NovelToon NovelToon
Saudara Tiri

Saudara Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: ATAKOTA_

menceritakan seorang anak bernama Alfin dirinya selalu di benci bahkan menjadi bahan olok-olokan keluarganya karena dirinya tidak terlalu pintar akhirnya dirinya berjuang mengungkapkan potensinya hingga dirinya menjadi seorang pengusaha kaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

secarik kertas untuk langit

"Sakit kak, bahu Fin. bagian itu sakit," tegur Alfin dalam pangkuan kakaknya,

"Kamu sih Fin, berani-beraninya seperti itu tanpa sepengetahuan kakak," balas Doni seraya mencubit lembut dagu Alfin.

"Ssth... Aduh.. sakit kaak! nanti Fin gigit tangan kakak, baru tau rasa. dasar kakak si dahi benjol" kesal Alfin pada kakaknya.

"Hahaha,"

Tawa Doni seraya mengusap-usap rambut saudaranya Alfin, seketika memecah Susana.

" kenapa sih kakak ketawa, ada yang lucu ya? Atau kakak emang sengaja mau jahilin Alfin lagi?" Tanya Alfin kepada kakaknya.

Dengan sorotan matanya, yang sendu. kak Doni tertunduk pilu, terukir jelas dari raut wajahnya yang sedih. " Fin? kamu jangan pernah, pergi jauh dari kakak lagi ya. kakak tidak mau kamu menderita, seperti ini lagi,"

"Tapi kan kak?.."

"Fin!"

Tegur kakak, dengan Sorotan matanya yang sangat serius menyikapi kejadian itu.

"I-ya kak, Maafkan Alfin ya kak," Balas Alfin tertunduk pilu dengan teguran kakaknya yang sangat jelas terlihat dari tatapannya.

"Haah, syukurlah. Sekarang semuanya baik-baik saja," keluh Doni seraya bergumam di dalam hatinya

Mereka berdua terlihat, gemeletuk kedinginan seraya memangku bahu satu sama lain dengan dekapan yang sangat kuat. berselimutkan plastik hitam lusuh, bebagai penahan hawa dingin yang kian terasa perih menusuk kulit. beralaskan kardus tipis sebagai tempatnya beristirahat di bawah dinginnya kolong jembatan.

"Sudah, tidak apa-apa kok Fin. roti di tanganmu ini, juga milik kakak kan? apa boleh kakak buka," tanya Doni dengan senyuman manisnya yang terukir indah dari raut wajahnya.

Alfin yang tertunduk pilu, setelah mendapatkan teguran dari kakaknya Doni. sangat terkejut setelah mengetahui kakaknya, yang ternyata mau menyantap roti bawaannya. dengan sorot mata teduh Alfin tersenyum bahagia memandang kakaknya untuk membuka bungkusan roti itu.

"Boleh dong kak, Fin bawa roti ini kan. tujuannya, emang untuk kakak," Balas Alfin dengan senyumannya.

"Allahuakbar, Allahuakbar,"

"Sepertinya sudah azan kak, kita solat berjemaah aja gimana?" tanya Alfin kepada kakaknya.

"Hmm... tapi Fin? aaah.. sebenarnya kakak ngak bisa solat! soalnya ibu ngak pernah tuh, ajarin kakak solat. jadinya, kakak ragu Fin bagaimana caranya solat yang baik dan benar," balas Doni dengan raut wajah malu memandang wajahnya Alfin.

"Eeeh, yang benar kak? Masa kakak nggak bisa solat. Kakak kan, biasanya selalu dapat nilai bagus. bahkan kakak sering dapat juara kelas. pasti kakak juga unggul dong dalam pelajaran agama," balas Alfin memuji kakaknya.

"Kamu nih, biasa aja sih Fin. kakak nih ya, cuma pas praktek solat aja kakak sering kabur," senyum Doni seraya menatap malu wajah Alfin.

"Astaghfirullah kakak, udah kelas 3 SMP kakak ngak bisa solat? aduuh, ngak bener nih. biasa-biasa nya kakak ngak bisa solat," kaget Alfin terhadap kakaknya. "Alfin aja yang kelas 2 SMP bisa solat sendiri. malah, dari SD dulu juga udah biasa,", Balas Alfin dengan wajah sombongnya.

"Idih, sombong ya. tapi kakak di pembelajaran yang lain kakak selalu menjadi yang paling unggul Lo di sekolah," Balas Doni dengan senyuman sombongnya juga.

"Ya deh kak, kalau kakak bersikeras begitu," balas Alfin dengan wajahnya yang cemberut.

"I-ya, Fin, I-ya. gimana kalau kamu ajarin kakak gimana caranya solat yang baik dan benar. biar kakak juga bisa solat bareng kamu nantinya, dan juga saat kita pulang ke rumah bisa terus berjemaah,"

"Ehh, kakak beneran mau?" Tanya Alfin.

"I-ya dong Fin, kapan lagi coba, kakak belajar shalat nya dari kamu aja sebagai gurunya. Ya kita gantian lah kita," ucap Doni dengan senyuman diwajahnya

Alfin yang mendengarkan permintaan tersebut keluar dari mulut kakaknya, membuatnya semakin bahagia hingga tatapannya semakin teduh menatap raut wajah kakaknya.

