Betapa hancur hati seorang Alia ketika mendapat tuduhan sebagai pencuri dari Tantenya sendiri, namun yang paling menyakitkan adalah ketika Arya tunangannya percaya akan hal itu.
sehingga untuk membuktikan kebenarannya dilakukanlah ritual oleh seorang dukun, sebuah jarum dimasukkan kedalam sumur, dan siapapun yang menyentuh air sumur itu dan terbukti bersalah maka jarum akan menusuk tubuhnya sampai menemui ajal.
dan hingga akhirnya sampai alia meninggalkan kampung tersebut karena kenyataan anak dari Tantenya telah merebut sang kekasih darinya, dan bagaimana selanjutnya siapakah sebenarnya pencuri itu dan bagaimana kisah cinta dan kesuksesan Alia ikuti kisah serunya disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliati Sherina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasib Bu sari
Benarlah kata pepatah menepuk air di dulang terpercik muka sendiri, engkau tanam kebaikan atau keburukan sekalipun, akan kembali pada dirimu sendiri.
Apa yang engkau tanam itu pula yang akan kau tuai, jadi jangan pernah menyalahkan orang lain untuk setiap balasan perbuatan yang engkau dapatkan.
Dan Bu sari tidak pernah menyangka, kalau hal itu akan terjadi, semua berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkannya, tapi bu sari, tetaplah Bu sari seorang wanita sombong yang tidak akan pernah mengakui kesalahannya.
Hatinya terlalu keras, jika terlanjur membenci akan terus membenci, padahal mereka yang dibenci adalah keluarga sendiri, sungguh ironi memang, begitulah jika sifat egois mendominasi dalam diri seseorang.
Sekarang sudah hari ke seratus sejak peristiwa malam itu, malam saat Bu sari merasa ada yang menusuk telapak kakinya, tapi secara kasat mata tidak terlihat bekasnya sedikitpun.
Tapi sejak kejadian malam itu ibu sari selalu merasa ada benda asing yang menusuk, baru terasa saat dia menginjakkan telapak kakinya dan sekarang rasa sakit mulai menjalar ke betisnya, tapi rasa sakitnya masih bisa di tahan, kadang ada kadang tidak.
Menurut para tetangga hanya Mbah Sarwo saja yang bisa mengobatinya, buktinya ada beberapa dukun yang di datangi, tapi hanya sembuh sesaat kemudian kambuh lagi.
Tapi sayang sekali, beberapa bulan lalu Mbah Sarwo meninggalkan kampung Sekar Sari, dia mendengar berita anak dari seorang kepala suku, di pedalaman Kalimantan sana, menderita sakit yang tak biasa.
Menurut berita yang beredar, barang siapa yang bisa menyembuhkannya, akan dijadikan suami oleh sang putri, yang konon katanya sangat cantik jelita.
Dan siapa sangka kalau ternyata Mbah Sarwo masih ingin beristri, setelah sekian lama di tinggal mati isterinya, dan dengan sebuah keyakinan, Mbah Sarwo benar benar pergi meninggalkan kampung itu.
Dan entah bagaimana nasibnya sekarang, tak ada seorang pun yang tahu, tapi seminggu yang lalu terdengar desas desus bahwa beliau berhasil mengobati sang putri dan di nobatkan sebagai pewaris tahta selanjutnya.
"Dasar si Mbah itu, udah aki aki masih saja genit, yang dicarinya ternyata daun muda, dikampung ini kan juga banyak daun muda tinggal pilih saja, dari daun muda yang di buat lalapan, bungkus lontong, sampai yang di buat lulur agar awet muda juga ada," celetuk ibu sari.
"Sebaiknya kita ke dokter aja, siapa tahu kebetulan saja, ibu itu beneran ketusuk sesuatu dan harus di keluarin", saran Rania.
"Ya sudah besok pagi kita kerumah sakit", ucap Bu sari menyetujui.
Setelah di ronsen, ternyata di dalam betis Bu sari memang ada sebuah benda berbentuk jarum, dan bisa di keluarkan, melalui jalan operasi.
Setelah melakukan persetujuan dengan suami dan anaknya, Bu sari akan di operasi untuk mengeluarkan benda kecil itu dari dalam betisnya.
Sungguh di luar nalar dan benar benar nyata, sebuah jarum yang ukurannya agak besar dari jarum biasanya berhasil di keluarkan dari dalam kulit Bu sari, pak Anwar dan Rania benar benar heran, mereka seolah tak percaya dengan apa yang dilihat.
Jarum itupun di bawah pulang setelah selesai operasi, dan pasti membuat heran yang melihatnya, tapi sebagian warga tidak merasa aneh, karena mereka tahu bahwa itu adalah jarum penunggu yang telah menemukan tumbalnya.
