Mencintai seseorang yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tentunya sangat menyakitkan, apalagi setelah tahu kalau pria yang dicintainya ternyata sudah memiliki pujaan hati.
Yuk simak cerita selengkapnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
"Loh Nau." Hani memperhatikan Naura yang sudah bersama kakaknya. Disamping mereka Lyodra sedang menampilkan wajah betenya. Wanita itu beberapa kali ngedumel dan protes pada Jonathan, tapi tak dipedulikan.
"Dia adikku, aku tidak mungkin membiarkannya sendiri, bersama orang asing." Itu jawaban Jonathan yang bikin Lyodra kesal setengah mati. Wanita itu bahkan beberapa kali melempar tatapan kekesalan pada Naura.
"Kamu darimana saja, kenapa ninggalin Naura sendirian?" Jonathan langsung memarahi Hani.
Hani tentu tidak terima dong. "Ninggalin gimana sih kak, lagian Naura itu udah gede nggak mungkin ilang. Heran deh, katanya dianggap adik doang, tapi khawatirnya ngalahin rasa khawatir ke adik kandungnya sendiri. Aku aja jalan sendiri kakak nggak khawatir tuh, bahkan tadi aku dari sana," tunjuk Hani ke area luar ruangan. "Disana gelap tapi kakak nggak ada tuh khawatir sama aku." Sebenarnya Hani sengaja berkata seperti itu, untuk menyindir sang kakak yang menurutnya tidak menyadari perasaannya sendiri.
Sementara Lyodra langsung menatap Jonathan dengan mata tajamnya, seolah menunggu apa yang akan dikatakan kekasihnya itu.
"Kakak mana tau kamu dari sana. Sudahlah jangan memperbesar masalah ini."
"Jangan bilang kamu menyukai gadis ini?" Kali ini Lyodra yang bertanya.
"Menyukai siapa sih beib, jangan aneh aneh deh."
"Jawab ya atau tidak."
"Aku memang menyukainya karena dia adalah adikku. Apa ada yang salah?"
"Kau tau bukan itu maksud pertanyaanku!"
"Beib, aku memang menyukainya tapi itu hanya sebatas rasa suka kakak pada adiknya, nggak lebih. Lagian kalau aku menyukai orang lain, aku nggak akan berdiri disampingmu dan berstatus sebagai kekasihmu sampai sekarang."
Lyodra diam, tapi dengan ekor mata yang masih melirik sinis pada Naura. Lyodra dapat menangkap ekspresi kecewa yang terpancar di wajah gadis itu.
Jonathan hanya melirik sekilas, saat melihat Hani yang menarik Naura pergi dari sana. Jonathan tau Naura pasti sakit mendengar ucapannya tadi dan dia sedikit merasa bersalah pada gadis itu.
*****
"Oh jadi ini yang namanya Naura?" Shinta tersenyum lalu melirik pada Kevin, putranya.
Naura juga tersenyum.
"Kayaknya udah dapat lampu ijo nih." Hani malah bercanda. Naura langsung melirik ya dengan ekor mata.
"Malam om, tante." Pandangan mereka teralih pada seorang gadis yang barusan menyapa. Gadis itu tersenyum lebar. Naura sampai berpikir kalau bibir gadis itu akan robek, karena saking lebarnya senyumnya.
"Cindy? Selamat malam sayang." Shinta menyambut dengan senang. Walaupun rencana perjodohan sudah dibatalkan, tapi Shinta tetap menyambut Cindy dengan baik.
"Selamat ya Om, Tan untuk hari jadi pernikahannya." Lalu Cindy memberikan paper bag yang dibawanya. Setelah itu, dia langsung bergeser dan mengambil duduk disamping Kevin yang kebetulan masih kosong. Dengan santai melingkarkan lengannya ke lengan Kevin.
"Pacar kamu Kev?" tanya Ayah Rafa yang langsung dibantah oleh Kevin. Cepat cepat pria itu melepas tangan Cindy.
"Nggak kok Om. Kevin udah punya calon sendiri." Sambil melirik Naura yang nampak cuek seolah tidak tertarik dengan pembahasan tersebut.
Ayah Rafa pun hanya mengangguk menanggapi jawaban Kevin. Mereka pun kembali mengobrol.
"Oh ya jadi Jonathan ini anak kamu. Wih, hebat sekali Raf anak kamu," puji Bagus, papanya Kevin yang memang tak asing dengan Jonathan. Maklum saja, Jonathan cukup terkenal di dunia bisnis.
Di tengah obrolan, beberapa kali Jonathan melirik Naura yang nampak sedang berbincang dengan Kevin dan Hani. Sementara Lyodra, setengah jam yang lalu wanita itu pamit ke toilet dan belum kembali sampai sekarang.
"Eh aku pamit ke toilet dulu, udah nggak tahan." Naura berdiri dan ikut pamit pada yang lainnya.
"Mau kakak temenin?" Jonathan menawarkan diri. Padahal tadi saat Lyodra pamit ke toilet dia sama sekali tidak menawarkan diri untuk menemani kekasihnya itu.
"Nggak perlu kak, Nau sendiri aja."
"Kamu beneran nggak mau ditemenin?" Kali ini Hani yang bertanya.
"Iya Han, lagian aku ke toilet doang, bukannya mau pergi perang." Naura pun segera pergi.
"Kev, aku kesana bentar ya, ada temen aku soalnya." Cindy ikut berdiri. Kevin tak menggubris gadis itu.
*****
"Ck, sok kecantikan banget. Denger ya, Kevin itu punya aku dan aku nggak suka seseorang yang mengganggu milikku. Jadi, jauhi Kevin kalau kamu ingin hidupmu tenang."
Naura menatap Cindy lewat pantulan cermin. "Ngancem nih ceritanya?" Sambil mencuci tangannya. Lalu Naura masuk ke bilik toilet.
"Ck dasar cewek nggak tau malu." Naura kaget saat Cindy menendang pintu bilik toilet. Tapi dia hanya diam tanpa membalas ucapan Cindy itu.
"Kirain kamu ketiduran dalam toilet," sambut Hani saat Naura kembali.
"Nggak senyaman itu kali sampe Harus ketiduran disana. Oh ya..." Naura menatap ke arah kursi yang tadi diduduki Cindy.
"Kemana?"
Hani hanya mengakat pundaknya, sedangkan Kevin terlihat tidak peduli.
knp kak jo ga selidiki dl ya apa itu anaknya atw bukan....
kasihan naura,, kuat ya nau, semoga othor kasih jln keluar yg bikin kamu happy ending