PARASIT

Donna tersenyum lebar mendapatkan pesan dari Andara Pala .

AKU SIAP MENIKAHI MU!

" Yes!! Aku bilang apa? Dia tidak akan tahan menghadapi masalah perusahaan nya. Hahahahaha"

Donna bangkit dari duduknya, berjalan mendekati lemari dan membukanya.

" Aku harus bersiap-siap untuk bertemu dengan mu sayang. Kita akan persiapkan pernikahan ini dengan sempurna "

" Ah iya, aku harus membuat heboh jagat raya dengan berita ini "

Donna menghubungi salah satu teman reporter nya. Membayar untuk mengekspos tentang pernikahan nya ini.

Dan pada saat Donna datang ke perusahaan PT ARTHAMA TBK, Mereka datang menyambut dengan berbagai macam pertanyaan.

" Donna, Apakah benar kamu akan menikah dengan Andara ?"

Donna mengangguk sembari membuka kaca mata hitam nya.

" Lalu bagaimana dengan istri Andara ?"

" Dia tidak bisa berbuat apa-apa, jika dia menolak ? Maka mereka harus berpisah. Karena Andara tidak mungkin membuang buah hati nya"

" Jadi semua berita itu benar ? Jika Andara sudah menghamili mu?"

Donna tersenyum tanpa jawaban.

Andara pala yang menyaksikan video live wawancara Donna hanya bisa mengepalkan tangannya.

Kalau bukan karena rencana Celina , tidak mungkin dia mau menikahi perempuan itu.

" Donna, Apa kamu yakin jika Andara yang menghamili mu?"

Tiba-tiba seorang wartawan melemparkan pertanyaan keluar dari skenario yang Donna ingin kan.

" Atau kau hanya mengkambing hitamkan Andara untuk menutupi aibmu sendiri ?" Lanjut wartawan tersebut.

Tapi Donna pandai menutupi emosi nya, dia tetap tersenyum sembari menjawab.

" Bukankah kalian tahu jika aku dan Andara adalah sepasang kekasih? Lalu siapa yang melakukannya kalau bukan kekasihku ?"

" Tapi kau kan tinggal di Luar negeri selama ini " Balas si Wartawan yang tidak mau kalah.

" Lalu apakah aku harus memberitahu mu jika aku pulang atau Andara datang menemui ku? Cukup !! Aku harus segera menemui Andara, karena dia mau mengajak ku untuk memilih gaun pernikahan kami.. Permisi "

Donna langsung melangkah pergi meskipun masih diberondong oleh pertanyaan-pertanyaan.

Andara Pala kaget dengan pertanyaan satu wartawan ini ? Kenapa beda dari yang lain?

Sedangkan di lain tempat Celina tersenyum penuh kemenangan. Dia lah yang membayar reporter itu, setelah menerima pemberitahuan jika Donna telah meminta Reporter untuk meliput. Celina mengikuti permainan yang Donna lancar kan.

" Si4l!!!! Kenapa jadi begini ?"

Donna mengepalkan tangannya lalu dipukul ke tepi wastafel. Ia sangat marah sekali.

Langsung Donna menghubungi reporter bayaran nya.

" Kenapa jadi begini ?" Hardiknya kesal.

" Maaf Donna, itu bukan orang kita"

" Kalau bukan Tim kalian, lalu siapa?" Donna meninggikan suaranya.

" Aku tidak akan membayar kalian sepeserpun !!" Tegasnya sembari menutup talian.

" Enak aja, udah aku bayar mahal malah kacau balau "

Donna mengumpat tiada henti.

Andara Pala sengaja membiarkan pintu ruang kerja nya terbuka, sehingga Donna langsung masuk tanpa harus mengetuk pintu terlebih dahulu.

" Hay sayang..." Sapa Donna, ia ingin memeluk Andara Pala tapi pria itu mengelak.

" Aku banyak kerjaan "

Donna tercengang dalam waktu beberapa saat, kemudian ia bergerak mematikan komputer yang dihadapi oleh Andara Pala .

" Apa yang kau lakukan ??!!" Pekik Andara Pala , bola matanya menjeling tajam.

" Sayang, ayo kita pergi untuk viting baju pengantin kita.. Minggu depan kita akan Menyelenggarakan pesta pernikahan yang super mewah "

Donna sama sekali tidak merasa takut akan kemurkaan Andara Pala , ia justru dengan santainya melingkarkan kedua tangannya di leher pria itu dan duduk di pangkuan nya.