Gosip pun mulai menyebar di kampung itu, warga bergidik melihat kenyataan yang terjadi dan bertanya tanya apa setelah selesai operasi maka dampak dari mantra itu akan hilang.
Sekarang orang orang sudah tahu siapa benar dan siapa salah, mereka pun menaruh simpati pada Alia, mengingat dulu, bagaimana dia di fitnah, dan hubungannya dengan Arya harus kandas ditengah jalan.
Tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur, mau gimana lagi, melihat keadaan sari adiknya, ingin rasanya pak madi memeluk dan ada buatnya, tapi entahlah pak madi takut adiknya itu masih benci dan malah mengusir dirinya, bagi pak madi darah lebih kental dari pada air, dan sari adalah adik satu satunya.
setelah melakukan operasi untuk mengeluarkan jarum dari betisnya keadaan Bu saripun sudah membaik, jarum penunggu di simpannya di dalam sebuah dompet hadiah emas.
Bu sari bingung, hendak diapakan jarum penunggu itu, haruskah di buang atau di kubur dalam tanah, bila melihat benda itu Bu sari merinding, bulu kuduknya berdiri, seolah olah benda itu berkata padanya, "Awas kau wanita jahat".
setelah melalui pembicaraan dengan suami dan anaknya, akhirnya di putuskan benda itu harus di kuburkan dalam tanah sebelumnya di cuci dan di kapani, agar dia tenang dan tidak gentayangan ataupun mengganggu Bu sari lagi, apaan emangnya hantu yang gentayangan.
Tapi sungguh malang nian nasib Bu sari, setelah sebulan berjalan tanpa rasa sakit, malam itu malam Jumat, dia merasakan kembali hal yang aneh, suara burung hantu malam itu terdengar begitu menakutkan dan hatinya merasakan aura magis yang menggetarkan relung relung jiwanya
Paginy saat dia terbangun dari mimpi mimpi yang aneh, matanya terbelalak melihat kuburan jarum penunggu, tanahnya terbongkar, kain putih kecil yang di bungkuskan tergeletak diatas tanah yang berhamburan.
Bu Sari teriak histeris, teriakannya hampir mengalahkan suara petasan saat tahun baru, lehernya tercekat, karna suaranya yang melengking, rasa takut semakin menjalarinya, sekarang dia tidak tau harus berbuat apa lagi.
Dia berlari masuk kerumah, meraih ponselnya dan segera menelepon Raina sang anak.
"Raina, cepat kemari, ucapnya dengan suara ngos ngosan.
Mendengar suara panik ibunya, Rania menjadi kuatir, tapi dia harus menunggu dulu sampai suaminya berangkat ke tempat kerja.
Setelah Arya, suaminya berangkat dan pamit pada mertuanya, barulah Rania bergegas menemui ibunya yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Saat Rania memesuki rumah, ibunya duduk di sofa dengan lemas, tiba tiba Bu sari kembali merasa ada sesuatu yang menusuk telapak kakinya seperti saat pertama kali rasa sakit itu datang, sekarang wanita paruh baya itu semakin bingung, galau, takut dan sedih bercampur menjadi satu.
"Ibu kenapa lagi", tanya Rania.
"Kuburan jarum penunggu ada yang bongkar Ran, ibu curiga jangan-jangan ini ulah si madi, pasti dia ingin balas dendam.
"Kurang aj*r benar itu om madi, belum puas anaknya mengganggu rumah tanggaku Sekarang malah mau membuat ibu celaka".
"Saudara yang tidak punya perasaan, ucap Bu sari lagi.
"Sudahlah Bu, andai saja Mbah Sarwo masih ada di kampung ini, mungkin kutukan itu bisa dihilangkan, berapapun akan aku bayar asalkan keadaan kembali membaik, sekarang apa, lagi lagi kita harus menyerahkan kondisi ini pada keahlian seorang dokter", ucap pak Anwar yang terbangun karena mendengar percakapan istri dan anaknya.
Lelah, capek, tapi inilah kenyataan hidup yang harus dijalaninya, seandainya kenyataan itu dapat membuka matanya untuk meminta maaf sungguh keluarga pak madi akan menerimanya dengan lapang dada.
Dan berapa kali, ia harus melakukan operasi, sampai kapan, walaupun itu semua di tanggung BPJS, tapi tetap saja, tenaga, waktu akan terbuang sia sia, tapi itulah apa yang kau tanam itu pula yang kau tuai.
judulnya Pertarungan Elemen
Semangat teruss🫶🏻
Wahh meleyot gak tu si alya