Mencintai setulus hati serta menyokong dana untuk seluruh keluarga sang suami. Siapa sangka hal itu tak bisa membuat Zeline mendapatkan balasan kebaikan. Wanita itu justru harus menerima kenyataan pahit bahwa Delon suaminya diam-diam berselingkuh. Dan parahnya lagi,mertua serta ipar-iparnya yang selama ini hidup bergantung dengannya bersekongkol untuk menutupi perselingkuhan sang suami.
Penasaran dengan isi ceritanya? yuk silahkan disimak kelanjutannya ...... happy reading 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Melihat panggilan di handphonenya yang kini diberi nama Delon,Zeline langsung paham apa yang telah terjadi. Senyum sinis langsung terbit di wajahnya yang cantik. Hal ini memang sudah dinantikannya.
"Halo Mas." sapa Zeline ketika panggilan sudah tersambung.
"Sayang,Mas lagi di jalan ni. Ban mobilnya kempes. Bisa pinjemin Mas uang ? Nanti gajian Mas balikin ya sayang ?" Suara Delon begitu lembut namun terkesan mengiba.
"Ya ampun kok bisa Mas ?" Tanya Zeline pura-pura terkejut.
"Iya nggak tahu tiba-tiba aja kempes. Bisa pinjemin Mas sekarang ?" Tanya Delon lagi.
"Aduh,maafkan aku Mas,kartu ATM ku terblokir. Mungkin besok baru aku bisa ke bank buat perbaiki." Alasan Zeline sungguh sangat sesuai dengan ATM yang memang kini sudah terblokir di tangan Delon.
"Kamu nggak punya M-banking sayang ?"
"Nggak punya Mas. Selama ini aku nggak pernah pakai M-banking." Bohong Zeline. Ia juga yakin suami pengkhianatnya itu tidak mungkin berani mengecek handphonenya apakah ada M-banking atau tidak.
"Cash,ada nggak sayang ?" Tak putus asa,Delon kembali mempertanyakan uang cash di tangan sang istri.
"Emang berapa sih Mas ? Tanya Zeline penasaran.
"Dua puluh lima juta atau lebih bisa nggak sayang ?"
"Wow... Jumlah yang sangat banyak. Yang benar saja minjem duit dua puluh lima juta hanya untuk ban mobil yang kempes ?" gumam Zeline di dalam hati,tak mau berdebat dengan suaminya itu.
"Hanya seratus ribu Mas. Cukup buat beli lauk aku sampai besok.
"Mas di mana ? Biar aku jemput. Mobilnya tinggal saja dulu di sana sampai nanti ada orang bengkel yang perbaiki."Usul Zeline namun langsung ditolak oleh Delon.
"Nggak usah sayang. Biar Mas pinjam sama teman saja kalau gitu. Udah dulu ya sayang. Nanti Mas hubungi lagi." Delon buru-buru memutuskan sambungan telpon.
"Mas ...." kata-kata Zeline tertahan karena Delon sudah memutuskan panggilan. Padahal dirinya masih ingin sedikit menggertak agar suaminya itu panik. Tapi tak apa,kejadian ini saja sudah membuat suaminya itu panik.
Zeline menyimpan handphonenya dan kembali menikmati buah apel yang sudah ia potong - potong kecil.
"Dua puluh lima juta ? Beli apa wanita itu sampai harga segitu ? Hahaha.... Enak saja mau nikmati uang aku. Udah ambil suami ku,sekarang mau ngambil duit ku. Nggak semudah itu ferguso."Zeline tertawa senang karena rencananya berhasil. Ternyata suaminya itu sangat mudah terpancing dan masuk perangkap.
Dari awal Zeline memang sudah mempersiapkan itu semua demi memberi pelajaran pada suami dan istri mudanya. Ia yakin di tanggal tua seperti ini suaminya itu pasti sudah tak memiliki uang untuk menyenangkan gundiknya. Zeline sangat hafal bahwa setiap tanggal tua,Delon akan meminta uang untuk bahan bakar mobilnya dan uang jajan. Entah ke mana uang gajinya hingga pria itu selalu kekurangan uang setiap bulannya.
Demi rasa cintanya yang begitu besar,Zeline selama ini rela memberikan uang dengan cuma-cuma kepada Delon tanpa mempertanyakan gaji pria itu. Bahkan rela memberikan uang jajan kepada para adik iparnya. Dan sudah beberapa hari ini Zeline tak perduli dengan panggilan telpon dari Berti. Ia sangat hafal bahwa wanita paruh baya itu akan menghubunginya ketika ingin meminta uang.
