PPJ (PRIA-PRIA JOMBLO)
Alta, Nata, dan Dion merupakan pria-pria tampan berusia 24 tahun. Mereka merupakan mahasiswa abadi di salah satu universitas swasta di kota itu.
Mereka bertiga sudah bersahabat dari semenjak mereka masih menjadi embrio. Mereka selalu bersama-sama ke mana pun, disaat duka maupun susah mereka tidak pernah terpisahkan bahkan sial pun selalu menempel di kehidupan ketiganya.
Misi mereka bertiga adalah ingin mencari pacar anak orang kaya yang cantik supaya hidup mereka sejahtera dan memperbaiki keturunan.
"Gue duluan," seru Nata.
"Enggak, gue duluan," tolak Dion.
"Ah, lu rese, gue sudah gak tahan ini sudah diujung tanduk," seru Nata dengan memegang perutnya.
Nata, dan Dion saling berebut masuk kamar mandi. Mereka tinggal di sebuah kontrakan dan kebiasaan pagi mereka selalu saja berselisih rebutan kamar mandi.
Sedangkan Alta adalah pria yang paling rajin, dia selalu bangun paling awal jadi dia tidak perlu capek-capek rebutan kamar mandi seperti kedua sahabatnya itu.
Duuuuuuuutttttt....
Gas beracun mulai menyembur membuat Dion seketika mundur dan Nata memanfaatkan situasi untuk masuk ke dalam kamar mandi lalu menguncinya.
"Sialan Lo, bau banget!" teriak Dion.
"Tadi kan gue sudah bilang, sudah di ujung tanduk, Lo aja yang ngeyel!" teriak Nata dari dalam kamar mandi.
Dion menghampiri Alta yang saat ini sedang membuat sarapan.
"Kalian itu gak capek apa, setiap pagi selalu rebutan kamar mandi?" seru Alta.
"Capek sih, tapi ya mau bagaimana lagi kita bangunnya selalu bersamaan," sahut Dion.
"Makanya bangun lebih awal kaya gue, jadi aman mau pakai kamar mandi berapa lama pun gak bakalan ada yang ganggu," seru Alta sembari sibuk memasak.
Dion tidak mendengar ocehan Alta, dia pun mencomot tempe yang baru saja matang.
"Berarti nanti Lo makan jangan pakai tempe karena jatah Lo sudah Lo makan duluan," seru Alta dingin.
"Yaelah, cuma makan satu doang lagipula itu tempe banyak tinggal goreng aja," sahut Dion santai.
"Tidak bisa, gue sudah mengatur semuanya. Memangnya Lo pikir ini tempe buat satu hari makan apa? gue sudah ukur panjang tempe ini 25 centi meter, dan harus cukup untuk lima hari jadi perharinya aku bakalan potong sebesar lima centi dan lima centi itu dibagi tiga bagian buat Lo, Nata, dan gue. Barusan Lo sudah makan, berarti nanti Lo makan hanya sama telor ceplok aja," sahut Alta panjang lebar.
"Terserah Lo, gue bingung kalau berhadapan sama manusia kalkulator kaya Lo," kesal Dion.
Tidak lama kemudian, Nata pun selesai mandi dan Dion dengan cepat masuk dan bergantian untuk mandi.
Ketiga pria tampan itu masih tercatat sebagai mahasiswa di sebuah universitas, mereka terkenal sebagai mahasiswa abadi karena sudah usia 24 tahun mereka masih betah kuliah malahan teman-teman seangkatan mereka sudah banyak yang sukses tapi mereka bertiga, boro-boro sukses, skripsi saja tidak selesai-selesai.
Sementara itu di sebuah rumah mewah dan megah, seorang gadis cantik masih bergelung di dalam selimutnya.
"Marni, si Bee belum bangun?" tanya Echa.
"Belum Nona, Non Bee susah sekali dibanguni," sahut Marni.
"Astaga, anak itu kebo banget sih," gerutu Echa.
Echa bangkit dari duduknya lalu mengambil toa yang biasa dipakai di mesjid-mesjid. Echa masuk ke dalam kamar Bee dan menghampiri Bee yang masih terlelap tidur itu.
"Bianca Anggita, cepat bangun!"
Seketika Bee bangun saking kagetnya dengan suara cempreng kakaknya itu ditambah kakaknya teriak menggunakan toa.
"Astaga kakak, bisa tidak sehari saja tidak mengganggu kesenangan orang!" bentak Bee.
"Tidak bisa," sahut Echa santai.
Bee sungguh sangat kesal kepada kakaknya itu, akhirnya dengan emosi yang memuncak Bee pun menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Echa dan Bee adalah kakak beradik namun mereka tidak pernah akur, tapi walaupun begitu mereka saling peduli satu sama lain. Sementara itu kedua orang tua Echa dan Bee jarang ada di rumah, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Setelah selesai mandi dan berganti baju, Bee pun turun ke bawah untuk sarapan.
"Cemberut mulu, nanti wajah kamu semakin jelek kalau cemberut seperti itu," ledek Echa.
