NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

[Cerita ini emang slow burn di ARC 1. Kalo tidak sabar baca, mending tidak usah baca daripada bacanya loncat-loncat]

Bumirang Tunggak Jagad terlahir dengan menanggung kutukan karmaphala yang turun temurun diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, dia juga dianugerahi keistimewaan untuk bisa menghapus karmaphala tersebut karena terlahir dari satu-satunya keturunan perempuan. Dia juga dianugerahi wahyu agung oleh semesta karena pengorbanan kedua orang tuanya.

Dia harus mengembara sambil menjalani berbagai macam tirakad serta melakukan banyak kebajikan sebagai upaya untuk menghapus karmaphala bawaan tersebut. Pemuda itu pun disinyalir sebagai utusan semesta yang akan meruntuhkan sang penguasa lalim.

Akan tetapi, musuh yang harus dia hadapi tidak hanya sang raja lalim beserta para pengikutnya, tetapi juga dirinya sendiri. Dirinya yang penuh amarah, Baskara Pati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAHEN PANGERTOS TERBUKA

Di tempat lain, Kamandaka dan Oyot Ngulo yang sedang berjibaku menghadapi ratusan ular jelmaan para pelayan dan para tukang pukul yang dipimpin oleh Raden Sono Baur, dikejutkan oleh cahaya yang tiba-tiba menerangi gaganantara (langit).

"Sahen Pangertos." Kamandaka menatap langit dan bergumam, pun sambil meninju wajah ular berkepala manusia yang sudah melilit tubuhnya. "Bumirang lepas kendali! Oyot Ngulo cepat! Biar aku yang membereskan para keparat ini!"

"Abdi pamit, Raden." Setelah berpamitan, sosok sulur tumbuhan raksasa itu pun langsung lenyap.

"Kalian menjengkelkan sekali!" Kamandaka berjumpalitan di udara, lalu keluar dari hutan ilusi buatan para siluman ular itu melalui atap, karena sebenarnya tempat itu hanyalah sebuah kamar tidur.

Setelah mengambang di udara, dia melakukan beberapa gerakan tangan yang rumit dan saking cepatnya sulit dilihat oleh mata biasa, kemudian mendorong kedua tangan ke arah atap. Cahaya kebiruan memancar, seperti hidup, setiap helainya saling menjalin tumpang tindih dengan cepat hingga akhirnya seluruh rumah penginapan Raden Sono Baur dikurung oleh rajutan cahaya tersebut.

Beberapa dari mereka yang berniat mengejar, langsung meraung-raung kesakitan begitu menyentuh dinding dan atap.

"Diam dan tunggu aku kembali! Jangan nekat kalau tidak ingin tamat." Setelah itu, sosok Kamandaka pun langsung lenyap.

Sementara itu, masih dalam keadaan terikat, wajah Bumirang tidak tampak karena silau cahaya yang memancar dari dahinya. Hanya suara tawa terbahak-bahaknya saja yang membahana hingga membuat angin bertiup semakin dahsyat, dan bumi pun bergetar seperti dilanda gempa.

Tiba-tiba muncul bayangan putih, berkelebat cepat menyambar ikat kepala Bumirang yang melayang-layang tersangkut di tiang pembaringan. Setelah itu, entah apa yang terjadi, tiba-tiba cahaya dari dahi Bumirang sirna karena ikat kepala sudah kembali pada tempat semula, dan Bumirang pun langsung terkulai lemas

Begitu cahaya itu lenyap, sosok Eyang Pamekas tiba-tiba sudah berdiri di samping Bumirang dengan wajah pucat pasi. "Sang Hyang Acintya. Syukurlah tidak terlambat."

"Lama tidak bertemu, Raden"

Kemunculan Oyot Ngulo yang tiba-tiba di saat dirinya baru saja menghadapi situasi yang menegangkan, sontak saja membuat Eyang Pamekas menjengit kaget. Begitu menatap sosok sulur tanaman raksasa itu dia pun langsung menghardik, "Apa yang kamu lakukan di sini? Berkeliaran, huh?!"

