Shahira atau lebih akrab dipanggil Ira. Dia dijuluki perawan tua, karena belum juga menikah bahkan diusianya yang sudah menginjak 34 tahun. Dia menjadi bahan gunjingan ibu ibu komplek.
Shahira pernah di lamar, tapi gagal karena ternyata pria yang melamarnya menyukai adiknya, Aluna.
Tapi, kemudian Ira dilamar lagi oleh seorang nenek untuk menjadi istri dari cucu kesayangannya. Nenek itu pernah di tolong Shahira beberapa waktu yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Empat hari sudah berlalu. Nenek masih belum membaik meski memang sudah siuman. Hanya saja nenek tidak mau bicara pada siapapun termasuk Ira cucu mantu kesayangannya itu. Nicho juga berubah total menjadi sangat dingin dan tidak peduli sama sekali pada Ira.
Berada di rumah yang tidak membuatnya merasa nyaman, tentu membuat Ira ingin pergi. Tapi, dia tidak tahu harus pergi kemana. Pulang ke rumah ibu tentu saja tidak akan diterima.
Satu yang terpikir oleh Ira yaitu menemui Aluna. Dan ya, disinilah Ira saat ini, tepat di depan pintu unit apartemen Aluna.
Meski ragu, Ira akhirnya menekan tombol bel di pintu itu. Tidak hanya sekali, tapi sampai berkali kali juga masih belum ada respon sama sekali.
"Mungkin Aluna masih di rumah sakit." Gumamnya.
Tebakan Ira salah, Aluna ada di dalam sedang menikmati makan malam bersama Nicho. Dia tahu kakaknya yang datang, tapi sengaja dibiarkan menunggu sampai dia selesai menyantap makan malamnya.
"Kak Ira datang." ucapnya santai pada Nicho.
"Apa yang akan kamu lakukan?"
"Sembunyi di kamarku."
"Kenapa? Apa tidak seharusnya dia tahu tentang kita."
"Belum saatnya."
Nicho pun mendengus kesal, lalu dia masuk ke kamar mandi yang ada di dapur.
"Kenapa malah ke sana sih mas. Aku bilang ke kamarku."
"Lebih aman di sini."
"Ya udah deh terserah."
Aluna pun bergegas membukakan pintu untuk kakaknya.
"Kak!"
Shahira tersenyum saat melihat Aluna.
"Kakak kok bisa sampai disini. Dari mana kakak tahu alamatku?"
"Dari ibu. Apa kedatanganku mengganggu adek?"
"Gak kok kak. Ayo masuk..."
Ira ikut masuk ke apartemen itu. Saat pertama menginjakkan kaki di disana dia mencium bau parfum suaminya. Baunya sangat jelas dan Ira mengenali bau itu.
"Adek lagi ada tamu ya?"
"Gak. Aku sendirian aja."
Ira duduk di sofa tanpa menunggu disuruh duduk oleh Aluna, lalu Aluna pun ikut duduk.
"Dek, kakak kau cerita boleh?"
"Boleh dong kak. Cerita aja, aku dengarin."
Sebentar Ira melirik setiap sudut ruangan itu. Sangat mewah dan nyaman juga luas untuk ditempati sendirian.
"Kakak mau aku buatkan minum?"
"Boleh."
"Sebentar ya aku buatkan sirup orange ya."
"Hmm."
Aluna menuju dapurnya, membuka kulkas mengambil sirup orange dan menuangnya kedalam gelas. Lalu kembali menghampiri kakaknya.
"Nih kak diminum dulu biar segar."
"Makasih dek."
Setelah mereguk beberapa teguk sirup itu, Ira pun mulai menatap wajah Aluna yang tampak berseri seri.
"Mas Nicho punya wanita lain."
Kalimat itu tidak membuat Aluna terganggu. Dia memberi respon seakan kaget dan merasa iba pada kakaknya.
"Loh kok bisa? Kakak tahu dari mana?"
"Bisa lah dek, toh mas Nicho menikahi kakak juga hanya karena terpaksa."
"Masak sih? Tapi yang aku lihat mas Nicho justru sayang banget sama kakak."
