Sella gadis berumur 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA di haruskan menggantikan peran Rika, sang kakak yang sibuk dengan dunianya sendiri. Sella dituntut melayani segala keperluan Dimas hingga menimbulkan kedekatan di antara keduanya.
Sang kakak yang memiliki hasrat diluar batas yang membuatnya sibuk dengan pria yang mampu memberikan kepuasan untuknya, tak menyadari adanya gemercik cinta di antara adik dan suaminya.
Bagaimana nasib Sella setelah kakaknya tau jika dimas mencintai?
Apakah cinta Sella dan sang kakak ipar akan terus berlanjut?
yuk baca ceritanya ....
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Berhak Menyalahkanmu
Dimas menatap Sella dengan mata sayu penuh gairah, pria itu paham jika Sella sebenarnya sudah mulai menikmati aksinya, tetapi Dimas tak ingin melanggar ucapannya ketika gadis ini sudah memilih untuk di rumah.
Tangan Dimas terulur menyentuh dagu Sella agar menatapnya, hembusan nafas Sella yang tak beraturan sangat terasa.
"Kakak minta maaf buat kamu nggak nyaman, Kakak begitu emosi hingga menarik Rika untuk segera masuk kamar, maaf jika kamu mendengar kembali suara yang mengusik hati kamu, Kakak belum mampu menahan Rika sayang! kakak mohon kamu mengerti, tetapi kakak melakukan itu tidak pakai hati, hanya ada nafsu dan emosi. Maaf jika cinta ini buat kamu sakit, Kakak mohon bertahan sedikit sampai waktunya tiba kakak akan mengakhiri ke rumitan ini."
Ucapan Dimas membuat Sella terhenyak, hati kecilnya menolak, gadis itu tidak ingin kakaknya tersakiti karena tau jika dia merebut suaminya.
"Tapi kak, aku nggak mau jahat sama kak Rika, aku lebih baik mundur dari pada harus menyakiti dia! aku nggak mau di sebut perusak rumah tangga kalian!"
"Sssttt......sebelum hati aku mencintai kamu, hubunganku dengan Rika sudah hambar sayang! bahkan Rika hanya berperan sebagai patner ranjang, bukan istri yang aku harapkan. Dia memasukkan kamu terlalu dalam di hidup aku, jadi jika aku nyaman dan memilih kamu, dia tidak berhak menyalahkan kamu, karena dari awal dia yang salah." Dimas menghapus air mata yang sudah membasahi pipi Sella.
"Aku mencintaimu, jangan sedih lagi!" Dimas memeluk tubuh Sella dengan erat, hatinya sakit kala air mata itu jatuh kembali. Dimas pun masih merasa janggal akan permainannya semalam yang kasar tetapi membuat Rika tak sabar hingga ranjang basah dengan senyum puas kemudian lemas tak berdaya.
Sella teringat akan kedatangan Reno dan segera melepas pelukannya yang membuat Dimas heran.
"Kenapa sayang?"
"Aku harus turun Kak, kasian Reno nungguin dari tadi," jawab Sella segera meraih ponsel dan melangkah pergi tetapi lagi-lagi di halangi oleh Dimas.
"Apa lagi sich kak! Kakak juga nich, nggak takut apa kalo sampe kak Rika tau Kakak lama-lama di kamar aku?" rengek Sella dengan hati kesal.
"Ikat rambut kamu lepas sayang! kamu sungguh menggoda, aku nggak mau ya sampai Reno melakukan kontak fisik!" sengit Dimas kemudian membuka ikatan tali Sella dan merapikan rambut yang sudah tergerai indah.
"Cantik!" ucap Dimas mencubit hidung Sisil.
"Ikh sakit kak......" Sella mengusap hidungnya yang sudah memerah.
"Awas nakal ya! kamu dalam pantauanku sayang!"
"Dasar posesif!"
Sella segera pergi meninggalkan Dimas yang masih terdiam di tempat, gadis itu berlari menuju pintu depan dan segera keluar menemui Reno yang sejak tadi menunggunya.
"Ren, maaf ya lama!"
Reno terdiam melihat penampilan Sella dari atas sampai bawah, senyumannya yang sempat luntur karena menunggu kini mengembang dengan sempurna.
"Kamu cantik banget sayang!" puji Reno segera meraih tangan Sella untuk mendekat.
"Bisa aja kamu, ayo masuk!"
"Kita nggak jadi pergi?"
"Kita dirumah aja ya, lain kali aja perginya gimana?"
"Ya sudah ayo, yang penting bisa ketemu pacar aku," Reno segera merangkul pundak Sella yang membuat gadis itu tidak nyaman, dia takut jika Dimas melihatnya.
"Duduk Ren! kamu mau minum apa?"
"Nggak usah repot-repot sayang!" tolak Reno.
"Nggak apa-apa, aku buatin minumnya!"
Rika turun kebawah setelah beberapa waktu lalu tertidur di kamarnya, wanita itu ingin mengambil minum tetapi ia urungkan saat melihat Reno yang datang berkunjung.
"Eh Reno Dateng!" sambut Rika kemudian mendekat ke arah mereka.
"Iya kak," ucap Reno sopan kemudian mencium tangan Rika.
