bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?
Rara di hina dan di maki selama hidupnya.
Ini semua karena kemiskinan.
Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.
Namanya uang kaget.
Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.
Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.
Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Saat ini Rara hendak keluar dari toko ponsel, langkahnya tiba-tiba terhenti. Dia menoleh ke pemilik toko yang masih terlihat bingung.
"Ada lagi Nona?"tanya seorang pelayan yang merasa malu.Dia pikir Rara sok dan sombong tapi nyata dia punya syarat.
Inilah kekuatan uang.
Mereka pikir Rara akan mengumpat tapi nyata nya Rara tidak peduli dengan apa yang di pikirkan orang lain.
Dia bertanya"Toko mana lagi yang bisa aku beli semua barangnya, termasuk isi gudang?"
Eh..
Apa??
Pemilik toko bersama beberapa pegawainya, langsung terdiam. Mereka menatap satu sama lain, seolah-olah otak mereka baru saja mengalami korsleting.
Gila, gadis kaya ini beneran gila atau.. jangan jangan memang ada program uang kaget seperti di tv tv.
Akhirnya salah satu pegawai yang berani bicara menjawab "Ada beberapa toko besar di sekitar sini. Ada toko kain grosir, toko baju branded, toko tas dan sepatu, toko perhiasan, bahkan toko elektronik yang menyimpan stok laptop dan TV dalam jumlah besar."
Satu per satu pegawai itu mulai menyebutkan nama dan lokasi toko-toko yang bisa memenuhi permintaan gila Rara.
Pasal nya jika ini memang program uang kaget, mungkin saja dia bisa berpartisipasi.Sekarang semua persediaan ponsel sudah habis terjual jadi di punya banyak waktu.
Dan lagi toko toko yang dia sebut kan, semuanya adalah kenalan.
"Bagus,"kata Rara sambil mengangguk puas.
Dia lalu mengalihkan pandangannya ke semua pegawai di toko ponsel ."Sekarang, bantu aku untuk mendapatkan persetujuan jual beli dengan pemilik toko-toko itu. Aku tidak peduli soal harga. Saat aku datang nanti, semuanya harus sudah clear. Aku tinggal bayar."
Mereka semua terperangah. Namun, sebelum mereka sempat mencerna perkataan Rara sepenuhnya, Rara menambahkan sesuatu yang membuat jantung mereka seolah berhenti berdetak sejenak.
"Sebagai imbalan, satu dari sepuluh barang yang kalian beli untukku akan menjadi milik kalian."
Keheningan yang mencekam berlangsung selama beberapa detik. Lalu, seorang pegawai menelan ludah keras-keras.
"Astaga supir itu tidak bohong!!"
Beberapa orang lainnya langsung memandang satu sama lain, seolah menunggu kepastian apakah mereka tidak sedang berhalusinasi.
Tapi saat sopir taksi yang bersama Rara berseru "Hei, dia tidak bohong! Beberapa hal dari isi toko ponsel ini sekarang adalah milikku!"semua orang langsung tersadar.
"Ah be.. benar kah?"
"Beneran ada.."kata si supir lagi dengan senyum kecut.
Maklumlah dia sedang melahirkan musuh untuk dirinya sendiri.Tapi nggak apa-apa lah,ada rezeki juga perlu di bagi bagi biar pahalanya ngalir.
Tanpa berpikir dua kali, mereka langsung berhamburan keluar toko seperti ada gempa bumi.
"Minggir.... aku duluan, Astrid... Mega... Minggir!!"
"Auw...aduh..
Beberapa pegawai bahkan hampir bertabrakan satu sama lain saat mereka bergegas mencari pemilik toko-toko besar di tanah abang ini.
Pemilik toko ponsel yang tadi masih ragu-ragu akhirnya ikut berlari, tak ingin kehilangan kesempatan emas ini.
Pasalnya dia lebih kenal para bos di Tanah Abang di banding kan dengan pekerja nya.
Mari coba toko mas dulu...