"Itu hanya akting dek."
"Terus, apa yang mau kakak lakukan?"
Ira diam sebentar untuk mereguk minuman lagi.
"Sebenarnya kakak mau minta cerai saja. Tapi, kondisi nenek sedang sakit saat ini. Kakak gak tahu harus bagaimana."
"Eh tapi, apa kakak mencintai mas Nicho?!" tanya Alunya yang benar benar penasaran kali ini.
Bukannya menjawab Ira malah tertawa terbahak bahak yang membuat Aluna heran.
"Kamu lucu dek..."
"Loh bagian mananya yang lucu kak?"
"Kakak gak punya rasa apapun sama Nicho. Lagian kakak menerima pernikahan juga karena ibu dan karena kakak sudah lelah dikatai perawan tua, kena kutukan lah, bahkan sampai ada yang bilang kakak kena guna guna."
Mendengar jawaban itu membuat Aluna terdiam. Dia melihat kejujuran dimata kakaknya.
"Pria seperti Nicho itu bukan tipe kakak sama sekali."
"Terus, kenapa tadi kakak seperti kecewa saat mengatakan mas Nicho punya wanita lain?"
"Ya itu karena kakak kesal gak bisa tau siapa wanita itu. Coba saja kakak punya bukti yang nyata, pasti bisa bercerai dengan mudah. Kakak capek, kakak gak suka diatur atur. Kamu kan tahu, kakak sangat suka berjualan kue, kakak ingin menghasilkan uang dengan cara kakak sendiri, dek."
Mata Aluna membola mendengar penuturan kakaknya. Sepertinya dia salah sasaran kali ini, karena kakaknya benar benar tidak memiliki rasa untuk Nicho.
"Dek, kakak nginap di sini ya."
"Loh, mas Nicho gimana?"
"Dia baik baik saja dek. Lagian kakak rasa dia malah tambah senang kalau kakak gak pulang."
"Kak, aku bukannya gak boleh kakak nginap disini. Tapi, sebaiknya sebagai istri yang baik, kakak harus tetap pulang meski seperti apapun masalahnya. Selesaikan dengan baik baik kak. Tanyakan dulu kebenarannya apakah benar mas Nicho punya wanita lain atau hanya tuduhan kakak saja."
"Kakak gak peduli dek. Buat apa, apa gunanya. Mau dia punya wanita lain atau tidak, gak ada bedanya. Kami akan tetap bercerai."
Aluna kehabisan kata kata. "Kenapa kakak tidak menuduhku berselingkuh dengan mas Nicho seperti kakak katakan sama ibu dan nenek. Permainan apa yang sedang kakak mainkan?" gumamnya dalam hati.
"Boleh ya dek kakak nginap disini?!"
Aluna pun mengangguk sambil tersenyum.
"Kakak tidur di kamar saja. Kalau mau mandi dulu juga boleh. Kamar mandi ada di dalam."
"Tapi kakak gak bawa baju."
"Bisa pakai baju tidur ku kak. Banyak kok."
"Ya udah, kalau gitu kakak mandi dulu ya."
Aluna mengangguk menatap punggung Shahira hingga menghilang di balik pintu kamarnya.
Begitu Ira masuk ke kamar, Aluna langsung menghampiri Nicho di kamar mandi dapur.
"Mas cepat pergi. Kakak nginap di sini malam ini."
Nicho pun langsung bergegas keluar dari apartemen itu. Aluna mengantarnya hingga depan pintu. Dan tanpa mereka sadari, Shahira melihat kejadian itu sambil tersenyum sinis.
"Aku tidak akan pergi begitu saja. Aku mungkin terlihat bodoh. Tapi, aku tidak sebodoh itu kok." gumamnya sambil menatap layar hp nya.
Shahira memasang beberapa kamera tersembunyi di dalam apartemen Aluna. Dia membayar orang untuk melakukan itu.
"Uang mungkin bukan segalanya. Tapi dengan uang aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan."
semoga ibu nya shahira cpt tau kelakuan aluna merusak keretakkan rumah tangga kakak nya sendri biar ibu merasa menyesal