NovelToon NovelToon
Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:141.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

#Turun Ranjang

"Aisyah, jika aku pergi lebih dulu. Aku, ingin kamu menikah lagi dengan adikku, Galih."~Lucas Edward Hosea.

Istri mana yang tak terkejut saat mendengar ucapan suaminya, ketika menyuruh dirinya untuk menikah lagi. Hal itulah yang dirasakan Aisyah ketika Lucas memintanya untuk menikah lagi dengan sang adik, Galih.

Galih sebagai adik ipar sekaligus paman dari kedua keponakannya terpaksa menerima wasiat dari kakaknya, Lucas dan menikahi Aisyah.

Akankah, Aisyah bertahan dalam pernikahan keduanya itu atau Aisyah akan menyerah dan berpaling dari Galih suami keduanya?

Yuk, simak kisah mereka di Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jodoh Wasiat-24

Satu minggu telah berlalu sejak kecelakaan yang merenggut nyawa anak Aisyah dan almarhum suaminya, Lucas. Kini, Aisyah baru saja keluar dari rumah sakit, dijemput oleh Galih yang setia menunggunya. Aisyah terlihat sangat berbeda, wanita yang dulu ceria kini berubah menjadi pendiam dan murung.

Mereka berdua kembali ke rumah tanpa kedua anak Aisyah yang biasanya menemani. Di perjalanan, Aisyah hanya diam, menatap jendela dengan pandangan kosong. Galih mencoba memberikan dukungan dengan cara tidak langsung, tak ingin mengulangi kesalahan minggu lalu yang membuat Aisyah marah padanya. Sesampainya di rumah, Aisyah langsung masuk ke kamar, meninggalkan Galih yang hendak menawarkan bantuan.

Galih menghela napas, mengerti bahwa Aisyah membutuhkan waktu untuk meresapi kehilangan yang baru saja dialaminya. Walaupun Aisyah kerap bersikap kasar padanya, Galih tak pernah berhenti untuk merawat dan melindungi ipar dan kedua ponakannya. Dia sadar bahwa kehidupan mereka hanya di atas keinginan Lucas, tetapi perhatiannya tulus kepada Aisyah.

Dia bertekad untuk terus berusaha menjaga dan melindungi Aisyah, walaupun kadang harus menjaga jarak agar tak membuat Aisyah marah. Malam itu, Aisyah terjaga di kamarnya, menangis dalam kesendirian.

Sementara itu, Galih duduk di ruang tamu, menatap foto keluarga mereka yang tersenyum bahagia. Dia berjanji dalam hati, bahwa dia akan terus berusaha menjadi suami yang baik bagi Aisyah, meskipun harus menelan kepedihan hati dan kesabarannya yang terus diuji.

Reza dan Rezi, terbangun dari tidurnya. Langsung pergi mencari Galih. Tetapi, di saat meriang Galih di ruang tamu, Reza dan Rezi menghampirinya dan langsung memeluk pria itu dengan erat.

"Daddy, belum tidur?"tanya Rezi. Galih tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Reza terlihat nyaman dipelukan Galih, sudah lama keduanya tak merasakan hangat nya pelukan seorang ayah. Galih tak pernah mengurangi kasih sayang nya kepada Reza dan Rezi. Meskipun Aisyah terlihat tak ingin menerima Galih dalam hidupnya.

"Ayo, ke kamar! Kalian butuh istirahat yang cukup. Besok sekolah bukan?"

"Benar,"jawab Reza. Galih dan kedua ponakannya langsung bangkit dan pergi menuju kamar tidur. Malam ini Galih berniat untuk menemani tidur mereka. Sehingga, Galih terlihat berbaring di sofa yang ada di dalam kamar keduanya. Meskipun, tak ingin mengingat Aisyah tetapi, Galih terlihat tak bisa tidur jika malam ini tidak datang untuk melihat keadaan wanita itu.

Aisyah terbangun dari tidurnya dan merasa ada yang berbeda. Dia bergegas turun ke ruang makan, namun tak menemukan Galih, maupun anak-anaknya, Reza dan Rezi. Bi Nastri, pembantu rumah tangga mereka, kemudian memberitahu bahwa Galih sudah berangkat ke kantor lebih pagi dan Reza serta Rezi masih tertidur di kamar karena mereka masuk sekolah siang.

Aisyah merasa kecewa dan bingung, dia tidak tahu mengapa Galih tidak memberi tahu dirinya terlebih dahulu sebelum berangkat ke kantor. Dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan dari dirinya. Namun, dia mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya dan memutuskan untuk membangunkan Reza dan Rezi agar bisa bersiap-siap untuk sekolah. Saat memasuki kamar anak-anaknya, Aisyah melihat mereka masih terlelap dengan wajah yang damai. Hatinya sedikit lega melihat anak-anaknya tidur dengan nyenyak, meskipun pikiran tentang suaminya yang tiba-tiba pergi tanpa pamit masih mengganggunya. Aisyah akhirnya membangunkan Reza dan Rezi dengan lembut, sambil mencoba menyembunyikan rasa kecewanya.

"Bangun, sayang. Sudah waktunya bersiap-siap untuk sekolah," ujar Aisyah sambil mengelus kepala Reza dan Rezi. Kedua anak itu pun bangun dengan malas, merasa belum cukup tidur. Aisyah tersenyum melihat tingkah anak-anaknya dan membantu mereka bersiap-siap untuk sekolah.

Flasback!

Saat malam tiba. Hari pertama kembali ke rumah setelah satu Minggu berada di rumah sakit. Aisyah mulai merasakan hilangnya perhatian Galih yang biasanya dia rasakan. Aisyah terlihat memikirkan kenapa dia bersikap begitu kejam dan kasar pada pria yang sudah merawat nya dan juga kedua anaknya. Malam itu, Aisyah menangis dengan tersedu-sedu berharap jika Galih akan memaafkan kesalahannya yang banyak menyakiti hati Galih.

Aisyah membuka kotak di mana di dalam terdapat pesan wasiat terakhir dari sang suami yang satu bulan lalu Galih berikan untuknya. Aisyah mengusap pelan bingkai foto yang ada di atas pangkuan. Air mata menetes merasakan kerinduan yang amat dalam kepada almarhum suaminya, Lucas.

Malam itu, Aisyah berjanji kepada diri sendiri untuk menerima Galih dalam hidupnya. Meskipun, tak bisa mencintai pria itu, setidaknya Aisyah akan mencoba untuk menghargai kehadiran Galih di hidup dia dan anak-anaknya.

Flashback selesai!

Reza dan Rezi telah bersiap-siap. Tetapi, mereka tak mau berangkat ke sekolah jika bukan Galih yang mengantarnya. Terpaksa, Aisyah harus menghubungi Galih dan meminta Galih untuk mengantar anaknya.

[Hallo,]suara dingin Galih terasa begitu menusuk hati Aisyah. Wanita ini dapat merasakan jika selama ini dia begitu menyakiti hati Galih.

"Anak-anak tak mau pergi ke sekolah jika bukan Dad ... maaf, maksud aku mereka mau nya ke sekolah jika kamu yang antar,"Aisyah berkata pelan. Galih langsung mematikan panggilan itu yang membuat Aisyah terkejut. Pandangannya kosong membayangkan jika Galih kini benar-benar tak akan peduli lagi kepada mereka.

"Ayo, makan dulu. Nanti, Bunda antar. Om Galih sepertinya sedang meeting,"Aisyah terpaksa berbohong agar sang anak tak marah kepadanya. Reza dan Rezi mengangguk pasrah dan segera keluar kamar untuk makan lalu berangkat sekolah.

1
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!