terpaksa menjadi single mom untuk anak yang tidak berdosa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Arka hanya tersenyum kepadaku ia tidak menjawab pertanyaanku, bikin aku jadi salah tingkah banget..
"arka aku tanya sama kamu, mau minum atau makan apa biar aku ambilkan" tawarku lagi
"bilang sayang gitu, kan aku saat ini pacar kamu" meringis arka
"arka apa apaan siih" senyum malu ku
"nah kan arka lagi" kedua tangannya bertumpu
"sayang, mau minum apa??" kataku malu malu
"sayangku kamu duduk saja, biar aku yang mengambilkan"
"apa !! gak perlu arka"
"pacarku yang cantik, dengarkan pacar kamu ini ya"
"iya" aku duduk di kursi sambil menatap Adrian berbicara panjang kali lebar
"trimakasih untuk pacarku tercinta yang udah menemani aku dari aku belum jadi apa apa hingga aku memiliki segala, trimakasih juga untuk seseorang yang sudah membantuku selama percaya dengan omonganku sampai perusahaanku tetap bertahan sampai saat ini" ia menatapku
Degh ..
Kenapa dia menatapku?? Apa orang itu aku?? sepertinya tidak, dan tidak mungkin sekali,
"dia perempuan yang begitu baik" ia masih menatapku
Aku menoleh ke kanan kiri tidak ada siapapun hanya ada aku dan para pria, apa benar dia menatapku??
"nih sayang untuk kamu" ucap arka
"trimakasih banyak sayang" sahutku
"pacar kamu ibu Olivia??" tanya pak Deni
"iya pak Deni"
"cocok, tampan dan cantik iya gak mah??" ucap pak deni menatap istrinya
"betul pah, bibit unggul"
Aku hanya meringis tidak tau apa maksud mereka, arka minum akupun minum yang di ambilkan arka..
Hari semakin malam, dan semakin seru ada games, door prize, dan banyak lainnya.. Aku di ajak arka untuk berdiri berdansa seperti pasangan lainnya...
"gak mau arka, aku gak bisa serius deh"
"nanti aku ajari"
"gak bisa, nanti yang ada kamu malu"
Arka terseyum kearahku,
"siapa yang mau nyanyi??" seru MC
"saya" teriak arka
"kamu mau nyanyi??" tanyaku
"iya"
"emang bisa??"
"bisa, kamu di sini saja jangan ke mana mana??"
"oke" senyumku
Aku ngikutin apa kata arka, aku pun duduk kembali sambil menatap Arka mulai naik ke atas panggung..
"ganteng mau nyanyi apa??" tanya MC
"duet aja mas tampan" ucap penyayi
"maaf saya mau sendiri"
"jangan di paksa, nanti pacarnya marah kalo kamu paksa sis" ucap MC
"ya harus maksa kapak lagi duet sama pria tampan"
Hahahaha hahaha Hahaha
semua tertawa, termasuk aku wajah arka sangat tertekan,
"Mase mau kan duet sama aku??"
"maaf saya gak mau"
"nah kan gak mau, udah ya sis jangan di paksa anak ganteng silakan"
"trimakasih"
Arka mengambil mic ia menatapku,
"lagu ini aku persembahkan untuk kekasihku tercinta"
"uhuy ....,"
semua bertepuk tangan dan berteriak, arkapun mulai bernyanyi suaranya sangat enak di dengar..
"keren banget"
"dia sipa sii??"
"ganteng parah"
"emang boleh seganteng itu"
"mas ganteng kenalan dong"
celetuk para tamu undangan, semua orang bertepuk tangan saat arka sudah selesai bernyanyi..
"maaf saya gak bisa, ini pacarku" seru arka
arka duduk di sebelahku ia merangkulku,
"cuman pacar??"
",iya belum juga jadi suami istri"
"boleh kan mbak??"
"boleh dong, masa enggak"
"kok diem mbak"
Kaki arka menginjakku sangat pelan, aku tau maksudnya,
"maaf mbak mbak, gak boleh ya" senyumku
"uuu pelit"
"iya lagian kan cuman foto doang"
"uuuuuu" mereka meneriakku
merekapun pergi, arka tertawa terbahak bahak melihat mereka berteriak kepadaku,,
"bahagia banget lihat aku di teriaki" manyunku
"idih marah"
"tau ih"
"maaf sayang" senyum arka
melihat jam tangan udah sangat malam, gak enak sama arka akupun mengajaknya pulang,
"pulang yuk arka"
"sekarang??"
