NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

[Cerita ini emang slow burn di ARC 1. Kalo tidak sabar baca, mending tidak usah baca daripada bacanya loncat-loncat]

Bumirang Tunggak Jagad terlahir dengan menanggung kutukan karmaphala yang turun temurun diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, dia juga dianugerahi keistimewaan untuk bisa menghapus karmaphala tersebut karena terlahir dari satu-satunya keturunan perempuan. Dia juga dianugerahi wahyu agung oleh semesta karena pengorbanan kedua orang tuanya.

Dia harus mengembara sambil menjalani berbagai macam tirakad serta melakukan banyak kebajikan sebagai upaya untuk menghapus karmaphala bawaan tersebut. Pemuda itu pun disinyalir sebagai utusan semesta yang akan meruntuhkan sang penguasa lalim.

Akan tetapi, musuh yang harus dia hadapi tidak hanya sang raja lalim beserta para pengikutnya, tetapi juga dirinya sendiri. Dirinya yang penuh amarah, Baskara Pati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KIDUNG KAHURIPAN 1

Kembali ke kediaman Raden Sono Baur, Kamandaka memerintahkan Oyot Ngulo untuk memboyong seluruh ular berkepala manusia yang sudah dilemahkan ke Gunung Ndapan. Karena pada hakekatnya di Jagat Kawiwitan ini Nyai Puspa'lah sang ratu pengendali seluruh ular, baik ular biasa maupun ular siluman.

Ular-ular besar berkepala manusia yang ada di Desa Ngalun Dalu kebanyakan adalah orang-orang dewasa atau lanjut usia yang oleh Nyai Basingah hanya diisap darahnya, kemudian mati dan hidup lagi sebagai siluman. Sementara itu untuk para gadis atau perjaka, Nyai Basingah tidak akan pernah menyisakan apa pun. Bahkan tulang belulangnya pun tidak.

Kabar yang tersiar mengenai calon pengantin perempuan yang harus melayani Raden Sono Baur terlebih dahulu sebelum menikah dengan pasangannya, hingga akhirnya banyak yang mati bunuh diri, itu sebenarnya adalah desas-desus tidak akurat.

Kebenarannya, para calon pengantin baik laki-laki ataupun perempuan, bahkan, tidak sempat merasakan kebahagian bersanding di pelaminan karena malam sebelum hari bahagia itu tiba sudah disantap oleh Nyai Basingah. Darah serta daging para pasangan yang hatinya sedang berbunga-bunga menjelang hari bahagia adalah hidangan paling lezat bagi Nyai Basingah yang membenci pernikahan.

Sementara Bumirang masih belum sadarkan diri, Eyang Pamekas dan Kamandaka tengah berbincang di pendopo kediaman Raden Sono Baur yang cukup luas hanya diterangi satu obor yang nyala apinya kecil. Puncak malam telah bergeser lebih dekat ke pagi, tetapi keduanya masih terus terjaga dan tidak tampak letih sama sekali.

"Guru ada di tubuh Kamandaka, apa itu berarti jiwa pemuda itu telah pergi?"

Eyang Pamekas memandangi pemuda di hadapannya sangat intens, sampai-sampai terlihat seperti sedang meneliti. Dengan tubuh bagian atas sedikit condong ke depan, pandangannya naik turun, turun naik membuat Kamandaka risi.

"Kalau aku ini perempuan, orang akan mengira kamu sedang berahi padaku, Pamekas," seloroh Kamandaka. Setelahnya dia terkekeh ringan.

Eyang Pamekas segera meluruskan sikap dan duduk bersila lebih benar karena tadi salah satu lututnya sedikit terangkat, kemudian berkata, "Kalau bukan karena kehadiran Raden Sindu Rencang, aku tidak akan percaya begitu saja bahwa Kamandaka ini adalah Guru."

Raden Sindu Rencang adalah nama Oyot Ngulo yang sebenarnya. Usianya sudah hampir seribu tahun dan seumur hidup hanya bersedia mengabdikan diri kepada Prabu Jagad Kawiwitan. Untuk bisa menjadi sahabat yang saling setia, saling memahami, juga saling melindungi selama ratusan tahun, tentu saja tidak mudah dan tidak terjadi begitu saja. Bahkan ada fase di mana keduanya pernah menjadi musuh bebuyutan yang bertarung dengan niat untuk saling membunuh.