"Aing....Lai...laila...
"Ālè... mài wán nǐ de jīn diàn gěi wǒ, kuài diǎn kuài diǎn!"
(阿乐……卖完你的金店给我,快点快点!)
"Ātǎn... āiyō... nǐ de diànzǐ shèbèi duōshǎo qián... ēn, wǒ yào quánbù, kuài diǎn!"
(阿坦……哎哟……你的电子设备多少钱……嗯,我要全部,快点!)
Udah keluar aja bahasa ibu nya.
Rara menyaksikan semua itu dengan perasaan puas. Dia hampir tertawa melihat bagaimana semua orang berubah menjadi lebih cepat dari pelari maraton dalam hitungan detik.
Namun, saat dia melirik layar ponselnya, dia menyadari bahwa waktu sudah lebih dari setegah jam berlalu di tanah Abang.
Tidak secepat di belanja online
"Hanya 20 miliar?"gumamnya, sedikit kecewa karena belum bisa menghabiskan lebih banyak.
Namun, dia juga tahu bahwa 10% dari jumlah itu, yaitu 2 miliar rupiah, sekarang sudah otomatis masuk ke rekening pribadinya.
Tapi dia belum puas.
Matanya berbinar saat dia melihat toko emas di kejauhan.
"Hmm, emas lebih berharga dari uang,ada juga berlian dan permata" katanya sambil mulai melangkah ke toko itu.
Saat Rara hendak melangkah ke toko emas, tiba-tiba beberapa orang menghampirinya.
Rara langsung kicep,apa akan terjadi tawuran?
kenapa sekarang.
Tapi yang dikhawatirkan oleh Rara tidak terjadi.Wajah mereka penuh rasa ingin tahu, mata orang orang ini berbinar penuh harapan.
“Nona, apa benar kalau kami membantu membeli, satu dari 10 barang itu akan jadi milik kami?” salah satu dari mereka bertanya dengan napas sedikit memburu.
Rara menatap mereka sebentar, lalu mengangguk santai. “Tentu saja. Kalian bantu beli, dan setengah dari barang itu milik kalian.”
Tapi jangan lupa selesaikan prosedur dan hitung sendiri berapa yang anda dapatkan dari setiap transaksi.
Rara tidak ingin ikut campur dia hanya perlu membayar, membayar dan membayar.
Jika pun ada yang menipu, Rara tidak takut.
"itu benar, tapi aku tidak punya banyak waktu di sini. Lakukan transaksi dan hitung sendiri habuanmu"kata Rara tegas.
Sejenak, keheningan menyelimuti mereka, seolah mereka sedang memproses sesuatu yang sulit dipercaya. Lalu seperti ada suara petir yang memecah langit keriuhan pun pecah!
“BISA IKUT??”
"AKU JUGA MAU!!”
“TOKOKU DI SINI, NONA! SILAKAN BELI SEMUANYA!!”
lucunya ada juga pemilik toko yang menawarkan dagangannya sendiri tapi juga berniat untuk mendapatkan imbalan hadiah itu. dia bahkan sudah siap dengan barcode nya sendiri dilengkapi dengan harga yang perlu dibayar untuk satu isi toko.
Gilanya , Rara tidak menyebutkan barang apa dan tidak bertanya berapa harganya.
Rara hanya berkata oke.
Dan ..
"Ding "
"Woi ... dibayar woi!"
Suara orang-orang menggema di seluruh sudut Tanah Abang. Seketika itu juga, keramaian pasar yang sebelumnya tidak begitu sibuk. Sekarang berubah menjadi kekacauan total.
"Aku pergi...
Orang-orang berlari ke sana kemari, berusaha mencari toko yang bisa mereka beli, sementara para pemilik toko yang semula khawatir sepi pembeli sekarang malah berlarian mendekati Rara dengan wajah penuh harapan.
“Nona! Tokoku menjual barang-barang impor terbaik! Harganya hanya sekian miliar, kau mau membelinya?” seorang pemilik toko berteriak sambil menunjukkan catatan harga.
