NovelToon NovelToon
Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:447.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zhuzhu

Setelah bertransformasi menjadi bayi, mantan kepala badan intelijen rahasia, Cheng Yao yang tumbuh besar dan dikenal sebagai Putri Danyang yang malas dan tidak berguna ditipu oleh Kaisar dan dikirim ke perbatasan untuk menikahi Adipati Ning. Adipati Ning adalah adik sepupu Kaisar, dan Cheng Yao menganggap bahwa suaminya adalah pria tua yang jelek.

Namun, setelah melihat wajah asli Adipati Ning, Cheng Yao mengubah pemikirannya dan berkata ingin punya anak dengan Adipati Ning.

Adipati Ning mengabaikannya, namun dia kemudian menyadari bahwa Cheng Yao berkaitan erat dengan Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai, organisasi intelijen rahasia nomor satu di dunia persilatan.

Akankah Cheng Yao mendapatkan keinginannya untuk memiliki anak dari Adipati Ning, Ning Ziyu tanpa menyingkirkan bayangan yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 24: Ambisi Tersembunyi

“Kekacauan apa lagi yang dia buat kali ini?” tanya Ning Ziyu pada Ling Yun. Dia menyuruh Ling Yun mengikuti Cheng Yao, dan baru kembali sore hari.

“Putri mempermalukan Nona Qiu Wen dengan memaksanya tampil menari di depan semua orang. Dia juga membeli banyak barang mahal dan mengirim tagihannya ke kediaman.”

Ning Ziyu memijat pelipisnya. Dia bersandar di sofa, mencoba menenangkan diri. Semakin hari, Cheng Yao memang semakin sulit dihadapi. Wanita itu tidak bisa dikendalikan oleh siapapun. Kemarahannya itu telah menyusahkan banyak orang. Ning Ziyu benar-benar merasa frustasi.

“Dia begitu pendendam.”

“Tuan, Putri begitu pendendam, bagaimana jika dia juga balas dendam pada Tuan? Bagaimanapun, Tuan-lah yang membuatnya marah besar kali ini. Bagaimana jika dia melakukan sesuatu yang buruk yang merugikan Tuan?”

Ling Yun ini mulutnya tidak bisa direm. Di antara semua bawahan Ning Ziyu, dialah yang paling cerewet dan paling suka bergosip. Ling Yun tidak segan-segan mengucapkan kata-kata buruk tanpa berpikir. Ning Ziyu kadang kesal olehnya, tapi anehnya kata-katanya itu selalu ada benarnya.

“Diam kamu. Urus saudaramu yang terluka itu, bilang padanya untuk lebih rajin berlatih. Melawan seorang wanita saja tidak bisa.”

Ling Yun bingung tentang apa yang membuat Adipati Ning begitu ketus sore ini. Ah, mungkin karena dia kesulitan menghadapi istrinya yang seorang putri itu. Ling Yun mundur perlahan, membiarkan Ning Ziyu bergulat dengan pikirannya sendiri. Tetapi, tidak berhasil karena Jing Fu tiba-tiba masuk.

“Tuan, Wakil Jenderal Song sudah datang.”

“Biarkan dia masuk.”

“Itu…”

“Apa?”

“Wakil Jenderal Song juga membawa Nona Song kemari. Apakah Tuan ingin mempersilakan Nona Song masuk juga?”

“Yang ingin aku temui adalah Song Haitian.”

“Dimengerti, Tuan.”

Jing Fu keluar untuk memberitahu Song Haitian. Setelah diberitahu, Song Haitian masuk sendiri ke ruang baca, meninggalkan putrinya di aula sendirian. Song Hua memakai gaun berwarna krem yang cerah dan lembut. Sosoknya terlihat begitu menawan dan elegan.

“Nona Song, Tuan mungkin membicarakan sesuatu yang penting dengan Wakil Jenderal Song. Silakan Nona bersantai,” ucap Jing Fu.

“Terima kasih, Tuan Jing.”

Song Hua berjalan-jalan di sekitar taman kediaman utama. Dulu, dia sering bermain kemari dan menghabiskan banyak waktu dengan Ning Ziyu. Hanya saat mereka mulai beranjak remaja dan menjadi dewasa seiring waktu, mereka jadi jarang bertemu atau berinteraksi. Singkatnya, hubungan mereka mulai menjadi asing secara perlahan.

