Dapat melihat mahluk tak kasat mata, bukannlah impian dari semua orang. Begitu juga dengan seorang pemuda. Akibat menolong seseorang, pemuda itu harus mengalami musibah yang menyebabkan cerita hidupnya berubah seketika. Mendadak bisa melihat hantu, pemuda tersebut mengalami perjalanan hidup yang tidak biasa. Perjalanan hidup seperti apakah yang dialaminya?
**** ******. Bijak dalam memilih bacaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melihat Rapat Dadakan
"Jangan jangan, mereka semua jadi hantu penasaran karena masih perawan tingting," gumam Ozil begitu selesai membaca semua artikel mengenai hantu penasaran. Berdasarkan dari informasi yang Ozil baca, salah satu alasaan hantu jadi penasaran karena hantu itu masih tingting dan belum merasakan hubungan dengan lawan jenis tapi mereka meninggal dengan tidak wajar.
Entah itu hanya mitos atau memang benar, tapi bagi pemuda itu, artikel yang baru saja dia baca termasuk unik. "Kalaupun mereka semua masih tingting juga percuma, aku nggak bisa menikmatinya," gumam Ozil lagi yang tiba tiba merasa kesal sendiri, lalu dia kembali mencoba mencari informasi lain.
"Lagi ngapain, Zil?" sebuah suara yang tiba tiba muncul di area dapur, sukses membuat Ozil yang sedang fokus menatap ponsel tersentak sampai pemuda itu mendongak.
"Eh, Mbak ..." pekik Ozil yang lupa nama wanita itu. Tapi wanita itu adalah wanita yang sama dengan yang semalam datang ke kantor. "Mbak ada perlu apa? Biar aku bantu?"
Wanita itu tersenyum lalu dia merogoh tas yang dia bawa dan mengekuarkan bungkusan plastik. "Tolong, buatkan susu ini ya? lalu taruh di meja kerja aku."
"Baik, Mbak," Ozil menerima bungkusan itu dan segera merebus air untuk menyeduh susu. Selain Mas Ari dan pak satpam, Ozil memang belum hafal nama nama karyawan yang bekerja di kantor ini. Tapi Ozil tidak terlalu khawatir karena nama nama orang yang ada di gedung ini tertera jelas nama mereka di atas meja kerja masing masing sesuai dengan tugasnya.
Meskipun hanya ada tujuh karyawan, tapi mereka justru yang menentukan jalannya acara yang mereka tangani agar sesuai dengan keinginan para pemakai jasa mereka. Sebagai contoh bagian dari undangan dan souvenir, orang yang memegang bagian itu, akan bekerja sama dengan pihak lain yang memang sudah menjalin kerja sama dengan kantor tersebut. Dari kerja sama itulah, semakin luas orang yang memiliki usaha sejenis untuk bekerja sama dengan kantor kecil tersebut.
Apa lagi yang namanya orang kaya atau orang orang penting, yang tidak ingin direpotkan dengan segala kebutuhan yang berhubungan dengan acara yang akan mereka selenggarakan, maka kantor milik Mas Ari lah tempat yang pas untuk mewujudkan keinginan orang tersebut.
"Kira kira aku masih bisa melihat hutan rimba milik Mbak itu nggak ya?" pikiran Ozil langsung berkelana nakal akibat kejadian tidak terduga semalam. bahkan Ozil sampai senyum senyum sendiri sambil membuatkan susu sesuai pesanan wanita itu. Setelah siap, Ozil langsung mengantarka susu tersebut.
"Zil, tolong aku buatkan teh manis ya?"
"Aku juga, Zil."
Dua pria yang datangnya hampir bersamaan, langsung minta dibuatkan sesuatu saat melihat Ozil mengantar susu milik wanita, dimana dalam papan yang ada di atas meja tertulis nama Lisa. Ozil langsung mengiyakan permintaan dua orang itu lalu segera meletakaan susu di atas meja Mbak Lisa. "Ini, Mbak, susunya."
"Makasih, ya, Zil," jawab Mbak Lisa, ramah. Ozil hanya tersenyum lalu dia undur diri untuk membuatkan minuman pesanan yang lainnya. Dalam benak Ozil bertanya tanya tentang mbak Lisa yang saat ini juga memakai rok selutut.
Begitu semua karyawan termasuk sang bos sudah hadir semua, mereka juga minta dibuatkan minum semua. Sebenarnya dalam kantor itu juga ada lemari pendingin yang berisi minuman dingin dan juga air mineral.
Meski mereka kerja di dalam kantor, tapi tidak setiap hari atau saharian penuh, mereka berada di dalam gedung tersebut. Sesekali mereka akan keluar untuk mencari sesuatu dengan apa yang mereka tangani, untuk memenuhi permintaan para pengguna jasa mereka.
"Lisa, itu untuk acara pernikahan Tuan Martin dan Nona Amanda, persiapannya sudah berapa persen?" tanya Ari selaku pimpinan.
"Sudah tujuh puluh persen, Pak. Sekarang tinggal nunggu laporan dari Edwin, Rini dan Santos." ketiga orang yang baru disebutkan namanya langsung mempersiapakan laporannya.
"Bagaimana, Rin? Apa yang menjadi kendala kamu?' tanya Mas Ari.
"Kendala saya masih tentang tempat, Pak. Sudah tiga tempat yang saya rekomendasikan, tapi ketiganya ditolak oleh calon mempelai wanita. Itu yang menjadi kendala saya."
"Memang tempat seperti apa yang diinginkan oleh wanitanya?"
"Dia ingin acara intinya itu di ruang semi terbuka gitu, Pak. Misal di dalam gedung, tapi ada pemandangan luar yang bisa dinikmati."
"Kenapa konsep pernikahanya kayak pernah aku dengar ya?" gumam salah satu hantu yang mendengar rapat dadakan tersebut.
...@@@@@@...