follow Author..
IG : poppy.susanti.7927
FB : Poppy Susanti
Tiktok : Poppy Susan_33
Novel ini adalah novel kompilasi, nama tokoh di dalam novel ini adalah nama-nama tokoh di novel-novel Author sebelumnya.
Alta, Nata, dan Dion adalah tiga sahabat, mereka datang dari kampung dan merantau ke ibu kota untuk melanjutkan kuliah mereka sembari mencari pekerjaan. Wajah ketiganya memang tampan-tampan namun sayang tidak ada wanita yang mau kepada mereka karena mereka adalah pria-pria kere.
Mereka bertekad ingin mendapatkan wanita yang kaya, akankah keinginan mereka tercapai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Liburan di Kampung Part I
Selama dalam perjalanan Vio dan Valerie tampak antusias, bahkan mereka tidak henti-hentinya bertanya kepada Nata dan Dion membuat kedua pria tampan itu kesal dan memilih pura-pura tidur supaya tidak menjawab pertanyaan dua gadis bawel itu.
"Naik bus tidak terlalu buruk juga," ucap Vio.
"Iya, lumayan nyamanlah," sahut Valerie.
Sementara itu, Bee sudah mulai tertidur dan Alta memilih membaca buku yang selalu dia bawa di dalam tasnya. Alta melirik sedikit ke arah Bee dan dia pun geleng-geleng kepala melihat Bee yang sudah tertidur.
"Dasar pelor, katanya ingin lihat pemandangan baru jalan beberapa menit saja sudah tidur," batin Alta.
Alta kembali melanjutkan membaca bukunya, hingga tidak terasa sudah setengah perjalanan yang mereka lalui. Semua orang sudah tertidur bahkan kalau dilihat-lihat, Vio dan Valerie tidur ke pundak Nata dan Dion hanya Alta saja yang tidak tidur. Tiba-tiba terdengar bunyi dug-dug, Alta menoleh dan ternyata kepala Bee terbentur kaca bus.
Alta merasa kasihan, dia pun perlahan menyentuh kepala Bee dan mau dia pindahkan ke pundaknya namun Bee langsung terbangun hingga keduanya saling tatap satu sama lain. "Ngapain Lo sentuh-sentuh gue? jangan bilang Lo mau macam-macam sama gue?" sentak Bee dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Alta mulai kesal, dia pun memukul pelan kepala Bee dengan bukunya. "Otak Lo kotor banget, siapa yang mau macam-macam tadi kepala Lo kepentok kaca dan gue mau benerin," sahut Alta.
"Alah, palingan Lo mau manfaatin gue yang lagi tidur kan? dasar Asdos mesum," ketus Bee.
Alta langsung menutup mulut Bee dengan tangannya. "Kalau ngomong jangan sembarangan, bagaimana kalau orang-oramg dengar dan menuduh gue yang tidak-tidak," sentak Alta.
Bee menggigit tangan Alta membuat Alta berteriak kesakitan. "Aw, Lo gila!" bentak Alta.
"Lo memang nyebelin," ketus Bee.
Bee pun membenarkan posisi duduknya, kali ini dia tidak akan tidur karena dia takut Alta akan berbuat yang macam-macam lagi. Hingga akhirnya setelah melakukan perjalanan jauh, mereka pun sampai di kampung halaman Alta, Nata, dan Dion. Mereka keluar dari bus dan terlihat sekali jika mereka sangat bahagia.
"Kita naik ojeg," ucap Dion.
"Hah, naik ojeg? memangnya masih jauh ya dari sini?" tanya Valerie.
"Lumayan jauh lah, kalau jalan kaki bisa gempor kita," sahut Dion.
"Bisa tidak kita pesan taksi online saja, biar gak ribet," ucap Vio.
"Ini kampung bukan kota cantik, mana ada taksi online di sini yang ada itu delman, mau naik delman?" tawar Nata.
"Hah, naik itu? takut banget yang ada nanti kita jatuh," tolak Vio.
"Ya gak bakalan jatuh lah," kesal Nata.
"Sudah jangan banyak protes, mau ikut naik ojeg atau tidak? kalau tidak mau kita tinggal saja!" tegas Alta.
Bee, Vio, dan Valerie tidak bisa berkata apa-apa lagi kalau Alta sudah bersabda, mereka akhirnya hanya bisa menurut saja. Mereka memakai enam ojeg, Bee dan kedua sahabatnya berpegangan ke pundak tukang ojeg dengan sangat erat karena takut jatuh. Terlihat sekali jika mereka belum pernah naik ojeg walaupun setiap hari mereka memakai motor tapi jalanan di kota bagus tidak seperti di kampung yang masih berbatu.