"Jiwa Kamandaka masih ada di sini. Sedang mengasingkan diri di tempat yang paling gelap untuk merenung dan menunggu ada cahaya yang akan menuntunnya kembali. Sekarang Kamandaka sudah menyadari bahwa dirinya menanggung beban karmaphala orang tua atau bahkan para leluhur. Kasihan sekali."

Eyang Pamekas mengernyitkan dahi. "Lalu, selama ini Guru ke mana saja?"

"Di tempat yang sekarang ditempati Kamandaka. Tidur nyenyak sampai akhirnya Kidung Tilar mengusikku. Penyiksaan yang dia lakukan terhadap Kamandaka membuatku terbangun. Aku sudah nyaris bergerak, tapi Bumirang keburu datang untuk menangani semuanya. Jadi aku, ya, tidur lagi. Tapi sialnya Rumpang dan muridnya malah memaksaku keluar."

Selesai berbicara, Kamandaka mengembuskan napas kasar, lalu menggeleng pelan. Sepertinya benar-benar menyesal karena istirahatnya pada waktu itu telah diganggu.

Baru saja Eyang Pamekas hendak membuka mulut untuk menanggapi, tiba-tiba dia merasakan adanya aliran energi yang cukup akrab bergerak di udara. Akan tetapi, seharusnya energi itu tidak bisa dirasakan sampai di sini.

Kamandaka tersenyum tipis saat melihat sikap waspada Eyang Pamekas, lalu berkata santai dengan suara lirih, "Gadis yang cerdik, polos, dan berkemauan keras. Dia memanfaatkan ketergesa-gesaanmu untuk keluar dari sana. Dia sudah mengikutimu sejak dari alam ilusi Basingah, bagaimana bisa baru menyadarinya sekarang ...."

"Hanya ada dua kemungkinan, aku yang bodoh atau dia yang terlalu cerdik," seloroh Eyang Pamekas juga dengan suara lirih.

Lagi-lagi Kamandaka terkekeh, lalu kembali berbisik-bisik, "Dia salah satu yang harus Bumirang hadapi. Disingkirkan berapa kali pun akan tetap kembali dan muncul di jalan yang akan Bumirang lalui. Kamu tau sendiri, bukan? Musuh Bumirang bukan takhta berdarah."

Sementara keduanya terus larut dalam percakapan yang diliputi suana santai dan akrab, di dalam kamar Bumirang, sesosok perempuan bercadar biru tengah berjingkat-jingkat mendekati tempat tidurnya.

Bumirang tetap bergeming ketika perempuan bercadar biru itu duduk di tepi pembaringan, lalu sedikit menunduk untuk memandangi wajahnya yang rupawan.

Sangat tampan. Tapi sepertinya juga sangat sulit didapatkan. Dia bahkan tidak tergoda oleh sentuhan Nyai Basingah. Apa yang bisa aku lakukan untuk memikat hatinya? Jampi-jampi pengasihan?

Dilihat dari matanya yang tiba-tiba menyipit, perempuan itu sepertinya sedang tersenyum.

Baiklah. Sepertinya patut dicoba.

Segera setelah memantapkan niat, perempuan itu pun mengatur napas dan memusatkan pikiran. Setelahnya, dengan tatapan terpaku pada wajah Bumirang, terdengar suara merdu yang mengidungkan tembang Kahuripan Samseti Ruh (kehidupan asmara jiwa).

"Lerap-lerap rengah kahuripan samseti ruh, ketketsat ruh Bumirang ruh Kidung Kahuripan---"

[Benang-benang memintal kehidupan asmara jiwa, mengikat erat jiwa Bumirang jiwa Kidung Kahuripan---]

Tiba-tiba saja Bumirang bangun. Alih-alih dia yang terkejut karena begitu mebuka mata langsung mendapati orang asing sedang membungkuk di atasnya, tetapi justru perempuan itulah yang refleks menarik diri dan otomatis jampi-jampinya gagal total.