"Kok nggak dibikinin minum Sell!"
"Ini mau aku bikinin kak, kakak mau sekalian?"
"Iya boleh, aku mau jus ya jangan manis-manis!" ucap Rika kemudian duduk di samping Reno.
Sesampainya di dapur Sella kembali di kejutkan dengan adanya Dimas yang sudah berdiri bersedekap dada.
"Kakak ngapain disini? mau aku buatin minum juga?" tanya Sella heran.
"Mau bersihin bekas tangan dia yang ada di tangan dan pundak kamu!"
"Haaahhh!" Sella menganga mendengar kata-kata Dimas.
"Ok, kalo gitu besok kakak juga ikut aku ke pantai, aku mau mandiin kakak biar ilang semua bekas tubuh kak Rika yang ada di badan kakak! emang aku nggak tau nih nih nih banyak banget bekasnya!" sewot Sella dengan menunjukkan banyak tanda merah di dada Dimas.
"Sekarang sana pergi! jangan ganggu aku!" sewot Sella dengan mendorong tubuh Dimas yang sejak tadi hanya melongo mendengar ocehan yang keluar dari bibir mungil yang kini membuatnya semakin gemas.
Dimas segera melipir dan kembali ke kamar, pria itu mencerna perkataan Sella yang mampu menyentil otaknya untuk bekerja.
Sella segera kembali menuju ruang tamu, matanya sempat melirik kearah Rika yang ntah sengaja atau tidak duduk di sebelah Reno dengan jarak yang minim.
"Ini minumnya kak!"
"Ini juga buat kamu Ren!" Reno yang melihat Sella sudah berada di depannya segera bergeser dan memberi jarak pada Rika.
"Ya udah kalo gitu kakak balik ke kamar, makasih udah kasih nomor kamu ya Ren, kalo ada apa-apa dengan Sella jadi kakak gampang hubungi kamu!" ucap Rika yang membuat Sella mengernyitkan dahinya.
"Sejak kapan perhatian sama gue, tadi perasaan abis bentak-bentak gue!"
"Sell..." Panggilan Reno membuyarkan lamunan Sella.
"Eh iya Ren, minum dulu nanti keburu dingin tehnya!"
"Makasih," Reno segera meminum teh buatan Sella.
"Sini duduk dekat aku, jauh banget kayak musuhan!" ledek Reno, Sella menanggapi dengan senyuman kemudian bergeser di dekat Reno.
"Nah gitu donk, aku kangen tau sama kamu," Reno membelai surau hitam panjang milik Sella.
"Ceri gimana?"
deg
"Dia baik-baik aja," jawab Reno dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya, pemuda itu berusaha untuk tidak tetap tenang padahal jantungnya mulai tak aman.
"Sepertinya dia masih suka sama kamu?"
"Tapi kan aku cintanya sama kamu!"
"Aku nggak pengen nyakitin dia Ren dan aku minta kamu balik lagi aja sama dia, karena dia lebih butuh kamu Ren," bujuk Sella.
"Kamu ngomong apa sich sayang," Reno menggenggam tangan Sella "kamu yang aku mau!"
"Tapi dia dan anaknya butuh kamu Ren!"
deg
Lagi-lagi Reno dibuat terkejut oleh Sella, dia tidak menyangka jika Sella tau masalah itu.
"Itu belum tentu anak aku!" tegas Reno.
"Tapi kamu turut andil di dalamnya Ren! kamu juga belum tau kan pastinya anak yang di dalam kandungan Ceri. Aku bersedia mundur Ren!"
"Aku nggak akan biarkan kamu mundur, aku akan perjuangkan kamu!" ucap Reno lantang.
"Kamu nggak bisa egois Ren! mereka butuh kamu!"
"Tapi aku cinta sama kamu Sell, aku nggak cinta sama Ceri!"
"Kalo kamu nggak cinta kenapa kamu menyentuhnya bahkan sampai menghasilkan anak. Reno aku hargai perasaan kamu sama aku, tapi aku nggak mungkin biarin mereka kehilangan kamu!" Sella mencoba untuk membuat Reno mengerti, karena Sella pun tak tega jika benar anak yang di kandung Ceri adalah ank Reno.
"Aku dan Ceri melakukannya karena ada unsur ketidaksengajaan bukan karena niatan!"
"Please ngerti ya.....aku mun_," belum sempat Sella menyelesaikan ucapannya Reno segara membungkam bibir Sella dengan bibirnya, tentu saja hal itu membuat Sella terkejut dan membolakan matanya.
Mampus gue kalo ketauan kak Dimas!
Hal itu membuat seseorang yang sejak tadi berdiri di tangga mengeraskan rahangnya dengan tangan yang sudah mengepal kuat.
Rika yang ingin mengembalikan gelas di buat heran dengan Dimas yang hanya terdiam berdiri di sana. "Mas...." tak ada jawaban dari Dimas membuat Rika mengikuti arah pandang Dimas dan begitu terkejutnya Rika melihat Reno yang sedang mencium bibir Sella. Tetapi beberapa saat senyum tipis dari kedua sudut bibir wanita itu terlihat jelas "so hot".