NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NAFKAH BATIN

Sesampainya di rumah, Maya segera mengganti pakaian dan merebahkan tubuh letihnya di atas tempat tidur. Tepatnya hatinya dan pikirannya yang teramat lelah. Tubuhnya pun terasa remuk.

Sebenarnya Maya berbohong dengan mengatakan kalau ia sudah makan sore di butiq. Rasa lapar itu hilang ketika di hadapkan dengan setumpuk pekerjaan dan mendengar canda tawa mertuanya dengan menantu yang lainnya.

Kalau bukan karena tanggung jawabnya sebagai istri yang harus mendampingi suami. Ia tidak ingin melangkahkan kakinya untuk berkunjung ke rumah mertuanya setiap ahir pekan.

"May, kamu sudah tidur?" Haris menatap punggung Maya. Ia bisa mengetahui istrinya sedang menangis dalam diam. Walaupun berusaha menahan suaranya, tetapi Haris dapat meraskannya.

Mengusap air mata. Maya berusaha menetralkan suaranya.

"Ada apa Mas? Aku sudah mengantuk." Maya menarik selimut hingga sebatas lehernya.

"Maafkan sikap Mama May... Mama seperti itu hanya karena frustasi melihat keadaanku. Mama tidak bermaksud menyakitimu. Maafkan aku, aku telah gagal menjadi suami yang sempurna. Aku tidak bisa berdebat dengan Mama untuk membelamu. Bahkan, aku pun tak mampu mencukupi kebutuhan tiap bulannya dan aku tak bisa memberikan nafkah batin kepadamu." Haris berkata dengan lirih.

"Sungguh aku merasa menjadi laki-laki yang tidak berguna May.."

Setelah melakukan prosedur sistem pernapasan, dan serangkaian pemeriksaan antara lain dengan tes fungsi paru atau spirometri yaitu alat berbentuk tabung kecil yang di lengkapi mesin pengukur. Sehingga alat itu dapat mengukur jumlah dan kecepatan udara yang di hirup dan di hembuskan oleh pasien. Dokter mendiagnosis Haris mengalami masalah di pernapasan yang biasa di kenal dengan istilah asma dan penyakit paru obstruktif kronis.

"Kenapa kamu tidak berterus terang dengan Mama kalau uang pesangonku habis untuk pengobatanku? Aku tidak melarangmu untuk membela diri."

"Apa Mama Hani mau mendengarkan ucapanku Mas? Tidak pernah.. Selama ini aku sudah berusaha menjelaskan. Tapi Mama tetap dengan pemikirannya."

Maya semakin menangis setelah menjawab ucapan Haris. Sebelum penyakit itu datang menyerangnya. Haris pria yang energik. Untuk mendapatkan sebuah berita ia terkadang mengabaikan waktu istirahatnya, tidak perduli malam atau siang, ia akan pergi jika ada panggilan tugas untuk mengejar berita.

Maya berkali-kali mengingatkannya tetapi selalu di abaikan. Haris terlalu asik dengan dunianya, ia sangat mencintai pekerjaannya. Semenjak itu, jangankan untuk mengaulinya. Hanya untuk sekedar menciumnya saja, Haris tidak mau melakukannya, dengan alasan agar Maya tak tertular. Segala peralatan makan pun Haris meminta untuk di pisahkan.

"Aku hanya ingin kamu mampu melindungiku Mas, bukan soal nafkah lahir yang kurang dan batin yang tak ku dapatkan. Aku hanya tidak sanggup kalau selalu jadi bahan pelampiasan kekecewaan orang tuamu." Maya tak mampu berkata lagi, ia hanya bisa bicara dalam hati.

Sebagai wanita normal, terkadang ada masanya ia mengingikan sebuah sentuhan, tetapi keinginan itu selalu di tepisnya. Ia tidak mau larut dengan nafsu yang masih bisa di alihkannya.

Memilih memejamkan matanya dengan cepat agar Haris berhenti membahas sesuatu yang tidak akan pernah ada ujungnya.