Dia hendak melarikan diri, tetapi Bumirang dengan mudah mencekal lengannya. Perempuan itu pun sekuat tenaga mengibaskan tangan Bumirang, tetapi gagal melepaskan diri. Akhirnya malah nekat menyerang dengan tangan yang satunya.

Telapak tangan bersinar kebiruan dengan cepat menuju perut Bumirang, tetapi pemuda itu hanya berguling ke samping untuk menghindar, pun tanpa melepaskan pegangan pada lengan perempuan tersebut. Membuatnya terhuyung-huyung, lalu Bumirang dengan sengaja melepaskan cengkeraman sehingga tubuh perempuan itu hilang keseimbangan, dan menabrak dinding.

Bumirang melompat turun, mendarat tepat di depan perempuan yang sedang merunduk sambil memegangi lengan yang tadi menabrak dinding, lalu merenggut cadarnya. Setelah sejenak mengamati wajah cantik perempuan yang masih sangat muda itu, Bumirang pun tersenyum tipis.

"Jadi ini wujud manusiamu, Kahuripan?"

Identitasanya terbongkar dalam sekejap, Kidung Kahuripan tidak berkutik. Hanya bisa menatap nanar dengan wajah memerah, tidak lagi berani menyerang karena sangat tahu batas mampunya. Semakin lama menatap mata Bumirang, nurani Kidung Kahuripan pun semakin gelisah, merasa seperti ditelanjangi.

Dia ingin berpaling, tetapi rasanya seperti ada tangan tak kasatmata yang menghimpit di kedua sisi kepala, memaksanya untuk tetap bertatap muka dengan Bumirang. Menyadari bahwa dirinya tidak akan mampu berkutik, tatapan nanarnya pun perlahan melembut. Seperti bulan tertutup awan, wajahnya pun seketika berubah suram dan menyedihkan.

1
AFighter
Penasaran, kisah tentang apa dan siapa selanjutnya. Thanks dah update Thor.
AFighter
Ah Kahuripan pinter🤣🤣🤣🤣
AFighter
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ benar-benar duo rusuh
AFighter
Dasar/Facepalm/
AFighter
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ aku bisa bayangin muka melasnya
AFighter
Ah menarik menarik. Begini jauh terasa lebih masuk akal
AFighter
Ini misteri banget. Kenapa kok Sahen Pangertos jadi netap di Kamandaka 🤔🤔🤔
AFighter
Selamat bergabung dalam tim 🤣🤣
AFighter
Ya astaga usilnya/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
AFighter
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
AFighter
Syukur hidup, aku dah mikir bakal mati tu orang🥲🥲🥲🥲
AFighter
Oh God😱😱😱😱
Andini Andana
lelucon yg cukup menghibur, supaya perjalanan kalian lebih berwarna 😚😚😚
Andini Andana
kembali ke setelan pabrik 🤓🤓🤓
Andini Andana
bukaaan.. semacam safety box gitulah 😹😹😹
Andini Andana
uuuh ibarat mau makan, udah nyuap tau2 ada yg nyenggol, jatoh tuh makanan 🙈🙈 terima nasib aja Ki Lawung 😚😚😚
Andini Andana: biyar kuapoook /Smirk//Smirk//Smirk/
Alta [Fantasi Nusantara]: Soalnya TUMAN 🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Windy Veriyanti
Kamandaka yang selalu lapar telah kembali 😁
Alta [Fantasi Nusantara]: Kwkwkwkwkw🤣🤣🤣 buat hiburan
total 1 replies
AFighter
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ selamat kamu bakal terhibur nanti
AFighter
Eh loh ini Kamandaka konyol balik /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ asyik bisa tertawa lagi kita/Grin/
Alta [Fantasi Nusantara]: Ternyata Kamandaka versi edan memang lebih disuakai 😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
AFighter
Di punggung bisa dimuntahkan lewat mulut. Apa tembus gitu ya?
AFighter: Oalah begitu. Oke sip sip Thor. Lanjut, fast update ya/Chuckle/
Alta [Fantasi Nusantara]: Bukan. Yang di punggung itu semacam efek samping dari keberadaan mustika, sedangkan mustikanya sendiri ada di dada
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!