NovelToon NovelToon
Between Orion And Cassiopeia

Between Orion And Cassiopeia

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Claudia Diaz

Sekuel novel Rain & Sunny

Cinta itu berhak memilih kepada siapa ia akan berlabuh dan juga cinta itu tidak memandang status.

Begitulah yang dirasakan pemuda bernama Cyril Orion Stevenson. Ya, ia merasakan cinta itu tumbuh dalam hatinya secara tak sadar.

Jantungnya seakan digedor paksa oleh sesuatu yang bernama cinta kala melihat Irene Cassiopeia Jonathan sang sepupu.

“Jika cinta berhak memilih, lantas mengapa cinta kita seolah ada yang menghalangi?"

- Cyril Orion Stevenson -

“Aku tahu bahwa aku juga mencintaimu, tapi aku juga tahu bahwa perasaanku padamu adalah sebuah kesalahan."

- Irene Cassiopeia Jonathan -

Akankah mereka dapat bersatu?
Atau justru menemukan cinta yang lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Claudia Diaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pagi Yang Penuh Kejutan

Matahari telah terbangun dari tidurnya. Pagi telah menggantikan malam, hari telah berganti waktu terus berjalan. Namun, hal itu tidak mengusik ketenangan Orion dalam tidurnya. Entah mengapa ia masih terlihat betah memejamkan mata pagi ini.

Klek!

Pintu terbuka menampilkan sosok pria matang dan sudah berumur hampir menginjak kepala lima itu. Meski begitu gurat usia yang terdapat di wajahnya tak mampu memudarkan ketampanan yang ia miliki.

“Selamat pagi Tuan Muda, mari bangun. Hari sudah siang dan matahari sudah bertengger di sana. Kau tidak kasihan pada matahari yang jengah menunggumu membuka mata?" omelan sang ayah seperti sebuah alarm untuknya.

“Nanti, Dad. Lima menit lagi," suara Orion teredam sebuah bantal, tidak mengacuhkan ayahnya yang berkacak pinggang.

Triton hanya mendelik. Raut wajahnya kentara sekali menahan kesal karena tingkah malas putra sulungnya.

“Rion, bangun, atau Daddy akan melempar dirimu dari jendela kamar ini?!" ancam Triton dengan sejuta kekesalannya yang ia tumpahkan.

Ancaman sang ayah membuat Orion terasa dibangunkan paksa oleh malaikat pencabut nyawa yang siap menyabut nyawanya kapan saja.

Demi Tuhan, ayahnya hendak melemparnya dari jendela kamar ini? Kamar di rumah sederhana Triton Verenio Stevenson, yang terdiri dari 6 lantai. Ayahnya tidak berubah menjadi gila, bukan? Bisa remuk semua tulangnya.

“Daddy, Daddy tidak bercanda, bukan?"

“Tidak aku sedang dalam mood buruk dan tidak bercanda," jawab Triton tenang.

“Kalau begitu, tentu Daddy tidak lupa kalau rumah Daddy yang sangat amat sederhana ini terdiri dari 6 lantai?"

“Tentu, aku sadar sepenuhnya, rumahku yang asri dan super sederhana ini terdiri dari 6 lantai, dilengkapi dengan Living room, family room, dining room, beberapa kamar tidur dengan fasilitas kenyamanan dan keamanan yang setara dengan hotel bintang tujuh. Selain itu ada beberapa kamar mandi dalam ruangan disertai dengan ruang ganti. Juga ... perpustakaan pribadi, ruang kerja, kamar mandi umum, dapur yang besar dilengkapi dengan meja bar yang nyaman dan peralatan dapur yang lengkap. Masih ada sauna pribadi, kolam renang mewah dan gymnastic, serta bioskop, dan arena bermain anak, sky lounge, taman bunga seperti milik keluarga kerajaan dan juga helipad ...."

“.... tentu aku tidak akan lupa bagian-bagian dari rumah sederhanaku ini, Nak," Triton menjelaskan panjang lebar tentang kondisi rumahnya yang mampu membuat Orion menjatuhkan rahang.

“Daddy, Daddy sehat?"

“Tentu saja aku merasa sehat dan bugar di hari yang cerah ini, Anak Muda. Kau tidak melihatnya?"

Orion hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sepertinya sang ayah salah makan pagi ini, atau mungkin ayahnya ini sedang berada dalam siklus bulanan?

“Dad ini masih pagi," Orion merengek pada sang ayah.