"iya"
"baiklah"
Aku dan arka berjalan keluar, banyak juga yang pulang, arka berjalan duluan karena ada telfon entah dari siapa..
Bruak ..
entah siap yang menabrakku, aku jatuh tersungkur ke lantai siku dan lututku tergores sesuatu..
"auuww" pekikku
"Olivia" suara dua pria menyebutkan namaku
akupun berdiri, seketika aku kaget melihat boy yang berada di depanku saat ini, ia menatapku sedangkan arka berjalan kearahku ..
"Olivia kamu gak papa??" khawatir arka
"perih arka"
"maaf Olivia, sungguh aku tidak melihatmu berdiri di sini" ucap boy ia begitu merasa bersalah
arka menatap sinis kearah boy,
"bisa gak kalo jalan itu lihat lihat,tuh berdarah lutut Olivia" ketus Arka
"kan aku udah bilang aku nggak sengaja mana mungkin aku melukai Olivia"
"Olivia sebesar ini Kamu nggak lihat pakai kacamata sana !! "
"biasa aja kali nggak usah nyolot !!"
Tangan arka mulai mengepal begitu juga dengan boy kalau mereka begini bisa-bisa baku hantam..
"arka udah ya aku nggak papa kok lagian aku yang salah kenapa berdiri di depan pintu seperti ini" ucapku menatap boy
"sungguh Olivia Aku minta maaf, kalau begitu saya antar pulang aku obati" pekik boy
"nggak perlu !! Ayo Olivia kita pulang sekarang"
arka meraih tanganku begitu juga dengan boy ia pun meraih tanganku sebelah kanan, aku lagi mimpi apa enggak sih dua laki-laki sangat tampan menarik tanganku seperti ini..
"auuw sakit" pekikku
"mana yang sakit Olivia" kompak boy dan arka
"kalau kalian tidak mau mengalah salah satu biarkan aku pulang pesan taksi aja"
"jangan Olivia" seru mereka lagi
"kompak banget" senyumku
boy melepaskan tanganku, arka langsung menarik tanganku, Sebenarnya aku tidak enak dengan boy..
"salam untuk cinta" teriak boy
Aku menoleh kearah boy, gak nyangka dia menitip salam untuk cinta, aku benar-benar jadi dilema dengan sikap boy maupun Arka yang begitu baik kepadaku..
"nggak usah digubris ayo masuk ke dalam mobil aku obati dulu"
"iya arka"
Arka membuka pintu untukku,
"terima kasih arka"
"sama sama" senyum arka
harga pun masuk ke dalam mobil ia mengambil kotak kecil, ternyata kotak kecil tersebut berisi P3K ia pun langsung mengobati lukaku..
"perih arka"
"emang Taras perih hanya sebentar"
arka kembali mengobatiku, rasanya sangat perih,
"arka udahlah"
"sedikit lagi sayang"
"sayang??" kataku
"iya kan kita masih pura pura jadi kekasih" seru arka
arak terus mengobatiku aku tatap wajahnya yang begitu tampan, arka mengangkat kepalanya hingga netra kami saling bertemu..
"kenapa??" tanyanya
"gak papa arka" senyumku
"oo"
Sesudah mengobati ia menutup kembali kotak p3knya, ia pun mengegas mobil melaju pelan..
"tadi siapa??"
"yang mana??"
"yang tadi menabrakmu itu sepertinya kalian udah saling kenal??"
"oh itu boy dia rekan bisnisku baru aja tadi pagi deal"
"oo gitu, aku kira mantan kamu lagi"
"enggaklah mantanku itu cuman tadi si Adrian aku tipe perempuan yang cukup dengan satu pria, susah untukku jatuh cinta"
"hebat banget"
"mananya yang hebat??"
"perempuan secantik kamu cuman punya satu mantan??"
"iya, la emang kaya gitu hebat??" tanyaku heran
*****