"Kamu tidak merindukanku, Bocah nakal."

Sosok Kamandaka tiba-tiba juga sudah duduk bersila dengan santai di atas punggung Oyot Ngulo, membuat Eyang Pamekas melebarkan mata maksimal sejenak, kemudian buru-buru membungkuk khusuk.

"Salam sejahtera, Guru. Selamat datang kembali."

Oyot Ngulo merendahkan tubuhnya untuk menurunkan Kamandaka. Setelah itu kembali tegak, seperti ular berdiri pada perutnya.

Kamandaka menghampiri Eyang Pamekas, lalu menyentuh kedua bahunya. "Terima kasih sudah membesarkannya dengan sangat baik. Kemampuannya mengendalikan diri luar biasa, sampai-sampai mampu memaksa Sahen Pangertos terbuka."

"Guru jangan berlebihan. Aku hanya mengarahkan saja. Sama sekali tidak berbuat banyak karena kehebatan itu bersumber dari dalam dirinya sendiri."

Kamandaka terkekeh ringan sambil menepuk-nepuk bahu Eyang Pamekas. " Kamu juga hebat. Juga sama luar biasanya." Setelah itu, menatap prihatin pada Bumirang yang dalam kondisi tidak sadarkan diri. "Sayang sekali dia harus menanggung karmaphalaku."

"Itu jauh lebih baik dibanding karmaphala takhta berdarah."

Ujaran Eyang Pamekas barusan seperti menyadarkan Kamandaka pada sesuatu, dan langsung memerintahkan, "Bawa dia kembali ke Desa Ngalun Dalu. Aku masih harus berurusan dengan Nyai Basingah. Oyot Ngulo, pergilah bersama mereka."

"Baik, Raden."

"Pamekas pamit, Guru."

Kamandaka hanya mengangguk dan setelahnya ketiga sosok itu menghilang begitu saja.

"Kamu, siapa kamu sebenarnya? Bagaimana bisa mengenalku?"

Suara dari arah belakang membuat Kamandaka refleks memutar badan. Seekor ular besar, ular biasa, melingkar tidak berdaya di lantai mengundang senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Apa yang sudah kamu lakukan sampai Puspa mengusirmu dari Gunung Ndapan?"

Nama Nyai Puspa dan Gunung Ndapan disebut, kepala ular itu terangkat sejenak, kemudian rebah lagi karena terlalu lemah. "Kamu juga mengenal Puspa dan tau tentang Gunung Ndapan. Siapa kamu sebenarnya?"

Alih-alih menanggapi pertanyaannya Nyai Basingah, Kamandaka justru mengangkat topik lain. "Apa kamu sudah mencoba menggoda Panji Buana?" Sambil bertanya matanya memyipit, menatap penuh rasa curiga.

Ular itu tidak langsung menjawab, justru memejamkan mata acuh tak acuh, kemudian baru berkata, "Aku hanya menguji. Dia setia pada istrinya atau tidak."

Sekarang Kamandaka tersenyum sinis. "Jalan yang dilalui Bumirang sudah diatur penuh karmaphala. Jika perbuatanmu hanya untuk menguji, meskipun diusir dari Gunung Ndapan kamu tidak akan pernah ada di jalan yang akan dilalui Bumirang. Kalian bertemu karena ikatan karmaphala. Bagaimana kamu menyangkalnya, Nyai Basingah?"

Ular itu mendesis lemah, sepertinya sudah pasrah. "Aku tidak mengenalmu, tapi kamu sangat mengenalku. Katakan---"

"Jangan lagi menimbulkan angkara!" Kamandaka menghardik, membuat ular itu seketika bungkam. "Sekarang pergi ke gurun batas nyata dan ilam-ilam untuk menerima hukuman!"

"Tidak!" Ular itu berteriak sambil berusaha mengangkat kepala, tetapi gagal karena kondisinya terlalu lemah. Ketika Kamandaka menjulurkan tangan kanan yang telapaknya telah berubah menjadi pusaran, ular itu pun tanpa mampu melawan tersedot ke dalamnya seperti daun kering. Hanya suara lolongan panjangnya saja yang tertinggal. Pusaran itu adalah pintu gerbang menuju dimensi lain.

