NovelToon NovelToon
Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Balas Dendam / Berbaikan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:49.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

"Kau hanyalah sampah yang dipungut dan dijadikan ratu oleh putraku. Bagiku sampah tetaplah sampah! Sampai dunia kiamat pun, aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian!"

Cacian begitu menyakitkan telah dilontarkan oleh wanita tua, membuat gadis muda yang bernama Diana Prameswari hanya bisa menangis merutuki nasibnya yang begitu buruk.

Semenjak masih bayi dia sudah terpisah dari orang tua kandungnya, dia ditemukan di semak-semak dan dipungut oleh seorang wanita tua yang tidak memiliki keturunan.

Bertemu dengan seorang pria tampan yang begitu terobsesi oleh kecantikannya dan mengajaknya untuk membina rumah tangga, membuatnya bahagia. Diana berpikir keluarga dari suaminya akan merestui hubungannya, tapi sebaliknya, keluarga suaminya sangat membencinya karena ia hanyalah wanita miskin yang tidak memiliki apa-apa.

Mampukah Diana bertahan hidup bersama keluarga suaminya yang tidak pernah menghargainya?

Penderitaan seperti apa yang dirasakan Diana ketika tinggal bersama mertuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 08. Anggap Saja Bukan Jodoh Kamu

Menjelang tengah malam, Alka datang dari luar kota. Dia buru-buru masuk ke dalam kamarnya hanya ingin bertemu dengan istrinya.

Tiga hari meninggalkan Diana ke luar kota untuk bertugas, membuat rindunya semakin besar. Ia juga membawakan banyak oleh-oleh berharap istrinya senang.

Tapi ketika membuka pintu kamar, ia tak mendapati keberadaan Diana. Suasana kamar nampak begitu sepi, bahkan di ranjang masih tertata rapi belum terlihat berantakan seperti saat dipakai untuk istirahat.

"Yang, sayang ..! Diana ..! Aku pulang!"

Perasaannya mulai panik saat tak mendapati istrinya, ataupun suaranya.

Dia langsung menuju ke kamar mandi dan ternyata dalam keadaan kosong lalu membuka jendela melihat ke balkon tapi tidak ada siapapun.

Alka benar-benar panik karena tidak mengetahui ke mana perginya istrinya saat ini.

"Diana, kamu ada di mana sih? Jangan buat aku panik, tunjukkan di mana keberadaanmu!"

Alka keluar dari dalam kamarnya dan bergegas untuk menemui ibunya di dalam kamarnya.

Ia tak peduli kalaupun ibunya akan terganggu karena ia tak berhenti mengetuk pintunya.

Ia yakin, ibunya tahu di mana Diana berada.

Dari awal Malena memang tidak pernah mau menerima Diana sebagai menantunya, membuatnya semakin yakin, bahwa Malena lah yang sudah membuat Diana pergi.

"Mama, buka pintunya! Aku mau bicara sama Mama, ini penting!"

Suara Alka terdengar lumayan keras di luar pintu kamar Malena, tentunya membuat Malena terganggu dan terbangun dari tidurnya.

Saat mengingat kejadian di mana ia melakukan kejahatan terhadap menantunya, seketika itu wajahnya langsung memucat.

Malena nampak begitu gelisah, takut Alka akan menanyakan di mana posisi Diana saat ini, kini ia hanya sendirian, tak ada orang yang membelanya jika ia disudutkan oleh putranya.

'Haduh, bagaimana ini? Alka sudah datang, dia pasti menanyakan di mana keberadaan istrinya. Aku harus bagaimana? Aku harus menjawabnya apa? Jika aku tidak keluar menemuinya, pasti dia akan semakin marah padaku.'

Malena menggigit bibirnya gelisah dengan mondar-mandir di sebelah ranjang.

Dalam keadaan panik, ia tak memiliki keberanian untuk membukakan pintunya, namun ketukan makin lama makin keras membuat Malena gemetar ketakutan.