" Kau pergilah sendiri, Aku sibuk " Cetus Andara Pala .

" Tidak boleh begitu dong, sebentar lagi para investor pasti akan menghubungi mu. Karena mereka menilai jika Andara Pala adalah pria yang bertanggung jawab "

Andara Pala membuang muka, jijik sekali rasanya.

" Yuk!!!" paksa Donna lagi.

Andara Pala mempertimbangkan dengan bujukan sang istri, akhirnya ia mengalah. Donna tersenyum lebar, menurut dia Andara Pala telah kalah telak. Tapi kenyataannya semua itu adalah bujukan Celina .

" Pokoknya aku mau gaun yang mewah dan seksi, meskipun aku sedang hamil. Tapi kandungan ku masih tidak terlihat "

Donna memberikan instruksi kepada para karyawan butik yang melayani. Mereka semua mengangguk mengerti.

" Kalau tidak mengecewakan, aku akan merekomendasikan hasilnya kepada para model lain" Imbuh nya sambil menikmati bayangan nya sendiri di pantulan cermin.

Ambarita yang sudah mulai membaik, sedikitpun tidak diberitahu perihal rencana pernikahan Andara Pala dan Donna.

Sebelumnya Celina ingin menyampaikan rencana tersebut, tapi Azka Boe melarang. Karena dikhawatirkan Ambarita akan emosi.

Dan Azka Boe berjanji kepada Celina akan membantu Celina untuk melancarkan rencana tersebut. Dengan beberapa informasi kelemahan Donna. Termasuk laki-laki yang telah menghamili Donna.

" Azka,,, Aku ingin pulang " Ucap Ambarita lirih.

" Beristirahatlah beberapa hari lagi Oma"

" Nggak !! Aku bosen di sini terus, aku ingin melihat keadaan Celina . Bagaimana dia menghadapi masalah ini ?"

" Oma tenang saja, Celina nampak percaya penuh kepada Andara Pala . Dia malah melaburkan saham di ARTHAMA "

Ambarita kaget mendengar kabar tersebut, senyuman nya tersungging tipis.

" Benarkah ?"

Azka Boe mengangguk yakin. Ambarita menghela nafas lega, tidak disangka jika Celina akan turun tangan membantu.

" Beruntung sekali Andara Pala menikahinya "

Azka Boe tersenyum getir.

" Kalau bukan Andara Pala yang menikah, pasti aku yang maju Oma" Celutuk pria yang jarang sekali tersenyum itu.

" Hussss... Jangan bicara seperti itu, dia Kakak ipar mu"

Azka Boe hanya mengulum senyum.

...****************...

Donna pulang dengan menenteng beberapa tas belanjaan. Setelah melakukan viting baju pengantin, dia mengajak Andara Pala untuk pergi ke Mall.

Menghabiskan beberapa ratus juta bukan masalah bagi CEO PT ARTHAMA TBK itu. Hal itu lah yang membuat Donna tidak rela melepaskan pria tersebut.

 " Lea??? Nada ??"

Donna kaget mengetahui dua sahabat nya sudah nongkrong di ruang tamu sambil menikmati siaran televisi.

" Ngapain kalian ada disini ?"

Tanya Donna sembari meletakkan belanjaan di kursi kosong.

" Nih"

Lea menyerah kan ponsel nya kepada Donna, Donna menerima nya dengan ali mengerut.

" Apa ini?"

" Edo menghubungi kami berkali-kali " Nada yang menjawab.

" Apa kamu sudah memblokir nomor nya?" Tanya Lea.

Donna mengiyakan, dia mengembalikan ponsel itu kepada Lea. Lalu duduk di kursi.

" Edo bilang akan datang kesini " Sambung Lea.

" What's ?? Kenapa ? Mau ngapain dia kesini ?" Donna mulai panik.

" Dia tahu kau hamil anaknya "

" Apa?!!"

Wajah Donna langsung pucat, hal ini tidak boleh terjadi. Jika Edo sampai datang, rencananya akan berantakan. Tahu dari mana Edo tentang kehamilannya. Tidak mungkin dari siaran televisi, Edo bukan penyuka siaran gosip.

" Sebaiknya kau hubungi dia " Nada memberikan saran, Donna tidak menjawab. Tapi ia lakukan saran tersebut.

Segera dia membuka blokiran nomor Edo lalu menghubungi pria tersebut.