Rara tanpa pikir panjang langsung mengangkat ponselnya dan melakukan pembayaran di tempat.
Gedubrak.
Pemilik toko itu langsung berteriak bahagia lalu pingsan di tempat!
Namun tidak ada yang peduli.
Semua orang langsung menyerbu tempat kejadian seolah-olah waktu adalah musuh terbesar mereka.
Dalam hitungan detik, suasana di Tanah Abang benar-benar berubah menjadi medan perang perburuan belanja gila gilaan.
Setiap orang yang mendengar berita ini langsung bergegas mencari toko-toko yang bisa dibeli, bahkan beberapa orang yang awalnya hanya penonton mulai bergabung dalam kekacauan ini.
Sementara itu, Rara hanya tertawa kecil. Dia pun tidak tahu siapa yang memberikan dia sebuah kursi. Dengan begitu Rara hanya duduk manis dan menunggu seseorang datang untuk pembayaran di tempat.
Hemat waktu dan hemat energi.“Begini lebih seru, bukan?” katanya dalam hati.
Tapi dia tidak lupa satu hal, waktu.
"Setengah jam. Aku hanya memberi waktu setengah jam. Lebih dari itu, aku tidak akan membelinya lagi."
Pernyataan itu semakin membakar semangat semua orang.
Mereka tahu, jika mereka terlambat, maka mereka akan kehilangan kesempatan emas ini.Karena itu, mereka berlari, berteriak, dan bernegosiasi secepat mungkin.
Beruntungnya beberapa pemilik toko ambil alih pekerjaan itu sendiri dengan menemukan Rara secara langsung.
Hanya toko-toko yang di sudut terjauh yang tidak mengetahui hal itu. Jadi mereka bisa dibohongi dan langsung diambil alih oleh pihak ketiga .
Toko kelontong, toko daftar, bahkan warung sarapan juga diambil alih. Yang penting semuanya bisa dibayar melalui ponsel.
larilah ke hadapan Rara dan tagih uangmu.
Dan Rara? Dia hanya tersenyum puas.
"Sekarang, mari kita lihat siapa yang bisa mendapatkan bagian terbesar dari perburuan ini."
Sekarang suasana di Tanah Abang sudah tidak bisa disebut sebagai pasar biasa lagi.
Orang-orang berlarian ke sana kemari, mata mereka berbinar penuh semangat, berkeringat, napas memburu, seolah mereka sedang berpacu dengan waktu. Tidak ada yang ingin kehilangan kesempatan emas ini.
Di tengah-tengah lautan manusia,Rara duduk santai di sebuah kursi empuk.
Dia hanya duduk.
Santai.
Sambil menggenggam ponselnya, dia hanya perlu mengangkat tangan dan menscan pembayaran saat seseorang datang dengan daftar barang.
Semuanya otomatis.
Setiap transaksi mencatat alamat rumahnya, memastikan bahwa semua barang yang dia beli akan tiba di pintunya besok pagi selagi harganya di bawah seratus juta.
Tapi yang jelas Rara tidak peduli dengan barang barang kecil itu.
Mereka hanyalah bonus semata-mata.
Menurut sistem, barang di bawah seratus juta menjadi miliknya pribadi.
Namun, jika lebih dari itu?
Barang itu akan menghilang ke udara, terlupakan oleh dunia, seolah-olah tidak pernah ada.
Tapi tetap saja, Rara masih mendapatkan 10% dari semua uang yang dia gunakan untuk membeli barang.
Dan yang lebih menarik lagi, tidak ada yang menyadari keanehan ini dan semua orang akan menganggap nya sebagai sesuatu yang lumrah.
"Nona! Aku sudah mendapatkan satu toko sepatu, tolong bayar sekarang!" seorang pria berlari dengan wajah penuh harapan, menggenggam secarik kertas.
Tanpa mengangkat kepalanya, Rara hanya mengarahkan ponselnya, BIP!