"Eeeh tapi Fin? pakaian kita nih kan masih basah. emang bisa ya, kita solat dengan pakaian basah gini?" tanya Doni.

"Ngak papa kok kak, dengan keadaan kita yang seperti ini, tidak ada hambatan kita bisa beribadah kepada Allah," Balas Alfin mengingatkan pentingnya solat kepada kakaknya Doni.

"Syukurlah kalau begitu Fin,"

"Kita untuk sekarang, sholatnya bersebelahan aja ya Kakak. nanti kakak bisa ikuti dengan baik, semua yang Alfin ucap dan yang Fin lakukan," ucap Alfin seraya membentangkan kardus tersebut sebagai sajadahnya.

Kak Doni yang mengetahui, semua ini dari saudaranya Alfin. dengan cekatan menyimak, setiap ayat yang dibacakan Alfin. dengan ketekunan di dalam hatinya, kakak Doni juga selalu mengikuti setiap gerakan solat yang lakukan saudaranya Alfin. Rukuk dan sujut mereka lakukan dengan bersama. bahkan sesekali kakaknya, Doni. tampak tak fokus, saking sibuknya menatap gerak-gerik, Alfin dalam sholatnya.

"Yaah Allah hamba mu ini selalu saja bergelimang dengan dosa, hamba sangat malu kepada mu ya Rabb. karena hamba selalu saja mengabaikan nikmat dan karunia yang telah engkau berikan kepada mu ini. terimalah ibadah hamba mu yang hina ini Allah, berikanlah keselamatan dan kesehatan kepada kami berdua untuk bisa keluar dari segala musibah dan Maribaya ini," gumam Doni mengepalkan tangannya seraya mendongak memohon pertolongan.

Hari yang sore itu, kian redup dengan ayat dan doa-doa yang sempat mereka sampaikan kepada langit sebagai tempatnya mengadu. hingga tak terasa semesta, seketika menjadi gelap gulita kian menyatu bergabung menjadi satu. membentang indah dari kedua sisi. diantara indahnya cakrawala yang sangat luas tampak dari kiri dan kanan. berbalutkan hingar-bingarnya kota tua malam itu. yang yang di penuhi oleh gelak tawa dan kehangatan keluarga terdengar indah dari semua sisi. Berbeda dengan mereka berdua, yang terbuang jauh dari kampung halamannya meringkuk diam dalam keheningan malam kedinginan, kesepian memeluk satu sama lain di dalam selimut plastiknya yang lusuh Berau bau busuk.

"Makan Fin," ucap Doni menyuapi roti tersebut di hadapan mulut Alfin.

"Itu kan bukan mulut kak! tapi malah sampai kehidung suapan kakak," Balas Alfin menyekat hidungnya yang belepotan oleh selai coklat.

"Hahaha lucu kamu Fin," tawa Doni menjahili adiknya.

"Kakaaak!" Kesal Alfin memperingati kakaknya Doni yang kini suka jahil.

"I-ya maaf Fin," Balas Doni menyuapi mulut saudaranya Alfin.

"Kakak ngak makan juga," tanya Alfin seraya mengunyah roti itu.

"I-ya Fin, nanti tinggalin aja separuhnya buat kakak. kamu makan dulu, soalnya sekarang perut kakak belum lapar," dusta Doni kepada Alfin.

"Kak ngak boleh gitu dong! besar nanti Fin ngak bakalan bayarin roti yang harusnya buat kakak ini, baru tau rasa kakak, hahaha..," Balas Alfin kepada kakaknya seraya tertawa kecil.

"Idih, I-ya deh, gitu amat kamu Fin," Balas Doni dengan sigap mengunyah roti di dalam mulutnya.

"Hahaha... kakak juga lucu," tawa Alfin dengan perubahan sikap kakaknya yang kini mereka terasa kian harmonis hingga tampak konyolnya.

"Emang Fin besar nanti mau jadi apa?" tanya Doni kepada saudaranya Alfin.

"Ya itu, aaah? Fin mau menjadi pengusaha sukses aaah? dokter juga kalau bisa daan oh I-ya kalau bisa Alfin juga mau jadi arsitek kak," balas Alfin berkata dengan polosnya.

"Hahaha.. banyak bentul ya cita-cita kamu Fin emang boleh ya cita-cita sebanyak itu," tawa Doni seraya mengelus-elus rambut adiknya Alfin.

"Ya biarlah kak, kan. kalau Alfin bisa jadi dokter nih, nantinya penyakit kakak yang sering kambuh itu biasa Fin obati sendiri. ngak perlu kan kakak beliin obat lagi. hmm kalo Alfin jadi pengusaha sukses Alfin kan bisa tuh punya banyak uang, bisa bikin makanan banyak-banyak gitu kak, biar kita ngak kelaparan lagi. hmm kalo jadi arsitek agak susah sih? tapi Fin maunya bisa bikin kita rumah yang besaaar banget, biar kita bisa tidur nyenyak di dalam sana kak dan kakak ngak perlu lagi tuh peluang kerumah kita yang isinya ada ibu yang suka marah-marah Mulu," celotehan Alfin panjang lebar dengan wajah polosnya yang lebam.