©©©©

Sebelum azan subuh berkumandang. Maya sudah bangun untuk menyiapkan segala kebutuhan Haris sebelum ia meninggalkannya untuk pergi bekerja. Dari mulai air panas di ember yang ia bawa ke dalam kamar mandi, pakaian ganti dan masakan untuk sarapan dan makan siang. Baru setelah itu ia akan melakukan ritual mandinya dan bersiap-siap untuk menjalani rutinitasnya.

"Mas, aku berangkat." Maya mencium tangan Haris. "Jangan terlalu lama duduk di depan komputer." Maya selalu mengingatkan Haris. Pria itu tidak bisa kelelahan.

"Ohya, obatnya juga sudah aku siapkan jangan sampai lupa di minum ya."

Kesehariannya, Haris menghabiskan waktu dengan menulis beberapa artikel tentang kesehatan. Yang ia kirim melalui media online.

"Tidak sarapan dulu May?" Haris bertanya ketika melihat lauk dan sayuran hijau yang sudah tertata rapih di meja makan masih utuh tidak tersentuh.

"Aku membawa bekal Mas, maaf.. Aku tidak bisa menemani Mas sarapan pagi ini."

"May.." Haris memanggilnya sebelum Maya keluar dari pintu. "Aku bisa minta tolong kepadamu?"

"Ya Mas, Mas membutuhkan sesuatu?" Maya membalikkan badannya menatap Haris.

"Kalau kamu ada waktu, tolong berikan ini kepada Lingga temanku. Dulu kami sama-sama bekerja di lapangan, bagian manajemen organisasi. Kamu bisa bertanya di bagian resepsionis." Haris menyerahkan berkas dan kartu nama lengkap dengan alamat ke tangan Maya.

"Ya, Mas. Akan aku sempatkan."

Berjalan kaki untuk sampai ke depan, Maya meninggalkan rumah kontrakannya tepat pukul 7. Sekitar 50 meter keluar dari gang untuk sampai ke jalan raya. Maya duduk di halte menunggu angkutan dengan jurusan dimana ruko ( wilayah pertokoan ) tempatnya bekerja.

Pagi ini, ia berangkat satu jam lebih cepat dari biasanya, ia ingin segera menghindar meninggalkan rumah, ia tidak sanggup berlama-lama menatap wajah Haris suaminya. Melihatnya, mengingatkan kembali akan pembicaran mereka semalam. Maya tersadar hari ini genap 3 tahun mereka berada dalam satu atap tetapi tidak saling bersentuhan.

Tanpa di duga tanpa di sengaja. Mobil baru yang semalam mengantarnya pulang berhenti tepat di depannya. Pria yang ia kenal sebagai iparnya itu turun dari mobil dan menghampirinya.

"May, mari ikut sekalian, kantorku searah dengan tempat kerjamu."

Sebelum sempat menolak ajakannya, pria itu sudah menarik tangannya dengan paksa agar masuk ke dalam mobilnya. Sungguh keadaan yang sangat tidak di inginkan, berada dalam satu mobil dengan Herman suami dari iparnya.

Dan bersamaan dengan seseorang yang melihat dari dalam mobil interaksi Maya dan Herman saat sedang melintas.

"Sepertinya kamu menghindariku May?" Herman mulai membuka obrolan.

"Mungkin hanya perasaan Mas Herman saja." Maya menjawab dengan tidak menatapnya, ia lebih memilih melihat ke depan, sesekali ia memalingkan wajahnya ke jendela.

Tapi aku merasakannya lain May. Kamu menjauh, selalu menghindar saat aku mendekat. Bahkan kamu tidak pernah menatapku saat ku ajak bicara."

"Maaf, Mas.. Aku hanya tidak ingin Tika salah paham. Cukup masalahku dengan Mama Hani. Aku tidak ingin menambah masalahku dengan iparku. Aku harap Mas Herman mengerti." ia menekankan kata ipar, agar Herman menyadari Tika adalah adik dari Haris.

"Kalau kamu bersedia, aku bisa membantumu keluar dari kesulitan. Kamu tidak perlu bekerja sekeras ini May."