“Ini memang masih pagi. Dan kau ada kelas pagi ini, bukan. Dan kemana motormu, kau pulang, tapi tidak membawa motor?"

“Sial bagaimana bisa motorku ketinggalan di tempat Uncle?" Orion merutuk dalam hati.

“Dad, semalam aku sudah menitipkan pesan pada Bibi. Masa Daddy lupa. Pasti Bibi sudah menyampaikan," Orion menatap ayahnya jengah.

“Apa yang kau lakukan di rumah Rain. Dan bagaimana motormu bisa tertinggal di sana?"

“Mencari petunjuk adanya keberadaan makhluk dari planet lain," jawab Orion sekenanya.

“Sungguh? ... bukan bermain dengan wanita?"

“Daddy, aku ini dari keluarga terhormat, ya! Masa aku bobol gawang anak orang? Mending bobok gawang klub lain saja," sanggah Orion mentah-mentah.

Triton hanya menatap sang putra yang penampilannya sudah seperti orang gila pinggir jalan dengan rambut yang serupa sarang burung ini.

“Bermain tidak harus membobol gawang, idiot! Penyiksaan apa yang kau berikan untuk wanita itu?" Triton mulai mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

“Eh? ... he-he. Ah, itu bukan apa-apa, hanya permainan kecil. Uncle bilang hasil latihanku harus sering diasah supaya tidak tumpul," Orion merasa kikuk di depan sang ayah.

“Lalu seperti apa?" Triton mendesak agar anaknya mau bicara jujur, meski ia sendiri sudah mengetahui apa yang putra sulungnya lakukan.

“Melukis saja, tapi dengan pisau dan ditambahkan sentuhan akhir dengan perasan jeruk nipis dan lelehan lilin, hanya itu, Dad. Tidak kejam, kan?" Orion menatap sang ayah dengan pandangan takut. Ia sangat takut jika ayahnya ini mengamuk.

“Apa alasannya sehingga dirimu melakukan itu?" tuntut Triton lagi.

“Wanita itu bilang jika ia lebih unggul dari segi mana pun ketimbang Mommy dan Aunty Sunny, dan ia sedikit merendahkan Mommy dan Aunty. Dia juga menggoda Uncle Rain dan mengajak bermain panas," jelas Orion lagi.

Triton masih mempertahankan wajahnya yang dingin.

“Keluarlah dan ambil motormu. Berangkat kuliah sana!"

Dengan tidak rela, Orion meninggalkan tempat ternyamannya itu, dan bergegas membersihkan diri sebelum ia dilempar sungguhan oleh sang ayah.

Triton menghubungi seseorang. Saat Orion sudah menghilang dari pandangannya.

“Halo, pecat wanita yang mencari masalah dengan anakku dan Rain, buang dia. Pastikan tidak ada yang mengetahuinya!" perintah Orion dari seberang telepon.

”Bangkai tidak boleh disimpan terlalu lama. Oleh karena itu harus segera dihilangkan jejaknya," gumam Triton sambil berlalu dari kamar sang putra.

Saat Triton menapakkan kaki di ruang makan suasana hening begitu terasa, meresap hingga ke hati. Istri dan putra bungsunya masih setia menunggu kehadirannya dan si putra sulung untuk sarapan bersama.

“Apa yang kalian ributkan, kenapa lama sekali?" Cleo bertanya sambil memandang suaminya.

“Aku hanya bertanya ke mana Mr. Black kesayangan anak itu. Tidak ingatkah dia jika motor itu miliknya?" Triton menjawab sambil mendudukkan dirinya di kursi.

Derap langkah kaki yang keras dan bersahutan tak lama mulai terdengar dan memenuhi seluruh penjuru ruangan.

“Maaf aku terlambat!" Orion tampak mengambil napas dengan rakus, kemudian mendudukkan dirinya di kursi makan.

“Kakak, oh Kakak. Kau itu selalu maraton dan membuat kehebohan di pagi yang damai ini, ini di rumah, bukan arena maraton," mulut Leander mulai mencibir, terlihat sekali jika bocah itu tidak senang.

“Ha-ha-ha ... kau tidak tahu ya, jika aku sedang hobi melakukan maraton. Aku ingin mulai pola hidup sehat. Oh iya, nanti aku berangkat denganmu, ya? Kita mampir dulu ke tempat Uncle Hujan untuk mengambil kekasihku," balas Orion sembari merangkul pundak Leander.

“Apa? ... t-tapikan aku ada kuliah sore saja hari ini, dan aku ingin menikmati waktu santaiku, masa harus keluar?!"

