Kembali Padaku, Istri Kecil

Mata Dara membola, bibir nya terbuka saking terkejut nya mendengar ucapan Dariel.

"Iya hah?!" Sudut Dariel seraya bergerak untuk duduk.

Di saat seperti ini bisa-bisa nya Dara menahan tawa nya. Tentu karena ekspresi absurd Dariel yang tengah marah namun meringis kesakitan.

"Masih berani tertawa? Apa sedang membayangkan saat bermain pijat-pijatan bersama pria sialan itu?!"

Dara langsung bungkam dan menggeleng cepat. "Punya suami hobi nya nuduh istri terus" Batin nya membuang pandangan.

"Jawab!" Dariel menarik dagi Dara dengan napas yang mulai tidak beraturan.

"Mama.."

Mendengar suara itu sontak Dariel menjauhkan tangan nya dan menoleh kompak ke arah Daniel.

Ingat bahwa masih ada anak kecil yang terlelap itu di atas kasur, namin seperti nya saat ini anak itu terbangun.

"Kamu berisik sih" Seru Dara langsung naik ke kasur dan kembali mengusap-usap putra nya.

"Papa kenapa?" Tanya Daniel menerjabkan mata ngantuk nya.

Dariel menghela napas kemudian ikut mengusap kepala Daniel lalu mengecup nya.

"Gapapa kok, Papa lagi bercanda sama Mama" Bohong Dariel.

Tentu Daniel percaya dan kembali memejamkan mata ngantuk dan lelah nya, melihat itu Dariel pun kembali menatap Dara.

"Apa?" Tanya Dara pelan tanpa wajah bersalah.

Sang suami yang mudah terpancing emosi dan sang istri yang menantang namun polos, sungguh saling melengkapi.

Lalu kini Dariel pun menggerakkan mata serta kepala nya, mengode Dara menuju kamar mandi.

Mengerti Dara pun langsung menggeleng, ia tidak mau berakhir seperti sebelum nya.

"Dara!.." Tekan Dariel.

"Jong Bim hanya mengajari ku saja, kami tidak bermain pijat-pijatan seperti yang kamu bilang" Terang pelan Dara.

Mendengar itu Dariel mengusap wajah nya. "Mengajari jika tidak di sentuh bagaimana cara nya huh?!"

"Menyentuh?" Ulang Dara dengan ekspresi mengingat nya. "Ah benar, saat itu Jong--"

"Berhenti menyebut nya!" Geram tertahan Dariel dengan napas yang semakin memberat.

Dara berdecak sebal. "Baiklah-baiklah. Saat itu dia membantu memijat kaki ku--"

"APA?!"

Teriakan itu berhasil membuat Daniel yang dalam posisi tertidur itu langsung tersentak kaget dan menangis.

Menangis begitu kuat layak nya seorang anak kecil berusia tiga tahun yang tidur nya terganggu.

"Haishh mulut mu!" Geram Dara.

Wanita itu pun langsung mengangkat tubuh Daniel dan menimang nya seraya kembali mengeluarkan salah satu gunung nya.

Gleg..

Dariel yang masih dalam emosi nya di buat meneguk kasar salivanya saat melihat dengan mudah nya Dara mengeluarkan gunung tak berpohon itu terlebih lagi langsung di masukkan ke mulut terbuka Daniel yang tengah menangis kuat itu.

"Usap air liur mu" Seru Dara sinis.

Dariel pun langsung mengusap bibir nya mendengar itu.

"Apaan sih, gak ada 'ya!" Tunjuk Dariel seraya menyodorkan telapak tangan nya yang kering.

Dara membuang pandangan nya dan terkekeh pelan di sana.

"Setelah ini berikan Daniel pada Mommy, biar Daniel menginap di kamar mereka" Putus Dariel.

"Gak, enak aja!" Tolak Dara.

"Oh jadi kamu mau bertengkar di depan putra kita?!" Seru Dariel kembali emosi.

"Lagian kamu apaan sih, dikit-dikit emosi. Dikit-dikit cemburu!" Cerocos kesal Dara.

"Aku emosi dan cemburu juga ada sebab nya, dan itu kamu!" Sahut Dariel tak mau kalah.

"Aku? Memang apa yang aku lakukan? Bahkan semenjak ada kamu aku seperti ayam bertelur di dalam kandang!"

Dariel seperti api yang disirami minyak oleh ucapan Dara, begitu meluap-luap.

Namun mata nya menangkap mata berbinar putra nya yang sudah terbuka lebar dan terus memperhatikan wajah nya dan wajah Dara.

"Brengsek!" Umpat pelan Dariel. Pria itu memilih untuk menenggelamkan wajah nya di bantal demi meredam kobaran api di kepala nya.

Dariel tidak mau membuat putra nya kembali takut pada nya, Dariel sakit mengingat saat putra nya tidak mau di gendong dengan nya, dan Dariel terus mencoba memadamkan api emosi dan cemburu nya demi putra nya.

Demi anak pria egois dan penuh kecemburuan serta emosi itu mau mengalah, lalu apakah ini masih belum cukup membuat Dara kembali luluh?.

...****************...

Ayo Berikan Dukungannya❤️‍🩹

...****************...