"Mama! Aku tau Mama pasti mendengar suaraku! Aku tau Mama tidak sedang tidur. Cepat buka pintunya, atau aku terpaksa masuk!"

Ancaman Alka membuat Malena semakin menciut, namun ia juga tidak aman berada di dalam kamar.

Ia berharap Alka bisa mengerti, dan mempercayai setiap ucapannya.

Dengan tubuhnya yang masih gemetaran ia beranikan diri untuk membukakan pintunya.

"Eh, Alka! Kamu sudah pulang sayang? Kamu pasti merindukan Mama, bagaimana kabarmu selama kamu pergi ke luar kota? Apa kamu baik-baik saja?"

Malena berbasa-basi untuk mengalihkan pembicaraan, namun tatapan tajam menghunus dilayangkan oleh anak laki-lakinya.

Tak menjawab pertanyaan ibunya, Alka langsung to the point menanyakan keberadaan istrinya saat ini.

"Di mana istriku? Kenapa dia tidak ada di kamarnya?"

Suara dingin penuh intimidasi membuat Malena semakin menciut tak bernyali.

Untuk memberikan jawaban saja seakan lidahnya kelu, sulit untuk berucap.

"Alka, kamu kan lagi capek baru pulang dari luar kota, sebaiknya istirahat dulu, biar Mama siapkan makanan untukmu."

Malena melangkahkan kakinya keluar pintu, berniat meninggalkannya untuk menghindari pertanyaan putranya, namun dengan cekatan, Alka menahan pergelangan tangannya.

Malena mendadak kaku dengan mulutnya menganga. Malam itu benar-benar sangat menegangkan baginya, tak seorangpun ada orang yang membelanya.

"Aku tidak butuh makan Ma, aku ingin Mama menjawab pertanyaanku tadi. Di mana Diana berada? Kenapa dia tidak ada di kamarnya?"

Malena meneguk ludahnya susah payah, hanya pertanyaan yang sepele saja tapi membuatnya kesulitan untuk menjawabnya.

Alka semakin yakin kalau ibunya yang sudah berulah menyingkirkan istrinya.

Dengan helaan napas panjang, akhirnya Malena memberikan penjelasan pada Alka mengenai kepergian Diana.

"Alka, bukannya Mama tidak ingin menjelaskan padamu, tapi Mama rasa kamu masih butuh istirahat. Masih banyak waktu, bisa dibahas besok kan?"

Malena yang dalam kondisi panik, ia coba untuk bersikap tenang, dia pegang pergelangan Alka dan diajaknya untuk duduk di sofa depan kamarnya.

Dengan tatapan tajamnya, Alka langsung menghempaskan tangan ibunya. Ia tak peduli kalaupun dianggap tak beretika, tapi ia yakin ibunya tengah mengatur siasat untuk mengalihkan pembicaraan agar tak menekannya untuk memberitahu tentang keberadaan Diana.

"Jangan pernah mengalihkan pembicaraan ma! Dengan sikap Mama yang seperti ini aku semakin yakin bahwa Mama lah yang sudah membuat istriku pergi dari rumah. Lebih baik katakan saja ke mana perginya istriku, atau aku akan sangat marah!"

Bentakan keras Alka membuat Malena tersulut emosi, seakan-akan ia tidak dihargai di rumahnya sendiri.

Baru kali ini Alka membentaknya, hanya karena ingin membela Diana dia sampai lupa bahwa dirinyalah yang sudah berjasa membesarkan dan juga memperjuangkannya hingga menjadi seorang dokter.

"Alka! Lama-lama kamu kurang ajar juga ya? Berani sekali kau membentakku! Hanya karena ingin membela wanita sialan itu, kau sampai membentak orang tuamu sendiri. Apakah selama ini dia yang mencukupi kebutuhanmu? Memangnya dia sudah melakukan apa untukmu, hingga kau membelanya mati-matian! Perlu kamu ketahui saja, dia pergi dari rumah ini tanpa pamit, intinya dia sudah minggat!"

Seruan Malena membuat degung jantungnya berdetak begitu kencang. Hatinya benar-benar terbakar mendengar kata 'pergi dan minggat' yang keluar dari mulut ibunya.