Beberapa pelayan terlihat gembira melihat kedatangan Song Hua. Wanita yang disebut sebagai kekasih masa kecil adipati ini sangat cantik dan berbakat. Dia lebih baik dari Putri Danyang yang sudah menikah kemari.

Pelayan-pelayan itu adalah pelayan kediaman utama, yang tidak ditugaskan melayani Cheng Yao sehingga mereka tidak tahu bahwa Cheng Yao jauh lebih unggul dari Song Hua.

Merasa para pelayan masih sangat menghormatinya, Song Hua jadi punya kepercayaan diri. Dia tersenyum dengan tenang, pergi ke tempat-tempat yang sering didatanginya di masa lalu. Jika dipikir-pikir, kediaman ini memang jauh lebih ramai dan suasananya lebih hangat sejak Ning Ziyu menikah.

Song Hua tanpa sadar melangkah memasuki halaman belakang yang ditinggali oleh Cheng Yao. Kakinya memasuki taman, lalu berhenti di depan bangunan yang difungsikan sebagai kediaman tempat tinggal istri adipati. Tempat ini terasa begitu hidup.

“Siapa yang mengizinkanmu datang kemari?”

Cheng Yao menatap tidak suka pada Song Hua. Wanita ini, apakah dia sengaja melakukannya? Apakah dia sengaja ingin membuat marah Cheng Yao karena Cheng Yao mempermalukan Qiu Wen hari ini?

Cheng Yao tidak suka melihat Song Hua. Sejak menikah, dia entah mengapa punya kesan tidak baik terhadapnya. Awalnya dia ingin mengabaikan hubungan Song Hua dengan Ning Ziyu di masa lalu, tapi semakin banyak orang yang membicarakan hubungan mereka, semakin terbakar pula hatinya.

Sekarang Cheng Yao merasa menyesal sudah mengatakan kalau Ning Ziyu bebas memilih selir suatu saat asalkan pria itu hanya punya keturunan darinya. Melihat Song Hua, yang jelas-jelas adalah masa lalu Ning Ziyu saja sudah membuatnya muak. Inikah yang dinamakan cemburu? Pada akhirnya, dia tetap tidak bisa menghindari perasaan ini meski tahu dia lebih unggul dari Song Hua.

“Salam kepada Putri. Song Hua datang bersama ayah untuk melapor pada Tuan Adipati, tetapi Tuan hanya memerlukan ayah. Jadi, Song Hua dipersilakan jalan-jalan sebentar.”

“Jalan-jalan? Apakah maksudmu memasuki kediamanku adalah jalan-jalan bagimu?”

“Bukan begitu maksudku, Putri.”

“Apakah kamu berpikir karena kamu lebih lama mengenal Ning Ziyu, kamu bisa bebas berkeliaran di tempat ini? Nona Song, aku mendengar banyak kisah tentangmu dan Ning Ziyu hingga telingaku hampir berjamur. Tetapi, aku tidak berharap kamu menganggap serius perkataan orang-orang itu.”

“Putri, Putri terlalu banyak berpikir. Aku dan Tuan Adipati tidak ada hubungan apa-apa,” Song Hua mencoba menjelaskan. Namun di mata Cheng Yao, penjelasan ini adalah sebuah sindiran dan celaan untuknya.

“Song Hua, jangan munafik. Jika kamu memang tidak punya perasaan apapun pada Ning Ziyu, kamu tidak akan membiarkan teman baikmu itu mencoba mempermalukanku di hadapan banyak orang. Kamu pikir aku tidak tahu apa arti tatapanmu ketika kamu tahu Qiu Wen dipermalukan tadi siang?”

Song Hua terkejut dalam hatinya. Dia tidak tahu kalau Cheng Yao ada di sana saat itu, dan dia tidak sadar bahwa semua itu adalah ulahnya. Song Hua sudah meremehkan Cheng Yao, dia salah langkah sejak awal. Tidak dipungkiri, dalam hatinya, dia menyukai Ning Ziyu, tetapi tahu bahwa mereka tidak akan bersatu.