"Astaga kok bisa batunya gede-gede, pelan-pelan Pak, takut jatuh," ucap Bee.
"Tenang saja Neng, saya sudah profesional jadi tidak usah takut," sahut tukang ojeg.
Butuh waktu setengah jam, akhirnya mereka sampai di kampung halaman para cowok tampan. Banyak anak-anak kecil yang melihat ke arah mereka. Alta memberikan uang seratus ribu untuk ke enam ojeg itu.
"Kurang atuh Kang, masa seratus ribu untuk enam orang? biasanya ongkos ojegnya dua puluh ribu per ojeg, jadi kurang dua pulung ribu lagi," keluh salah satu tukang ojeg.
"Yaelah Bang, kita asli orang sini mana ada ongkos dua puluh ribu biasanya juga sepuluh ribu sampai sini, malah itu aku kasih bonus buat kalian," sahut Alta.
"Itu kan dulu Kang, sekarang semuanya serba naik."
Bee yang melihat itu langsung mengeluarkan uang seratus ribu. "Ini tambahannya, Pak," ucap Bee.
Alta dengan cepat menahan tangan Bee. "Jangan sok tahu, ongkos ke sini memang segitu si Abangnya saja yang ingin untung," ucap Alta.
Bee memukul tangan Alta dengan sangat keras membuat Alta meringis kesakitan. "Sudah Pak, ini terima saja. Terima kasih ya, Pak," ucap Bee.
"Sama-sama, Neng."
Ke-enam tulang ojeg itu pun segera pergi. "Kamu ngapain ditambahin banyak segitu, setidaknya ditambah dua puluh ribu saja," kesal Alta.
"Astaga, pelit amat jadi orang. Sudahlah biarin saja, kasihan mereka," ketus Bee.
Alta, Nata, dan Dion pun berjalan di depan namun Bee dan kedua sahabatnya tampak kesusahan membawa koper mereka.
"Hai bocil, sini kalian!" panggil Vio.
"Ada apa, Kak?" tanya salah satu anak kecil.
"Bawakan koper kakak, nanti kita kasih uang," ucap Vio.
"Siap, kak."
Anak-anak kecil itu pun berbondong-bondong membawakan koper milik Bee dan kedua sahabatnya, membuat Alta kembali geleng-geleng kepala.
"Makanya siapa suruh bawa barang-barang sebanyak itu, kaya mau pindahan saja," ledek Alta.
"Terserah kita dong, ngapain Lo ngatur-ngatur kita," sahut Bee dengan menjulurkan lidahnya ke arah Alta.
"Kalau kalian butuh bawain koper, kenapa gak nyuruh kita? kan lumayan kita dapat uang dari kalian," ucap Nata.
"Memangnya Lo gak malu, bantuin cewek minta bayaran?" sindir Vio.
"Kenapa harus malu, kalian kan sudah tahu kalau urat malu kita sudah putus sejak orok," sahut Dion.
"Sudah-sudah, kenapa malah berantem. Buruan panas!" bentak Alta.
Mereka pun kembali melanjutkan langkahnya menuju rumah Alta. Kebetulan di antara mereka bertiga, rumah Alta yang lumayan besar dan luas.
"Hah, bukanya itu A Alta, ya? ya ampun, ternyata dia pulang," ucap Milka dengan senyumannya.
Milka adalah gadis yang sejak dulu menyukai Alta, namun Alta selalu menghindar dan menolak karena Milka adalah anak Lurah di sana. Alta tidak suka kepada Lurah karena sikapnya yang angkuh dan selalu merendahkan keluarganya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Ya, Allah Alta kamu sudah sampai," ucap Ibu Marsih selaku ibu Alta.
"Iya, Bu. Kenalkan mereka Mahasiswi Alta yang akan mengerjakan tugas kampus dan mereka akan tinggal di sini beberapa minggu ke depan," jelas Alta.
Bee dan kedua sahabatnya memperkenalkan diri masing-mading. Alta memang terpaksa menyebutkan tujuan ketiganya datang ke sana untuk mengerjakan tugas kampus supaya tidak ada gosip di kampungnya. Maklum, orang kampung kalau ada laki-laki bawa pulang gadis pikirannya sudah negatif semua dan Alta menjaga itu.
hadeh mau refreshing malah kaya di sekolah olahraga nya di paksa2 🤣