"Apa Mama bilang? Dia minggat?"

Alka menggeleng lemah dengan tubuhnya yang tiba-tiba terhuyung hingga bersandar di tembok.

Hatinya benar-benar sangat kacau, memikirkan bagaimana nasib istrinya dan di mana keberadaannya.

"Iya, dia minggat karena kemauannya sendiri, bukan mama yang mengusirnya , jadi stop menyalahkan Mama. Memang dia wanita liar, sampai kapanpun dia tidak akan pernah bisa berubah.

Alka merutuki dirinya yang sangat sial. Kepergiannya membawa petaka bagi istrinya.

Kini ia hanya mengkhawatirkan keselamatan Diana. Bagaimana jika ada orang yang berbuat jahat padanya? Siapa yang akan menolongnya? Bahkan Diana tidak memiliki handphone untuk dihubungi, dia terlalu percaya bahwa istrinya tidak mungkin pergi tanpa mendapatkan izin darinya, tapi kini ia kecolongan.

"Mama yakin dia minggat? Mama nggak lagi bohongin aku kan?"

Alka melihat ada sesuatu yang aneh pada ibunya dengan gelagatnya yang tidak tenang.

Kepanikan Malena sangatlah nampak begitu jelas, dan itu membuat Alka semakin yakin kalau ibunya sudah melakukan hal buruk terhadap istrinya.

"Alka! Apa maksud kamu bicara seperti itu? Jangan bilang kamu lagi curigain Mama."

Alka berdecih. "Ck! Ya habisnya Mama selalu bersikap jahat sama Diana, kalau Mama nggak ngelakuin apa-apa padanya, tentunya dia juga nggak bakalan pergi dari sini!"

Malena membuang nafasnya kasar mengontrol diri agar tidak terlalu nervous saat Alka mengajaknya bicara.

"Jadi kau benar-benar mencurigai Mama, Alka?! Perlu kau ketahui saja, sejahat-jahatnya aku, tak terbesit sedikitpun aku punya niatan untuk menyakiti orang lain, apalagi terhadap istri kamu. Dia saja yang memang tidak becus, biarkan saja dia pergi dari sini, anggap saja dia memang bukan jodoh kamu!"

1
Dessy Christianti
Luar biasa
Dessy Christianti
Lumayan
Muhyati Umi
kesalahan aeka juGa. sudah tau ibunya ga suka malah suruh tinggal serumah bahkan ditinggal pula
Muhyati Umi
apakah Diana anaknya dr Yuda?
Muhyati Umi
orang jahat cocoknya cama orang jahat. maleka sama Karin sama2 jahat
Muhyati Umi
harusnya alka mencarikan tempat yang aman dan nyaman buat istri sudah tau keluarnya kek gitu. Carikan aja rumah kontrakan daripada serumah dengan mertua jahay
Srie Sifa
akhirnya ketemu keluarganya
Mimy Laxmy Devee
mantap
Mimy Laxmy Devee
dokter lebih tau dgn tes DNA, kok tidak dilakukan ya
Riya Umar
Buruk
Riya Umar
Kecewa
Ipoen She Mandja
lanjut lagi donggg
Sumar Sutinah
hadeh alka suami macam apa istri g d belikan hp dn g d kasih nafkah uang katanya orang kaya apa d rmh g ada cctpnya
Ma Em
Diana atau Diva mungkin itu orangtua kandungnya semoga kamu cepat kembali pulih ingatanmu kalau benar dr Yuda orang tuamu cepat balas Malena dan Karin agar dia merasakan sakit seperti yg kamu rasakan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Semoga saja Diana selamat dari kekejaman mertua dan Karin dan segera ditemukan oleh orang tua kandungnya untuk balas dendam pada kedua orang biadab yg tdk punya hati
Ika Dw
Halo semuanya 🤗, ini novel ke 3 ku, siap ramaikan 👍😁, jangan lupa like komen ya? Buat penyemangat author 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!