Herman Sanjaya pengusaha properti perumahan yang sedang menanjak usahanya. Pria yang memang lebih tua dari Maya itu, sudah lama menyukai wanita Haris. Ia menyukai istri dari kakak iparnya sendiri.

Herman sangat mengagumi Maya. Bisa di bilang, saat pertama kali melihat Maya. Pria itu langsung terpesona. Selain memiliki wajah yang cantik dengan lekuk tubuh yang proporsional sebagai wanita, wajah ovalnya terlihat sempurna dengan memiliki hidung mancung dan bibir sedikit tebal. Menambah kesan seksi dan membuatnya menggilai Maya.

Di depan keluarga, Herman akan menyematkan kata Mbak saat memanggil Maya. Tetapi akan berbeda ketika berada di luar.

"Aku rasa tidak perlu. Lebih baik uang yang Mas miliki, Mas berikan kepada Tika istri Mas." Maya berkata dengan tegas.

"Tolong May. Kamu pikirkan lagi tawaranku. Aku serius."

"Terimakasih untuk tumpangannya Mas Herman." dengan tidak menjawab ucapan Herman. "Ohya aku harap Mas berhenti mengirimkan pesan ke nomorku, aku tidak ingin ada masalah di kemudian hari." Maya segera turun dari dalam mobil Herman setelah kendaraan itu berhenti di depan ruko bertulisan ROS BUTIQ

Tanpa menengok ke belakang Maya terus berjalan, masuk ke dalam ruko melewati pintu kaca yang masih terpajang tulisan. 'Close' ia terus melangkah ke belakang menuju kamar mandi.

Ia menangis kembali. Menumpahkan rasa sedih dan juga kesalnya. Sebagai wanita bersuami tentunya ia merasa tersinggung, dan sebagai sesama ipar ia pun merasa malu. "Sebegitu rendahnya kah aku di mata pria itu?" Maya bermonolog

Bukan hanya harga dirinya, tetapi harga diri suaminya pun di pandang sebelah mata oleh Herman.

Selama ini Maya menutup rapat kekurangan Haris yang tak pernah menggaulinya, Ia tidak ingin siapapun tau bahwa selama tiga tahun Haris sudah tidak mampu memberikan nafkah batin. Termasuk kepada orang tuanya di kampung. Setiap akan menjalankan kewajibannya sebagai suami, kondisinya akan drop.

Hanya kepada Dina temannya ia mau berbagi cerita. Belum hilang dari ingatan ucapannya ibu mertuanya semalam sudah di tambah ucapan Herman yang membuat hatinya semakin teriris.

****

Mohon dukungan like komen hadiah dan votenya ya.. Jangan lupa simpan dalam paforit teman-teman.. Terimakasih 🙏😘

Bersambung ❤️

1
Sinar Wati
Luar biasa
beybi T.Halim
bang lexsus sama kak Dina aja dehhh😂
Zayna Khanza
bisa2x ya dina ikut nongki pdhal blum selesai dirias🤣🤣
Sri Siyamsih
orgtua mulutnya setajam silet. hadew maya
tar lm" d suruh cerai tu anaknya
Suntariyah
Kecewa
Suntariyah
Buruk
Yusni
keren ceritanya..thor ..
Yusni
suka dg ceritanyaaa
Ida Safitri
kang oleh ganteng jg ternyata
Nazwah Nazwah
mmk Haris sableng
Ida Safitri
cinta itu tdk hrs di ucapkan dgn mengobral kt cinta
tp dgn perbuatan yg nyata karna cinta yg sesungguhnya cinta itu tak bersyarat
Imas Siti Rokayah
sweet banget daeng
Zayna Khanza
panggilan alam🤣🤣🤣
Zayna Khanza
nyesekk banget di part ini thorr
tri Wijayanti
ya udah mah,mamah ambil tuh anaknya biar cepet Maya bisa terlepas dr beban hidupnya
Dewi Purbowati
Lumayan
Dewi Purbowati
Kecewa
Ani Ani
cerita yang habis
Ani Ani
mejung pusara Anak nya
Ani Ani
ada yang sedeh nak ditingal kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!