari sesuatu yang membuat dalam hatinya selalu bertanya-tanya, ada apa dengan Miska.

Kemudian ia melihat Miraya, wanita itu sedang menyapu dibagian teras depan rumahnya sembari menatapnya dengan senyum tipis.

"Tuan sudah pulang?".

"Mmmmm" balas Alex masuk ke dalam rumah. Lalu Miraya mengikutinya sampai pintu, ia dibuat penasaran ada apa dengan tuannya itu, kenapa ia melihat Alex terlihat sangat buru-buru.

Tidak lama setelah itu Miraya mendudukkan dirinya diatas kursi, lalu ia menarik nafas dalam-dalam sembari menatap keatas langit melihat langit yang begitu sangat indah dan juga burung-burung di udara berterbangan membuat ia merasa damai.

"Indah sekali".

Namun saat ia sedang asik, ia tiba-tiba kepikiran dengan kuliah yang sudah ia tinggalkan, sebab ia merasa kalau suatu saat nanti ia akan menyesal telah meninggalkan kuliahnya. Tetapi ia tidak bisa melakukan apa-apa, ia tidak mungkin meninggalkan rumah Alex dan juga ia merasa kalau kampus itu begitu sangat jauh dari rumah Alex.

"Sedang apa kamu?".

"Astaga!" ia melihat Alex berdiri di sebelahnya. "Ada apa tuan?".

"Kamu ikut aku sebentar" Alex berjalan duluan meninggalkannya. Lalu Miraya mengikuti dari belakang, dan sekali-kali ia berkata dalam hati apa yang membuat Alex tiba-tiba tidak bersikap formal terhadapnya meskipun ia menyukainya. "Kamu melihat rak buku ini semua?".

Miraya melihat sekelilingnya, "Tempat apa ini tuan? Kenapa tempat ini".

"Kamu tidak usah banyak bertanya, kamu cari saja apa yang aku perintahkan".

"Baik tuan".

Hampir 2 jam lamanya mereka mencari sesuatu yang Alex katakan, tapi mereka tak kunjung mendapatkannya membuat Miraya begitu sangat kelelahan, bahkan Miraya terlihat sudah memucat.

"Aku sangat lelah sekali" ucapnya dengan nada pelan.

Alex kemudian melihatnya, ia melihat Miraya hendak jatuh pingsan kalau saja ia tidak segera menahan tubuhnya.

"Kamu kenapa?" tanyanya dengan nada khawatir.

"A-aku merasa sesak, dada ku terasa sangat sesak. To-tolong saya tuan, tolong selamatkan saya".

Alex segera membawanya keluar dari dalam ruangan tersebut, lalu meletakkan diatas sofa sambil memberikan segelas air putih. Tidak lama setelah itu Alex bertanya apakah dia baik-baik saja atau tidak, namun Miraya tidak menjawabnya, ia masih merasa sesak dan wajahnya terlihat semakin pucat. Alex yang melihatnya pun langsung membawa Miraya ke rumah sakit.

Di dalam ruangan...

"Bagaimana keadaan dia dok?" Alex melihat sang dokter selesai memeriksa keadaan Miraya.

"Siapa nama pasien?".

"Miraya dok".

"Sepertinya pasien harus melakukan pemeriksaan, saya menemukan sesuatu yang janggal dalam tubuhnya" sang dokter melihat jam tangan miliknya. "Sekitar jam 4 sore nanti, saya akan kembali. Pasien biar istirahat sebentar".

"Baik dok" jawab Alex melihat Miraya yang masih memucat sedikit merasa kasihan. Kemudian salah satu perawat menghampiri Alex untuk mengisi data lengkap Miraya, namun Alex dibuat kebingungan karna ia sebenarnya tidak mengetahui jelas data identitas Miraya yang sebenarnya. Tetapi ia tetap mengisinya dan memberitahu mereka kalau Miraya hanyalah pelayan di rumahnya, sisanya itu ia tidak tau siapa Miraya yang sebenarnya.

Selesai Alex mengisi, Alex keluar dari dalam ruangan Miraya, ia sedikit merasa pusing berada lama-lama di dalam sana. Lalu ia mendengar ponselnya berdering, dan panggilan tersebut berasal dari nomor yang tidak ia kenal.

