Menanti Janji

***

"Na, keluar yuk! Bete nih dirumah trus, lagian malming bakal rame! " ajak Tuti sangat bersemangat, mudah-mudahan saja ajakan nya di iyakan oleh sahabatnya itu soalnya Nara dari kemarin sangat susah banget diajak kompromi!

"Gak deh Tut, aku mending dirumah aja! " tuh kan benar, di tolak juga. Entah kenapa hari ini gadis itu terlihat lesu Tuti sampai nyengir melihatnya! " Hais kamu ini, gak bosan apa dirumah mulu? " sahut Tuti langsung ngegas! Dia paling kesal jika sudah di tolak seperti ini.

Punya sahabat kok bengek? Nara apa-apa selalu saja menolak, gadis itu sudah jauh berubah sekarang tidak se asyik dulu lagi. Uh! Tuti hampir mau memutuskan persahabatan mereka, tapi jangan ah kasihan pula. Sudah 6 tahun bersama, tidak mungkin segampang itu saling berjauhan.

"Lebih nyaman dirumah Tut, bisa rebahan dan gak ngeluarin duit pula! " sahut Nara, dia bahkan merasa keluar rumah hanya untuk membuatnya capek dan menguras isi dompet.

 "Astaga, sejak kapan kamu mikir jika uang akan habis? Asal kamu tau, uang gak dibawa mati Na! Sesekali lah senangi dirimu!"

"Pokoknya gak mau Tut, titik! "

"Ya udah, aku sebel! Bye!!! "

"Hais ngambek pula?

"Tau ah, nyesel punya sahabat kayak kamu!"

"Maaf deh, besok-besok bakal mau! "

"No! I don't like! "

"Ya sudah, bodoh amat! "

"Ih dasar bengek! "

"Hais Tuti, keterlaluan! "

"Gak peduli! "

perdebatan ini pun terus berlanjut saja, keduanya sama-sama keras kepala tidak ada yang ingin menurunkan ego sehingga api permusuhan diantara semakin menyala. Astaga, bagaikan Tom & Jerry aja gak pernah akur!

***

"Jadi kita ingin kemana Sri? "

"Makan dulu, baru ketempat karaoke! gimana, kak Juna setuju? "

"Oh baiklah, aku sih Yes aja! "

"Ya udah ayo buru! "

"Oke Nona! "

"Hais panggil nona lagi? "

"Hehe sorry -sorry! "

Namun di satu tempat yang berbeda, Juna malah sedang bersenang-senang malam ini. Tidak lagi terpikirkan akan Nara, padahal gadis itu sengaja menolak ajakan Tuti karena tujuannya hanya satu malam ini dia dan Juna akan menghabiskan waktu untuk ngobrol bersama.

Hem tapi sayang sekali, Juna tidak mungkin menghubungi sementara dia lagi happy bersama Sri! Biasa lah, teman baru gitu lho!

"Kak Juna suka apa? " tanya Sri sambil melihat-lihat daftar menu dengan raut wajah yang sangat bahagia.

Jelas sekali wanita itu terlihat bersemangat, Juna yang awalnya cuek dan dingin padanya kini kalem bahkan sangat perhatian sekali, siapa yang tidak tergila-gila jika sudah begini? Ah bang Juna I love you bertubi-tubi! 😍

"Apa yang menurut mu enak Sri, aku ngikut aja deh! sahut Juna sambil menatap Sri dalam senyum, entah apa yang sedang ada dipikirnya. Lihat saja matanya tidak berkedip sedikit pun, astaga!

Sri mendengus, mengalihkan perhatian nya dari daftar menu itu. Serasa baru menyadari jika Juna ternyata sedang memperhatikan nya sejak tadi.

"Kak Juna are you oke? " Sri terbelalak sembari melambaikan tangannya di depan pria itu, ya ampun apa yang terjadi padanya? Matanya tak sedikit pun berkedip memandangi wajah Sri. Hello Juna baik-baik saja bukan?

"Kak Jun! " ucap Sri sekali lagi, reflek Juna akhirnya tersadar. "Eh i-iyah apa Sri? " sahutnya tersentak sehingga suaranya terdengar sangat gagap sekali. Melihat pemandangan itu Sri kembali mengulum senyum, seakan menebak Juna termenung pasti karena melihat kecantikan nya.

"Kak Juna mikirin apa? " tanyanya menyelidik, wajah cantiknya ditekuk dengan satu tangan sambil memberanikan diri menatap wajah Juna yang tampan tiada duanya itu.