Song Hua merasa benci dengan ketidakberdayaannya, sehingga dia hanya bisa pura-pura tegar saat Ning Ziyu menikah dengan Cheng Yao. Song Hua tidak rela Ning Ziyu menikah dengan wanita lain, tapi dia sungguh tidak berdaya. Dia terpaksa melepas Ning Ziyu dan bersikap elegan sehingga orang-orang semakin memandangnya dengan tinggi.

Ada ambisi tersembunyi dalam hatinya. Akan tetapi, semua itu langsung dipadamkan oleh kata-kata ayahnya. Ayahnya berkata, “Nak, kamu tidak bisa bersamanya. Orang yang menjadi pesaingmu adalah seorang putri. Kamu tidak bisa menggapainya.”

Memangnya kenapa kalau itu adalah Putri Danyang? Orang yang lebih dulu bertemu dengan Ning Ziyu adalah dia, dan yang paling banyak punya kenangan adalah dia. Mengapa dia harus mengalah? Mengapa dia harus melepasnya?

Ambisi Song Hua langsung terlihat dari matanya. Cheng Yao terkekeh. Semuanya sesuai dugaannya. Song Hua memang menyukai Ning Ziyu, dia ingin menjadi istrinya. Song Hua sengaja membiarkan rumor tentangnya menyebar dan terus dibicarakan untuk membuatnya terlihat unggul dan baik di mata orang.

Tetapi, sayang sekali dia menghadapi lawan yang salah. Cheng Yao punya banyak cara untuk membungkam rumor itu jika dia mau, dia hanya terlalu malas mengurusinya. Prioritas utamanya sekarang adalah memenangkan hati Ning Ziyu dan membuat pria itu jadi miliknya sendiri.

“Putri, aku tidak tahu kalau Putri juga ada di sana. Kalau begitu, apakah kejadian tadi ada hubungannya dengan Putri?”

“Yo, sekarang kamu mencoba menjebakku? Apa yang akan kamu lakukan jika aku memang sengaja mempermalukan Qiu Wen?”

“Putri, tindakan Anda kurang terpuji.”

“Lalu apakah mendambakan suami orang lain adalah tindakan terpuji?”

Skak! Cheng Yao berhasil memukul Song Hua dengan kenyataan tepat di ubun-ubun kepalanya. Song Hua terdiam, tangannya terkepal menahan marah.

Pada saat itu, Ning Ziyu dan Song Haitian yang baru selesai berbincang kebetulan melintas di halaman belakang. Mereka segera menghampiri Cheng Yao dan Song Hua yang sepertinya sedang perang dingin. Rasanya seperti hendak ada peperangan. Wanita menghadapi wanita memang sangat mengerikan.

“Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Ning Ziyu.

“Adipati Ning, coba kamu beritahu aku, apakah aku adalah istrimu?”

Ning Ziyu bingung dengan pertanyaan Cheng Yao, tapi dia tetap menjawabnya, “Ya. Kamu adalah istriku.”

“Lalu siapakah Song Hua?”

Ning Ziyu menatap canggung pada Song Hua, “Song Hua adalah teman masa kecilku.”

“Lalu apakah teman kecil yang sudah dewasa diperbolehkan menginjakkan kakinya di halaman belakang yang menjadi kediaman istri adipati dan sudah ada pemiliknya?”

Song Haitian yang tahu bahwa putrinya sudah menyinggung langsung berlutut untuk memohon ampun. Baru pertama kali berjumpa dengan Putri Danyang, situasinya sudah seperti ini. Bagaimana dia akan menghadapinya di hari-hari esok? Putri Danyang ini sungguh posesif, dia pasti sangat marah dan kesal.

“Putri, mohon ampun. Putriku sudah lancang, mohon Putri memaafkan.”

“Kamu Song Haitian? Ajaranmu pada putrimu sungguh bagus. Kamu membuatnya berkeliaran sembarangan di kediaman orang. Dari sekian banyak tempat, dia mendatangi halaman belakang. Apa maksudnya? Apakah kalian ingin menyuruh Ning Ziyu menjadikannya istri?”

Song Haitian langsung bersujud memohon ampun. Dia berkali-kali berkata tidak. Dia juga menarik Song Hua untuk ikut berlutut. Orang yang mereka hadapi adalah seorang putri, dan Kaisar tidak akan membiarkan orang yang menghina keturunannya hidup dengan baik. Song Haitian tidak mau dia dan keluarganya dalam bahaya karena menyinggung seorang putri kekaisaran.