Kak Doni yang menyimak perkataan Alfin, seketika tertunduk pilu dengan celoteh polosnya Alfin. perkataan seperti itu tak harusnya keluar dari mulut remaja seusianya, yang harusnya bahagia bermain-main dengan teman sebayanya. dengan tertunduk pilu, kak Doni sengaja membalikkan badannya ke sisi yang lain supaya biasa membilas air matanya yang kian membasahi pipi. rasa pilu itu tak terbayangkan oleh kata-kata, sesaknya dada saat itu sangat menggelora di dalam hati setelah di tusuk dalam-dalam dengan perkataan polosnya itu.

"Loh, kakak Kok menyamping gitu? Alfin jadi takut kak cuma bisa melihat punggung kakak doang. menghadap ke sini dong kak," Balas Alfin menarik-narik bahu kakaknya supaya menghadapkan kedua wajah mereka.

Dengan sigap, kak Doni menyekat kedua daun matanya dari kedua sisi sampai-sampai ingusan keluar dari hidungnya yang tampak meler tak sanggup lagi menahan Isak tangis yang hendak menerobos sekali lagi dari kedua bola matanya yang sayu. seraya membalikkan badan ke sisi semula kak Doni langsung mendekap keningnya ke dada Alfin dengan cengkraman kuat baju saudaranya yang basah itu.

Alfin yang sibuk menceloteh tak jelas seraya menatap langit, merasa sangat terkejut dengan tangisan kakaknya yang sedikit tersedu-sedu mendekap kening kakaknya ke dadanya itu

"Loh kakak kenapa menangis tersedu-sedu begitu?" tanya Alfin kepada kakaknya.

Doni yang tidak menggubris pertanyaan dari Alfin terus tertunduk pilu dalam dekapan Alfin yang mengelus-elus lembut rambut kakaknya Doni dengan kehangatan.

Dinginnya malam itu tak terasa oleh mereka berdua, saking kuatnya batin mereka membagi kehangatan satu sama lain menyatukan berbagai rasa pilu. Alfin yang tak mendapatkan jawaban dari kakaknya, hanya bisa mengusap-usap rambut hitam kakaknya seraya memandang indahnya cahaya rembulan malam itu yang kian terasa bagaikan menyala terang benderang bersimponikan nada-nada indah jangkrik-jangkrik malam itu.

1
Protocetus
Mampir ya ke novelku Bola Kok dalam Saku
ATAKOTA_: ok kak😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Ceritanya bagus, ngeri jg. Bs jd pembelajaran utk kita klo di luaran sana ada org2x kejam dan keji yg begitu tega terhadap anak2x. Anak2x butuh perlindungan dr org2x dewasa. Kita hrs selalu berdoa dan memohon perlindungan ALLAH.
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
ATAKOTA_: terimakasih untuk dukungannya ya 😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cepat bantu anak-anak tersebut jgn sampai jatuh korban. Gunakan semua peralatan lengkap dan canggih utk penyelamatan. Jgn sampai terlambat. Kasihan anak2x. Keji sekali mereka. Baru ini aku baca org yg begitu keji dan kejam terhadap anak2x. Ngeri.
Aulia Rahmatul Hasanah
Ya Allah lindungi alfin dan doni🥺🥺
Ita Xiaomi
Pak polisi penjahatnya malah lepas. Ndak punya helikopter ya pak utk ngejar? Aku jd mengharap ada hero lain yg bs nangkap tuh Rian. Kasihan anak2x yg jd korban.
Ita Xiaomi
Ndak kuat bacanya. Moga Doni dan Alfin selamat. Kasihan mereka dah banyak menderita. Segera lah mereka berdua bahagia.
piyo lika pelicia
wah cerita yang bagus
NoComent🇮🇩🇮🇩
/Facepalm/salah ternyata Kat Ibu.. ralat , komenku yg di atas. kalau nama boleh pake kapital
NoComent🇮🇩🇮🇩
setelah tanda koma harusnya huruf kecil tapi kalo pake titik pake kapital.
ATAKOTA_: terimakasih banyak atas sarannya 🙏 maklum pemula 😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Moga hingga dewasa mereka berdua tetap bersama. Mereka sukses, sehat dan bahagia.
Ita Xiaomi
Jahat sekali.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.
Ita Xiaomi
Ditunggu kelanjutannya kk. Semangat berkarya. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama kk.
Insyaa ALLAH.
ATAKOTA_: terimakasih banyak mohon terus dukungannya ya😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Aku klo dah baca tentang anak2x yg teraniaya ndak kuat rasanya😭😭😭
Ita Xiaomi
Lah si emak sibuk mengutuk. Gmn hidup anak jd berkah klo disumpahi melulu.
Ryohei Sasagawa
Gak kuat nahan tawa
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
Kaede Fuyou
Pulang kerja langsung baca cerita, seru banget!
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!