Sinopsis:
Kemalangan dan nasib buruk selalu datang di kehidupan Genya, seorang gadis 18 tahun yang tidak memiliki apapun. Selain telah kehilangan kedua orang tuanya, dia juga diwariskan sebuah hutang yang sangat besar oleh ayah nya dan diusir oleh bibinya di hari kelulusan nya.
Tapi kehidupannya berubah 180 derajat setelah ia bertemu dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Raphael Gin. Seorang lelaki yang datang ke hidupnya Genya, guna menagih hutang yang di miliki ayahnya Genya kepadanya.
Genre: Romantis, Drama, Psychological, Dewasa, Kekerasan
Jangan lupa like jika suka, beri juga kritik dan saran jika ada kekurangan dalam karya pemula ini! Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Sambutan
Sesampainya di kediaman Raphael, Genya dengan percaya diri keluar dari mobil dan berjalan dengan gugup ke depan pintu masuk rumah Raphael yang begitu besar.
Dendi yang kebetulan sedang jalan-jalan di taman depan rumah Raphael melihat kehadiran Genya yang datang dengan membawa koper besar.
Dendi segera bergegas mendekati Genya yang berjalan bersama anak buahnya Raphael yang ditugaskan untuk mengambil minuman.
"Genya?! Untuk apa kau kemari?" Tanya Dendi dengan ekspresi tidak percaya.
"Oh kalian saling mengenal?" Tanya pria yang datang bersama Genya itu.
"Benar, tinggalkan kami berdua dan kau masuklah ke dalam, semua orang sudah menunggumu." Kata Dendi menyuruh pria itu masuk.
Pria itu kemudian masuk meninggalkan Dendi dan Genya di halaman depan yang terlihat sepi, karena semua orang sedang berada di dalam sekarang.
Dendi kembali fokus ke Genya yang berada di hadapannya sekarang, Genya terdiam dan dia menunduk.
"Genya jawab aku! Jika aku tidak menjemput mu ke rumah Sofu Baba, itu berarti kau tidak perlu bekerja. Artinya kau libur, apa kau mengerti? Astaga, bukankah aku sudah memberimu pesan?" Kata Dendi kepada Genya.
"Aku tidak tau itu, banyak hal telah terjadi pada hari ini." Kata Genya, matanya berkaca-kaca. Dendi terkejut, dia menggandeng tangannya Genya dan kemudian mengajaknya untuk duduk di bangku taman rumahnya Raphael.
"Katakan, apa yang telah terjadi?" Tanya Dendi.
Kemudian Genya menceritakan semua yang telah menimpanya dari kemarin malam.
Hingga alasan dia berada di rumah ini sekarang, walau Genya mengatakan kalau dia kemari hanya untuk mengambil ponselnya, namun Dendi tidak mempercayai nya.
"Genya, jangan bilang kau kemari... Apa kau yakin?" Kata Dendi yang terlihat mengkhawatirkan keadaan Genya sekarang, dia sudah menganggap Genya sebagai adiknya.
Karena perbedaan umur mereka yang tidak terlalu jauh.
"Aku sudah membulatkan tekad. Aku akan melakukannya." Kata Genya dengan penuh percaya diri, dia menghapus air matanya yang tadi mengalir.
Dendi tidak bisa berkata apapun lagi, dia tidak bisa menghentikan Genya apalagi jika berhubungan dengan Raphael. Itu sangat berbahaya.
Dendi kemudian membiarkan Genya untuk masuk ke dalam rumahnya Raphael yang sedang melaksanakan pesta besar semalaman penuh itu.
Genya dengan penuh percaya diri memasuki rumah itu. Semua orang yang melihatnya pun terheran-heran, karena dia datang dengan pakaian lusuh dan juga koper yang terlihat menganggu itu.
"Hei siapa gadis kecil itu? Kenapa dia datang kemari?"
"Mana aku tau, apakah dia diundang? Tapi bajunya jelek sekali."
"Astaga, gadis itu nyalinya besar juga ya, apa dia tau dia sedang berada di mana sekarang?"
Kata orang-orang yang membicarakan Genya, tamu lainnya yang mendengar mereka berbisik-bisik jadi ikut fokus melihat ke arah Genya.
"Ehh? Bukankah dia adalah tamu yang pernah di undang oleh Tuan kemari?" Kata salah satu pelayan nyeletuk begitu ingat dengan wajah Genya yang pernah di lihatnya.
Para anggota NTO juga ikut kepo, ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan. Betapa terkejutnya mereka saat melihat gadis kecil itu berada disana.
"Genya?!"
Yurika, Yukari, Eden, Arugi dan Theo terkejut begitu melihat wajah Genya nampak di depan mereka. Walau jarak mereka berjauhan, namun rasa kaget mereka berbarengan.
Raphael yang juga melihat Genya merasa sangat senang, dia tertawa seakan hal itu sudah berjalan sesuai dengan rencananya.
