Di universitas ada seorang gadis yang nampak sangat misterius. Penampilannya amat persis seperti kutu buku, dengan kacamata tebal, baju sederhana, buku yang selalu dalam genggaman. Bahkan cara berjalannya pun nampak begitu sangat lamban, sampai-sampai kerap kali jadi bahan tertawaan bagi orang sekitar
Beberapa orangpun mulai berani melakukan pembullyan terhadap sang gadis, namun nahas. Tak lama setelah perundingan tersebut, tersebar kabar jika pelaku pembullyan di temukan dalam keadaan mencengangkan. Tubuh mereka di penuhi luka hingga membuat ngeri bagi siapapun yang melihatnya. Mereka juga pernah sekali di temukan dalam keadaan tidak bernyawa di gedung belakang universitas. Berita panas itu menyebar begitu cepat memenuhi artikel kampus. Tak ada yang tahu, siapa sebenarnya sang Gadis? Benarkah dia pelaku tersembunyi itu ataukah ada oranglain yang membantu di belakang sang gadis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tu es belle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba Kabur
Langkah demi langkah terus Ariella jelajahi, dia memutuskan tak ingin tinggal lebih lama. tanpa memperdulikan peringatan dari pria itu, gadis berkacamata itu pergi secara diam-diam.
sekali lagi Ariella melihat kebelakang, sepi, sunyi, gelap.
mengalihkan pandangan ke arah depan, kaki gadis itu melangkah kembali dengan perlahan.
"huh...."
Ariella menghela napas saat berhasil melewati lorong dan tiba di pinggir jalan raya. Waktu sudah begitu malam, tidak ada kendaraan umum atau apapun yang lewat
"Aku harus kemana?"
Ariella tidak mengingat banyak, tapi jalan utama dia masih ingat harus berputar kemana.
Tiba-tiba Ariella menghentikan langkah saat mendengar seru mesin mobil. Sontak saja gadis itu menoleh, jelas ada lampu menyorot.
buru-buru dia bersembunyi di balik tumbuhan tinggi, berjongkok dan menutup mulut. Ketika mobil sudah berlalu, barulah Ariella keluar secara perlahan mengamati jalanan
"Aku harus cepat, dia pasti sudah kembali" kata Ariella menggebu-gebu
Setelah mengambil kompas dari dalam tas, Ariella mempercepat langkah kaki kecilnya, sejauh lima ratus meter. Ariella membuka kompas, memastikan arah yang dia tuju sudah benar.
Saat mendongak Ariella terkejut setengah mati, di depannya berdiri seorang perempuan bergaun putih dengan rambut panjang menjuntai. Siapapun mengira itu pasti hantu
"si-- siapa kamu?"
seluruh tubuh Ariella membeku, bukan malah menjawab wanita di depan Ariella malah tersenyum lurus menambah kesan mengerikan pada dirinya, sampai seluruh tubuh Ariella rasanya meremang tak karuan
"Ha hann--"
"Apa kamu bodoh? mana ada hantu menginjak bumi"
suara wanita itu membuat mata Ariella melihat kebawah. Benar, batin Ariella
"Kenapa mengejutkan ku?" ujar Ariella, nada suaranya masih terdengar pelan
"Kamu nggak ingin keluar secepatnya dari sini?"
"sini?" beo Ariella, wanita itu mengangguk
"Kamu salah jalan, pergilah ke arah sana" wanita itu menunjuk arah disebelah bahu Ariella, kemudian lanjut berucap "Jalanan ini sudah seperti labirin bukan lagi jalanan biasa"
Saat Ariella mengikuti arah jari wanita itu lalu kembali menoleh wanita tersebut sudah menghilang. Ketakutan yang tadi hilang kini kembali lagi semakin naik rasa takut itu, tidak tahu harus bagaimana.
Apakah mengikuti arah kompas sesuai dengan yang Ariella tahu atau wanita yang dia anggap hantu tadi?
Hati Ariella benar-benar bimbang, kacau sekali akal sehat gadis berkacamata itu sekarang
Ariella membenarkan kacamata, mengusap rambut dengan gerakan frustasi, nada suara nya terdengar lemah saat berkata "Apa yang harus aku pilih? Firasat ku atau wanita tadi?"
Ariella terduduk lemah, menyandarkan pada batang pohon besar. Suasana malam pekat di sertai hembusan angin malam menusuk tulang gadis kecil disana
Rumah pria misterius itu sangatlah jauh dari perkotaan, berada di antara kaki bukit. Bahkan untuk sampai persimpangan saja harus memakan waktu satu jam. Saat hatinya benar-benar kacau Ariella mendengar suara dedaunan kering yang terinjak alas kaki disertai suara beberapa pria
"kalian yakin gadis Tuan kemari?"
"Lalu kemana lagi?"
"jalan ini sudah di modifikasi Tuan, agar gadis itu tidak bisa kabur"
"Dasar bodoh, tutup mulutmu!"
"Benar, ini rahasia yang tidak boleh diketahui orang luar"
"Bedebah, bekerjalah jangan menggunakan mulut terlalu banyak"
suara-suara sumbang itu bagai petunjuk. Mereka sama sekali tidak menyadari jika Ariella tengah tiarap tak jauh dari mereka, bahkan kaki mereka tepat berada di depan wajah Ariella. Sedikit saja kaki itu maju, maka akan menabrak wajah gadis itu
Ariella hanya bisa berdoa agar semua segera berakhir
Beberapa detik berlalu, entah bagaimana ada suara yang membuat jantung ariella terasa di pompa begitu kencang
SREKKK......,.
penasaran bngt...