DDDDRRRTTTTT... DDDDRRRTTTTT...

"Hallo!".

"Alex, aku ingin bicara dengan mu. Mari kita bertemu di taman xxx".

"Clara?".

"Mmmm, aku akan menunggu mu disana".

Clara mematikan ponselnya, lalu Alex segera bergegas menemui Clara yang kini tengah menunggu dirinya meskipun ia tidak tau apa alasan Clara mengajak dirinya bertemu. Hingga ia tiba disana, ia langsung mencari keberadaan Clara yang tengah duduk seorang diri diatas salah satu kursi taman.

"Clara?".

Wanita itu melihatnya, "Kamu sudah datang? Duduklah".

Namun sebelum Alex duduk, ia melihat wajah Clara yang terkena pukulan membuat ia khawatir sambil bertanya siapa orang yang sudah melakukan hal tersebut kepadanya.

Clara tidak menjawabnya, ia malah tersenyum menyuruh Alex duduk disebelahnya.

"Kamu terlihat begitu sangat mengkhawatirkan aku Alex".

"Katakan, siapa orang yang sudah melukai mu Clara?".

Dan lagi-lagi Clara tersenyum.

"Jawab Clara, siapa orang yang berani menyakiti mu sampai seperti ini?".

"Terus, jika aku memberitahu orang yang sudah membuat ku seperti ini. Apa yang akan kamu lakukan Alex?".

Deng!

Seketika Alex terdiam, ia seperti sudah tahu dari balik pertanyaan Clara. Kemudian Clara tersenyum kembali, "Dari diam mu aku sudah tau kalau kamu pasti sudah mengetahui orang yang sudah membuat ku seperti ini" Clara menarik kedua tangannya menyentuh pipinya. "Aku sangat merindukanmu Alex, bahkan sangat-sangat merindukanmu".

Alex menatapnya heran melihat perubahan Clara yang tiba-tiba bersikap hangat terhadapnya.

"Alex, aku mau kita berdua memulai hubungan ini kembali seperti dulunya. Kamu masih mencintai ku kan Alex? Kamu masih menunggu ku?".

Alex terdiam.

"Ada apa?" Clara melihat Alex hanya diam saja. "Kamu kenapa Alex? Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan ku? Kamu masih mencintai ku kan? Aku ingin kita kembali seperti dulunya, aku mau kita berdua saling mencintai seperti kala itu, aku ingin kita bersama lagi meskipun aku harus bertemu dengan kematian".

"Apa yang sedang kamu bicarakan Clara?".

"Kenapa? Kamu tidak menginginkan aku lagi Alex?".

"Bukan seperti itu, kenapa kamu tiba-tiba.." Alex melihat wajah Clara yang tersenyum. "Katakan pada ku, apa yang terjadi Clara? Apakah orang tua ku mengancam mu kembali? Ayo katakan Clara".

"Tidak" jawab Clara dengan sombongnya sembari menyentuh pipi Alex. "Mereka tidak akan berani mengecam ku lagi Alex, mereka tidak akan bisa memisahkan kita berdua sampai akhir hayat. Ingat itu Alex, apa pun yang akan terjadi, aku akan mempertahankan hubungan kita berdua, meskipun aku harus melawan maut itu sendiri".

Clara menyandarkan wajahnya di dada Alex dan sekali-kali ia merasa detakan jantung Alex yang terasa hangat.

"Aku sangat merindukanmu Alex dan aku ingin sekali hidup bahagia bersama dengan mu sampai kita tua nanti. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama dengan ku Alex?".

Alex memeluknya dengan hangat, "Aku jauh lebih mencintai mu Clara, karna itu aku ada dihadapan mu".

"Aku senang mendengarnya Alex".

"Mulai hari ini aku akan melindungi mu, aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti mu".

"Terima kasih Alex, terima kasih banyak sudah menunggu ku".

"Tidak! Aku yang seharusnya berterima kasih sudah bertahan sampai sekarang ini meskipun aku tidak tau apa yang sudah mereka lakukan kepada mu selama ini. Dan aku minta maaf, aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi".

"Tidak apa-apa Alex, yang penting sekarang ini kamu masih mencintai ku dan menungguku".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!