“Aku tidak akan mengambil selir.”

Tiba-tiba saja perkataan Ning Ziyu beberapa menit lalu terngiang-ngiang lagi di kepalanya. Selain bicara urusan resmi, Song Haitian sebenarnya mencoba mencarikan jalan untuk Song Hua. Namun, reaksi sang adipati mengejutkannya.

Ning Ziyu langsung menegaskan bahwa dia tidak akan mengambil selir atau menikahi istri lain. Itu artinya, Putri Danyang akan menjadi istrinya satu-satunya. Song Hua sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk masuk kediaman adipati.

“Aku memandangmu sebagai bawahan setia suamiku dan memandang putrimu sebagai teman masa kecilnya. Song Haitian, aku bisa tidak mempermasalahkan perilaku putrimu yang tidak sopan ini, tetapi kamu harus tahu bahwa aku bukan orang yang sabar dan toleran. Kelak, jangan pernah berkeliaran sembarangan lagi. Kediaman adipati bukan tempat yang bisa dijelajahi orang sesuka hati.”

Cheng Yao kemudian menatap Ning Ziyu, “Adipati Ning, apakah kamu keberatan dengan perkataanku?”

“Terserah kamu.”

Cheng Yao lumayan senang dengan ucapan Ning Ziyu. Bagus, dia sudah memberi pelajaran pada perempuan yang lancang ini.

“Dimengerti. Terima kasih atas kemurahan hati Putri.”

Cheng Yao malas berbasa-basi lagi, dia langsung pergi begitu saja. Song Haitian dan Song Hua kemudian berdiri untuk menghadap Ning Ziyu.

Mereka seperti baru selamat dari kematian. Yah, menyinggung seorang putri memang sangat berbahaya, sama berbahayanya dengan menyinggung adipati, bahkan lebih besar karena mungkin akan menyinggung Kaisar juga.

“Tuan, aku meminta maaf atas kelancanganku dan kelancangan putriku.”

“Selama tidak diulangi, aku tidak akan mempermasalahkannya.”

“Terima kasih, Tuan. Kalau begitu, Song mou pamit.”

Song Haitian kemudian meninggalkan kediaman adipati bersama putrinya, dan entah kapan dia bisa menginjakkan kakinya di kediaman ini lagi.

1
SaRW
Bawang...oh bawang....
Setipa perpisahan selalu membuat sedih but happy ending..Tengkiuu Author, di tunggu next cerita yg lebih seru...😊🙏🏻
mom rafka
bagus dan seru, ceritanya sangat menarik
Fansco
cuekin aja adipati, biar dia kapok
Fansco
malah disuruh kelahi.... /Silent//Silent/
Fansco
random banget putri danyan...../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Armyati
mantap👍👍👍👍
Armyati
akhirnya naik" kepuncak gunung🤭 tanpa hambatan lg👍🤗
Armyati
astagah tinggal hal yg terpenting az 🤣🤣 ad az gangguan 🤦
Armyati
sangat sangat bagus sekali putri betul seperti itu, begitu tegas, tepat n jelas lgsg pukulan telak, saya suka sikap n sifatmu putri😍😍😍 sungguh membuatku bersemangat 😀😀
Muchtar Albantani
Luar biasa
Fansco
sukaaa lho thor aku sm cerita ini, beda sm novel2 lain yg langsung gede dan balas dendam...
princesskay
taraaaa maak jreeeengg 🤣🤣🤣
Anita noer
lucu....ha...ha....si kui ini....
Sarifah Sarifah
mau nangis jadinya. di tunggu kisah barunya thor.
Ulla Hullasoh
Tetimaksih Author karya yang sangat bagus. semoga ada karua karya yang bagus lainnya.saya sangat menantikannya
Anita noer
aq nerusin baca storymu yg lain thor
sisil prasada
Luar biasa
sisil prasada
Lumayan
CR
Terima kasih otor udah buatin cerita ini, bagus banget ceritanya, bikin penasaran di setiap alurnya, semangat terus torrr/Smile/
sisil prasada
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!