"Oh ehm gak, gak ada! aku, aku sedang menunggu makanan yang ingin kamu pesan! Yah gitu aja hehe! " jawabnya tersenyum kikuk sambil menggaruk kepala, entah kenapa akhirnya dia yang jadi salting sampai dia tidak bisa berpikir untuk memberi jawaban yang pas. Hedauh si abang ada-ada aja!

Dan lagi-lagi Sri tersenyum ngakak melihat tingkah pria di depannya itu, kenapa sampai gugup seperti ini? Atau jangan-jangan otak Juna ngeres melihat kecantikan Sri, Oalah! Jangan sampai matamu turun kehati Bang!

Bahaya-bahaya!!!..

Sementara Nara terlihat gelisah sendiri dikamar saat ini, sedari tadi duduk sambil memegang ponsel dengan sekali-kali melihat layar untuk memastikan panggilan masuk dari Juna. Tapi hingga sampai saat ini hasilnya Zonk pria itu masih tak kunjung menghubungi.

"Juna kamu kemana sih, kok gak menelpon aku? " gumam gadis itu dengan sendu, tidak bisa diceritakan lagi bagaimana sedihnya Nara saat ini. Wajahnya benar-benar tidak ada tanda-tanda kebahagiaan. Pikirannya dilanda terus dengan harapan yang tidak pasti. Sungguh, malang sekali nasibnya!

"Padahal kemarin udah janji bakal menelpon ku malam ini, apa dia lupa? " tanya nya pada diri sendiri, namun hingga detik ini dirinya juga tidak bisa memberi jawaban. Gadis itu jadi dilema berasa mau nangis saking kesalnya.

Kenapa jadi kacau seperti ini?

Nara masih tidak kepikiran akan Juna yang sedang asyik diluar sana sekarang, malah dia berpikir jika Juna sedang sibuk. Begitulah kepolosan nya saat berpikir sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dalam hatinya.

Tapi tidak, kenapa hatinya juga tidak tenang? Sebenarnya dia punya firasat buruk terhadap Juna, tapi ya sudah lah itu mungkin karena Nara terlalu khawatir. Pokoknya yang pasti hati Nara masih tidak ingin menaruh kecurigaan terhadap kekasihnya, dia harus percaya jika pria itu hanya mencintainya sampai kapan pun.

Namun kenyataan nya tidak sesuai harapan sebetulnya. Di kota besar Juna malah sedang asyik dan bahagia sekarang, semenjak membuat janji kepada Sri seketika itu pun tentang Nara seakan hilang dipikirannya. Terkadang pria itu hanya membayangkan saat-saat kebersamaannya kepada Sri, hatinya terasa telah diculik oleh wanita itu sehingga memikirkan hal lain saja Juna tidak mampu.

"Enak, apa ini makanan favorit mu? " tanya Juna saat sedang menyantap makanannya. "Hem betul, salah satunya ini. Kak Juna harus ingat! " jawab Sri mengangguk semangat. Semenjak bersama Juna hatinya semakin berbunga-bunga bahkan tidak sempat lagi untuk bersedih.

"Tentu aku ingat karena rasanya sangat nikmat! " pria itu mengangguk sembari memuji makanan yang termasuk favorit Sri, wanita itu antusias semakin sumringah melihat Juna yang semakin kesini memujinya terus.

"Lain kali aku akan memasak untuk kak Juna! "

"Emang kamu bisa? "

"Tentu, kenapa tidak? "

"Masih belum yakin sebelum ada buktinya! "

"Kak Juna tunggu, nanti aku bakal masakin untukmu! "

"Baiklah, nanti kita buktikan! "

Percakapan itu semakin asyik saja, sambil menatap makanan rasanya bumbu-bumbu di dalam telah bertambah. Oh bahagianya mereka, serasa dunia hanya milik berdua!

"Kak Jun, sesekali aku boleh main ke apartement mu? "

"Hah tentu boleh, datanglah kapan ada waktumu! "

"Yeah asyik, jadi nanti aku bakal masak disana! "

"Hem lakukan saja sesuka mu! "

"Hihihi "

Padahal Sri hanya asal meminta, sebenarnya tidak berharap akan di izinkan. Tapi dengarlah, ternyata pria itu tidak keberatan. Akh Sri semakin besar peluang nih klo begini!

***

BERSAMBUNG...