“Kau membantahku?!" Orion memicingkan matanya saat memandang sang adik. Deep voice yang terdengar seperti sebuah melodi kematian itu mengusik ketenangan Leander, membuat Leander harus menelan ludah banyak-banyak.

“Mampus kau, Lean! Kau membangunkan singa yang sedang hibernasi panjang," Leander sibuk komat-kamit merutuki dirinya sendiri yang ceroboh.

“Baiklah ... a-aku akan mengantarmu, Kak," pasrah Leander. Hei, dia itu masih sayang nyawa, tidak mungkin dia mencari masalah dengan kakaknya, bisa-bisa ia setor nyawa.

“Nah, itu baru adikku. Kau memang yang terbaik dan paling mengerti!" Orion memekik senang mood-nya cepat sekali berubah.

Seusai sarapan, Orion pamit sambil menarik sang adik untuk ikut bersamanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Suasana jalanan cukup lengang, tidak seramai biasanya. Hal itu membuat Orion kembali diterpa rasa kantuk.

“Hoaaam!" mulut Orion terbuka lebar, secara refleks ia menutupi mulutnya dengan tangan.

“Butuh kopi, Tuan Muda?" Leander mencoba berbasa-basi, saat ekor matanya tak sengaja melirik sang kakak yang menguap bak seekor kudanil.

“Ide yang bagus, Pelayan!" Orion menepuk pundak Leander sedikit keras, membuat si empunya terkejut. “Kalau begitu tolong belikan satu minuman kopi untukku, dan itu harus memakai uangmu."

“Apa, tidak adil. Itu namanya pemerasan?!" Leander tampak tak setuju dengan ide Orion, jelas dong, karena dirinya yang merasa dirugikan di sini. Namun, sayangnya Orion bersikap tak acuh dengan protesan adiknya yang berbeda beberapa menit itu.

“Ingatlah satu nasehat ini, berbagi itu indah, saudaraku," kata Orion dengan senyum tanpa dosa.

“Argh!" Leander mengerang, merasa frustasi dengan sikap pelit kembarannya itu.

“Dasar tidak mau rugi!" maki Leander dalam diam.

Suasana kembali tenang, setelah keduanya tidak ada yang bersuara. Namun, tiba-tiba Leander dikejutkan oleh beberapa gerombolan pemotor yang berbaris mengelilingi mobilnya.

“Kak," panggil Leander sembari menatap sang kakak, seolah memberi isyarat.

“Ya ... ya ... ya ... aku mengerti. Kau fokus saja menyetir," Orion menjawab sembari memejamkan matanya sebentar. Akan tetapi, tangannya dengan sigap mengambil senjata laras panjang yang tersimpan di jok belakang mobil.

“Sepertinya mereka juga membawa senjata," Leander menduga.

“Tentu saja, mana ada penjahat yang beraksi dengan tangan kosong. Kaupikir dia Rambo?"

Dor!

Dor!

Dor!

“Awas!" Leander memberi aba-aba.

Benar saja karena tidak butuh waktu lama. Peluru melesat ke kaca mobil Leander bagian depan, beruntung kedua kakak-beradik itu memiliki refleks yang baik, sehingga dapat menghindarinya.

“Aish, jinjja Shibal?!" umpatan Leander meluncur kala kaca bagian depan retak.

“Lean!" panggil Orion sambil menatap dalam mata sang adik.

Sontak saja Orion membuka kaca mobilnya, dan ia langsung membidik target dengan senjata yang ia bawa. Sementara Leander menambah kecepatan mobilnya berusaha mengimbangi laju motor sang penembak.

Dor!

Duar!

Orion menembak bagian ban belakang pemotor tersebut, sesaat kemudian meledaklah motor itu, hingga pengemudi terkapar di jalan.

”Dapat satu mangsa," Orion menyeringai senang. Tidak hanya itu, Orion mengambil penutup wajah, selesai mengenakannya, Orion lantas membuka atap mobil Leander dan kembali membidik target.

“Terkunci. Satu ... dua ... tiga ...."

Dor!

Duar!

Selesai dengan tugasnya, Orion kembali duduk dengan tenang, “Kini saatnya giliranmu, saudaraku."

Leander langsung tancap gas, saat Orion memberinya aba-aba. Ia langsung menabrak pemotor yang menghalangi jalannya.

Brum!

Brak!

Mobil Leander sengaja menyenggol sang pemotor dengan keras, hingga pemotor terjun bebas dari flyover.