"Seekor burung masuk ke sangkar dengan sendirinya, bahkan tanpa di tangkap terlebih dahulu. Hahaha bukankah ini sungguh menarik?" Raphael bergumam sendiri.
Raphael memiringkan kepalanya, Genya dan Raphael berada dalam garis yang sama namun dipisahkan oleh jarak beberapa langkah kaki.
"Apa yang dilakukan bocah itu disini?" Eden bergumam sendiri, dia mengacak-acak rambutnya sambil memejamkan mata.
"Eh gadis itu kenal dengan Tuan?" Kata Arugi terlihat begitu terkejut, baru saja dia mendengar peringatan dari Yukari. Dia tidak menyangka akan bertemu Genya di tempat ini.
"Apa sudah ku bilang?" Kata Yukari seperti sedang meledek ekspresi wajah Arugi yang terlihat begitu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.
Genya terus berjalan maju hingga tepat berhadapan dengan Raphael yang sudah menunggunya.
Semua orang berbisik-bisik, was-was begitu melihat tindakan berani yang dilakukan oleh Genya.
"Siapa gadis itu? Yang terlihat sangat berani mendekati Tuan dan menatapnya seperti itu. Apa ini akan baik-baik saja?" Kata orang-orang mulai berbisik-bisik lagi.
Dua pengawal berbadan besar segera menghampiri Genya dan melarangnya untuk mendekati Raphael. Dia ditahan dan hendak di seret keluar.
"Hentikan." Kata Raphael yang membuat dua pengawal itu menghentikan aksinya dan kemudian menepi ke samping. Memberikan jalan kepada Genya yang terus mendekati Raphael.
Jarak antara Genya dan Raphael sangat dekat, Genya membungkuk dan kemudian menundukkan kepalanya di hadapan Raphael.
Orang-orang yang mengenalnya merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh Genya.
"Apa yang sedang dilakukan gadis itu?" Gumam Theo.
"Kau mengenalnya sayang?" Tanya Kinna yang selalu nempel bersama Theo, pacar barunya itu.
"Dia Genya." Sahut Theo.
"Astaga, dia lebih cantik daripada di foto. Tapi sayang dia terlihat tidak begitu terawat, pantas saja Gin menyukainya." Kata Kinna yang tidak bisa di rem.
"Diamlah, kau tau dimana kau berada sekarang." Kata Theo menasehati pacarnya itu.
Tapi Kinna terlihat tidak memperdulikan peringatan dari pacarnya itu, karena tingkatannya lebih tinggi dibandingkan Theo.
Dia merasa akan baik-baik saja, karena dia mengatakan apa yang sebenarnya.
"Selamat datang putrinya Betran, Genya. Aku sudah menunggumu." Sambut Raphael mengulurkan tangannya kepada Genya.
Genya kemudian meletakkan tangannya di atas tangannya Raphael, mereka bertatapan.
Tubuhnya Genya gemetar, dia langsung memalingkan wajahnya ke samping.
Seketika semua orang terdiam, mereka tidak mengerti apa yang baru saja mereka lihat. Raphael menyambut Genya? Semua orang tidak mempercayai nya.
"Jadi gadis itu adalah Tuan kita yang baru ya?" Gumam seorang pelayan yang di dengar oleh Anbu.
Anbu yang sedang bersama Yurika itu tidak melewatkan kesempatan untuk menanyakan Genya kepada Yurika yang terlihat mengenali gadis itu.
"Kau mengenali gadis itu Yuri? Tuan Raphael terlihat menyukai gadis itu" Tanya Anbu.
"Tidak terlalu, tapi dia bekerja di bar" sahut Yurika. Anbu langsung tau kalau Yurika seperti menutupi sesuatu.
Tapi Anbu tidak lagi menanyakan tentang Genya kepada Yurika. Dia bercerita tentang yang lain, suasana pesta kembali seperti semula.
Kini Genya telah di antar oleh para pelayan di rumahnya Raphael menuju sebuah kamar di lantai atas.
Genya terlihat begitu terkejut saat melihat beberapa foto ayahnya yang di berada di kamar itu.
"Kita akan berbicara besok, istirahatlah disini. Atau, jika kau ingin ikut menikmati pesta, maka turunlah." Kata Raphael kepada Genya.
"Bagaimana dengan ponsel saya?" Tanya Genya.
"Entahlah, aku lupa menaruhnya dimana. Besok aku akan mencarikannya untuk mu, sekarang beristirahatlah!" Kata Raphael.
Pria yang tadinya berdiri di depan pintu itu, kini pergi meninggalkan Genya di kamar itu sendirian.
Genya terdiam, dia merenungi dirinya. Bagaimana bisa dia berada di tempat ini sekarang, dan apa yang akan dia lakukan nantinya?
Dia terlihat sangat kebingungan, apa keputusan yang dia ambil ini adalah pilihan yang benar?
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/