Setelahnya Kamandaka berdiri mematung, menatap langit kelam yang tadi sempat terang benderang saat Sahen Pangertos terbuka. Dia yakin, orang-orang sakti di muka buana ini pasti bisa merasakan eksistensi mata rajawali itu. Jika dugaannya benar, sebentar lagi Desa Ngalun Dalu pasti akan kebanjiran pendatang.

...<<<<\=>>>>...

Sahen Pangertos terbuka karena Bumirang telah hilang kendali, tetapi di saat yang sama Kamandaka memuji bahwa Bumirang memiliki pengendalian diri yang luar biasa sampai-sampai bisa membuat Sahen Pangertos terbuka.

Terdengar tidak selaras, tidak konsisten, kontradiktif, padahal sebenarnya tidak demikian. Sahen Pangertos terbuka dengan sendirinya justru membuktikan bahwa Bumirang sukses mampu mengendalikan diri dengan sangat baik. Dia berhasil menekan nafsu duniawi sehingga sesuatu yang murni di dalam dirinya memberontak, naik ke permukaan untuk menghalau sumber petaka yang ingin menenggelamkan jiwa Bumirang ke lumpur nista.

Sahen Pangertos adalah lembang kemurnian. Bumirang mendapatkan wahyu itu berkat pengorbanan kedua orang tuanya. Pengorbanan luar biasa karena mereka berharap Bumirang kelak bisa hidup damai tanpa perlu menanggung kutukan karmaphala para leluhurnya.

Namun, selagi darah leluhur yang sama mengalir di dalam tubuh Bumirang, kutukan karmaphala tetap akan mengejarnya. Hanya saja dia diberkahi keistimewaan untuk bisa menghapusnya. Seperti yang sudah dikatakan oleh Eyang Pamekas bahwa jalannya tidak akan mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Baik buruk akan selalu menguntit, pertolongan serta penghalang pun akan selalu menyertai dan menghadang. Asalkan bisa menjaga hati tetap bersih, tidak ada yang tidak mungkin dicapai.

Sang saksi hidup perjalanan karmaphala dari zaman ke zaman selama tiga abad pun kini telah kembali, yang mana itu berarti segalanya benar-benar akan berada di titik penentuan.

Bumirang Tunggak Jagat, selaras dengan namanya, Bumirang memang ditakdirkan untuk menjadi tunggak atau pancang yang akan menopang mayapada. Bagaimana itu akan terjadi? Jawabannya akan datang seiring berjalannya waktu. Perjalanannya pun masih sangat panjang.

1
Windy Veriyanti
harus banyak stock sabar saat Bumirang membimbing Kamandaka 😆
Alta [Fantasi Nusantara]: Bumirang bagian sabar, Restu Benggala bagian jadi guru killer sebagai penyeimbang🤣
total 1 replies
Moon
Ini mah benar-benar konyol /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Alta [Fantasi Nusantara]: Gak konyol gak seru mereka tuh🥲🥲🥲🥲
total 1 replies
Moon
Eaaaa si tukang makan balek /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Alta [Fantasi Nusantara]: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Adian
Good job Kahuripan 😅
Adian
Soal nyembur gue 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
Kapok hahahaha
Adian
Tidak peka lu😒
Adian
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
lama-lama jago akting semua🤣🤣🤣🤣
Adian
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
Kerja woe kerja hahahahahahahahaha
Adian
Ide bagus
Adian
Duh 🤦 ni bocah gede diimingi makanan gampang banget diculik 😒😒😒😒😒

Tapi yang mau culik pasti ogah, makanya banyak soalnya🤣🤣🤣🤣
Adian
Makhluk dari pluto 🤣🤣
Adian
Astaga ngakak gue🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
Yuhui dia kembali🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
👏👏👏👏👏👏👏👏🥳🥳🥳🥳🥳
Adian
Derita lu 😒😒😒😒
Adian
Tepat sekale 😌
Adian
Gue jijik banget sama ni orang 😕😕😕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!