“Mendokusē, cih!" Leander berdecih, Orion hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat ini Orion tengah berada di kampus. Setelah mengambil motor kesayangannya dari rumah Rain. Akan tetapi, ia justru sedang bersantai di bawah pohon mangga karena tidak diperbolehkan masuk kelas oleh dosen, dikarenakan terlambat.

Orion sedang sibuk berselancar di internet sambil menonton anime favoritnya.

Semilir angin yang bertiup lembut, menerpa wajah tampannya, dengan daun yang ikut menari-nari seirama dengan tiupan angin, menciptakan rasa damai yang menyusup dalam diri Orion.

Kresek ... kresek!

Suara yang terdengar samar, mengusik pendengaran Orion.

“Apa, sih?" Orion menggerutu karena ketenangannya sedikit terganggu.

“Ah, syukurlah. Akhirnya aku bisa meraihmu, sekarang ayo kita turun kucing kecil," sebuah suara menginterupsi kegiatan Orion. Membuat Orion mendongak ke atas.

“Cassie, apa yang kau lakukan di atas sana?!" Orion berteriak menyadarkan Cassie.

“Aku sedang menyelamatkan anak kucing yang sedang terjebak di atas pohon. Sekarang aku hendak turun," teriak Cassie balik, “Rion, kenapa pohonnya tinggi sekali. Bagaimana caranya aku turun?!"

Cassie mendelik horor, ia tidak menyadari jika dia bisa memanjat pohon setinggi itu.

“Jangan bergerak, tunggu aku!" seru Orion sambil memanjat pohon mangga untuk menolong Cassie.

Ketika sudah setengah jalan, dahan yang menjadi pegangan Cassie patah sehingga membuat Cassie terjatuh, “Rion, awas!"

“Argh!" Orion yang tidak siap juga ikut terjatuh, dan terjerembab ke tanah.

Bruk!

Cup

“Meow!"

Kejadian itu terjadi begitu cepat, kedua bibir mereka bertemu dengan posisi Cassie terjatuh di atas Orion dengan kucing yang berada dalam pelukannya.

Sementara Orion sendiri sudah memeluk erat pinggang Cassie.

Kedua mata mereka membola karena kejadian tak terduga yang menimpa mereka pagi ini.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
nasib di tolak...
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
maaf baru mampir LG ya ka..
ak bacanya nyicil hehe
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Keren bahasanya...
aku suka banget gaya bahasanya
Eli priwanti
🐠🌹 untukmu thor 👍
〈⎳ Dandanies Aerigom1288: Thank you 🙏
total 1 replies
Eli priwanti
aku mampir kak,sudah ku subscribe
〈⎳ Dandanies Aerigom1288: makasih Bunda
total 1 replies
Eli priwanti
sakit bgt melahirkan itu,tp aneh gk bikin kapok ya? 🤭
〈⎳ Dandanies Aerigom1288: betul sekali
Eli priwanti: emang bgtu,tp itu adalah kodrat sebagai seorang wanita 😊
total 3 replies
Utayiresna🌷
bisanya tadi aku baca langsung ketiduran 😭😭... 5 iklan untuk kakak.. semangat selalu /Determined/
Utayiresna🌷: smaa sama 😘
〈⎳ Dandanies Aerigom1288: Thank you 🙏
total 2 replies
〈⎳ Dandanies Aerigom1288
Tikus terbang Ya Allah
Utayiresna🌷
hati hati ada tikus terbang 😭😭😭
Utayiresna🌷
widih Pangeran tampan kerajaan😆
Utayiresna🌷: bisa jadi🙈
〈⎳ Dandanies Aerigom1288: Tampan dong kan sambil bayangin Thehun EXO
total 2 replies
Utayiresna🌷
wah berarti bisa teraktir aku juga ya/Sweat/
〈⎳ Dandanies Aerigom1288: boleh
total 1 replies
Utayiresna🌷
hebat Orion🙈
Utayiresna🌷
astaga Orion, berarti telingamu sudah gak polos lagi/Sob/
Utayiresna🌷
syukurlah
Utayiresna🌷
tidak apa - apa asal ketemu Cassie🤪
Utayiresna🌷
Astagaa,, Cassie lebih baik jangan kepolosan mu entar udah gak ada/Sob/
Utayiresna🌷
Persis diriku/Sweat/
Utayiresna🌷
jijik?/Sweat/
Utayiresna🌷
di banting /Grin/
Utayiresna🌷
si boy memang cerdik berbuat alasan/Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!