"Bodo amat."
Echa memperhatikan penampilan Bee. "Kamu itu kenapa sih? suka banget berpenampilan norak seperti itu?" seru Echa.
"Norak bagaimana?"
"Kita itu anak dari pasangan pengusaha hebat dan kaya, masa iya kamu ke kampus hanya memakai baju sederhana seperti itu," seru Echa.
"Memangnya kenapa? suka-suka aku dong, lagipula semua orang itu hanya tahu kakak yang anaknya Mama dan Papa jadi aku santai-santai saja karena mau ngelakuin kejahatan sekali pun, paparazi gak bakalan tahu siapa aku," ketus Bee.
"Ya makanya kalau Mama sama Papa ajak ke acara mereka itu kamu ikut, biar semua orang juga kenal siapa kamu," seru Echa.
"Idih ogah, aku gak seperti kakak ya yang gila status," ketus Bee dengan bangkit dari duduknya.
"Apa kamu bilang? gila status? kamu jangan sembarangan ya, kalau ngomong," sentak Echa.
Bee menutup kedua telinganya dengan earphone, lalu Bee melangkahkan kakinya dengan santai keluar rumah meninggalkan Echa yang sudah terlihat kesal itu.
Kedua kakak beradik itu memang mempunyai sifat yang jauh berbeda. Echa adalah anak yang penurut, apa pun yang dikatakan dan diperintahkan oleh kedua orang tuanya selalu dia turuti berbeda dengan Bee yang pembangkang dan tidak mau diatur-atur.
Bee memilih hidup bebas tanpa terkekang oleh kedua orang tuanya. Bahkan Bee sampai kabur dari Amerika karena dia sama sekali tidak mau kuliah di luar negeri.
"Non, ini kunci motornya sudah saya panaskan tadi," seru Pak Baden.
"Terima kasih, Pak."
Bee segera mengendarai motor matic kesayangannya itu, sebelum ke kampus dia mau jemput sahabatnya dulu Violet. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Bee pun sampai di depan rumah Vio.
Baru saja Bee mau menghubungi Vio, tiba-tiba gerbang terbuka dan Vio keluar dengan terburu-buru bahkan sampai nyeker.
"Bee, buruan pergi," seru Vio.
"Kenapa Lo? pakai dulu sepatunya," seru Bee.
"Sudah buruan jalan, nanti saja gue pakai di jalan," sahut Vio.
"Viooooooo!"
"Nah kan Mak Lampir sudah teriak-teriak, buruan tancap gas," seru Vio panik.
Bee ikut panik, dia pun langsung menancapkan gas motornya sedangkan Mami Vio teriak-teriak memanggil Vio tapi Vio tidak memperdulikannya.
"Lo kenapa sih? Mami Lo sampai teriak-teriak gitu?" tanya Bee.
"Kaya Lo gak tahu aja, seperti biasa gue disuruh ketemuan sama anak sahabat Papi," sahut Vio.
"Mending Lo turutin aja apa kata Mami Lo, kali aja cowok yang mau dijodohin sama Lo itu ganteng," seru Bee.
"Bukan masalah ganteng atau enggaknya, gue belum mau pacaran ataupun menikah, ribet tahu," sahut Vio.
Tiba-tiba suara klakson motor terdengar sangat nyaring membuat Bee langsung menghentikan laju motornya.
Seorang gadis cantik membuka helm full facenya, dan melihat ke arah kaki Vio.
"Ngapain Lo nyeker?"
"Biasalah dikejar Mak Lampir," sahut Vio.
Vio turun dari motor Bee dan segera memakai sepatunya.
"Kualat Lo, ngatain Emak Lo Mak Lampir," seru Valerie.
Ya, gadis yang memakai motor sport itu bernama Valerie. Diantara ketiga gadis cantik itu, Valerie memang sedikit tomboy bahkan Valerie sangat jago beladiri.
Bee, Vio, dan Valerie merupakan putri konglomerat tapi mereka tidak mau hidup dengan nama besar kedua orang tua mereka maka dari itu, mereka memutuskan untuk menyembunyikan identitas mereka karena mereka ingin hidup bebas tanpa dibayang-bayangi nama besar dari kedua orang tua mereka.
*
*
*
Hallo guys, ini merupakan novel kompilasi ya. Bagi pembaca setiaku yang mengikuti karyaku selama ini pasti tahu nama-nama di atas itu tokoh di novel mana.
Terlepas dari novel yang lainnya, ini adalah cerita baru hanya saja nama-nama tokohnya aku ambil dari nama tokoh-tokoh di novel aku sebelumnya semoga kalian suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Tara
o 3 sekawan tinggal bersama gitu Yach...mantap..🤗🤔
2024-04-14
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
bengek si Alta tempe di ukur buat makan 5 hari apa kagak busuk itu tempe 🤣🤣
wow 3 cewek cantik semua ada di sini ahhay
2024-02-12
2
Patrick Khan
.wihhhh pasti seru nie..kumpul2 sini🥰🥰
2024-02-12
1