Pembayaran berhasil.
Pria itu langsung bersorak kegirangan. "HIDUP NONA !"
Eh namanya siapa ya,ah masa bodoh,cari lagi ah...
Sementara itu, seorang wanita tua dengan tangan gemetar mendekatinya. "Nona, aku… aku hanya seorang penjual kerudung kecil… tolong belilah daganganku."
Penjual kecil tapi masih bisa melakukan pembayaran melalui ponsel.
Rara mengangkat alisnya dan tersenyum. "Berapa harga semua kerudungmu?"
Wanita tua itu dengan gugup menunjukkan catatan kecil. “lima puluh lima juta, Nona…”
Tanpa ragu, Rara menscan ponselnya. "BIP!"
Pembayaran berhasil.
Wanita tua itu menangis sejadi-jadinya. "Terima kasih… terima kasih… semoga berkah mengiringimu, Nona…!”
Stok kerudung ini hanya laku di musim lebaran tapi ini sudah model 2 tahun yang lalu. dia harus mengosongkan gudangnya karena masa sewa tempat toko nya di Tanah Abang sudah berakhir.
Dia tidak memiliki dana lagi untuk melanjutkan sewa toko.
Tapi mau dibuang ke mana stok ini.
Beruntung gadis di depannya tidak peduli dan stok ini sudah berubah menjadi uang.
Oh syukurlah .
Di sisi lain, seorang anak kecil berlari dengan kantong asongan yang hampir kosong. Matanya berbinar penuh harapan.
"Kakak! Kakak mau beli permenku?"
Rara menatapnya sebentar, lalu tersenyum. "Tentu. Berapa harganya?"
Anak kecil itu mengangkat tangannya dengan polos. "Semuanya seratus ribu saja, Kak!"
"Oh kakak tidak punya uang tunai, Jika saja kau bisa menerima pembayaran melalui ponsel, ckckck"kata Rara yang menyesalkan hal itu.
"Oh Aku punya kak" katanya dengan semangat
Nah sekarang giliran Rara yang ternganga.
Pedagang asongan bisa dibayar dengan ponsel, wih hebat juga Jakarta ya.
Rara tertawa kecil, lalu menscan ponselnya.
"BIP!"
Anak itu terdiam.
Pasalnya di layar ponsel, terlihat angka lima puluh juta.
Mata anak itu membulat, mulutnya menganga. “Ka-Kakak… ini kebanyakan…”
Rara mengacak rambut anak itu. “Beli lagi yang lebih banyak, ya.”
"Oh panggil semua teman-temanmu yang bisa melakukan pembayaran melalui ponsel. tapi waktunya terbatas loh"
Anak itu mendengar tapi langsung menangis bahagia dan langsung berlari dan berteriak girang. “Ibu! Aku kaya! Aku kaya!”
Karena terbatas waktu tidak lama kemudian anak ini langsung berlari lagi dengan sejumlah teman-temannya yang juga pedagang asongan.
Tapi jangan heran di antara mereka ada juga dua pengemis yang juga bisa melakukan pembayaran dengan ponsel.
Tapi sayang, sedekah tidak termasuk dengan pembelian.
"Maaf aku hanya membeli bukan bersedekah"
Dua pengemis ini ingin marah , tapi Rara dikelilingi oleh begitu banyak orang. Mau tidak mau keduanya langsung mundur.
Sedangkan para pedagang asongan,Rara tetap menerima mereka dan memberikan lima juta puluh masing-masing.
Di sekelilingnya, orang-orang tertawa terbahak-bahak, beberapa sampai menangis karena kejadian ini terlalu gila untuk dipercaya.
Tanah Abang bukan lagi sekadar pasar.
Hari ini, di Tanah Abang telah terjadi ajang perburuan belanja terbesar yang pernah ada.
Dan Rara adalah ratunya.
Apa mngkin rara menghancurkan bisnis mereka sprt arya lakukan
dasar si doni masa si rara mau dbeli emangnya barang🥴