"Dasar nggak tahu diuntung. Rasakan itu pembalasan ku. Akan ku buat kalian semua menderita karena telah berani-beraninya mengkhianati ku. Biar gundikmu itu juga perlahan-lahan tahu Mas bahwa kamu adalah pria tak berguna." Gumam Zeline sambil menggigit gemas potongan apel di mulutnya.
...----------------...
Sementara itu,setelah selesai menghubungi Zeline tak mendapatkan bantuan sesuai dengan keinginannya,Delon kembali masuk ke dalam mobil.
"Kita pulang saja dulu ya ? Besok-besok baru ke sini lagi buat belanja." ujar Delon sambil menghidupkan kendaraannya dan baik Berti maupun Talita hanya diam dan tak menyahut. Delon pun tak mempermasalahkan itu dan mengendarai mobilnya keluar dari parkiran mal menuju jalan pulang.
Delon menurunkan Talita terlebih dulu di rumahnya,dan kemudian terus mengantar pulang sang ibu.
"Itu ATM Zeline kan ?" Tanya Berti ketika di mobil hanya ada dirinya dan sang anak. Sejak tadi mulutnya udah gatal ingin bertanya. Namun karena tak ingin Talita mengetahui semuanya,sengaja ia tahan pertanyaan tersebut.
"Iya Bu." jawab Delon sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. dirinya merasa malu karena sang ibu sudah mengetahui bahwa dirinya mencuri ATM tersebut dari Zeline.
"Kamu itu bodoh ! kenapa kamu ambil ATM yang terblokir ? Yang aktif kan banyak ? Ambil saja yang lain."
"Ya mana aku tahu Bu jika ATM itu yang terblokir."
"Hah! Kamu itu memang selalu kalah dari Zeline. Jadi suami yang pintar dikit Del. Kamu ambil saja hartanya sebagian. Lagian harta yang ada ketika menjadi suami istri adalah harta bersama. Kamu harus mendapatkan bagian mu."
Mendengar perkataan sang ibu,Delon menjadi terpengaruh. Pelan-pelan ia merasa apa yang dikatakan ibunya adalah benar.
"Nanti aku akan minta bagian ku." putus Delon.
"Nah gitu dong. Setelah itu kamu ceraikan saja wanita itu. Ibu udah nggak suka dia makin pelit. Lagian udah ada Talita. Dia baik dan pastinya akan sangat royal." Berti begitu yakin bahwa Talita adalah wanita yang baik dan lebih royal dari Zeline. Apalagi Talita berasal dari keluarga yang kaya raya.
"Besok ibu akan menemui Zeline untuk meminta uang. Hari ini ibu sangat kesal karena sudah gagal untuk berbelanja. Tolong besok kamu jemput ibu." Ujar Berti sebelum mobil putranya keluar dari halaman rumahnya.
Tak ingin perbincangan semakin panjang,Delon pura-pura tak mendengar perkataan ibunya dan langsung tancap gas.
"Anak itu selalu saja kalah sama istrinya. Sekali-sekali aku harus mengajarinya cara menghadapi si Zeline." Gerutu Berti sambil masuk ke dalam rumah.
"Bu,mana barang belanjaannya ?" Tanya Ranti yang sedang menonton televisi.
"Nggak ada belanjaan." Jawab Berti sambil menghempaskan tubuhnya di sofa samping Ranti.
"Kok nggak ada ? Berarti pesanan kue tart yang aku minta juga nggak ada dong ?" Ranti sangat kecewa begitu melihat ibunya tak membawa apa-apa. Padahal dirinya sangat berharap kue tersebut akan dibelikan oleh Delon.
"Kakak mu itu bodoh sekali. Masa ATM yang sudah terblokir yang ia bawa. Alhasil ibu nggak bisa membayar semua belanjaan yang sudah dipilih."
"Hah ? Jadi ibu sudah ke kasir tapi nggak bisa bayar ?"
"Iya!" jawab Berti lesu.
Ranti terperangah mendengar cerita ibunya. Tak bisa dibayangkan betapa malunya sang ibu saat itu.
"Jangan-jangan ini rencana kak Zeline. Kok bisa ATM terblokir tapi Mas Delon nggak tahu." Ungkap Ranti merasa curiga.
"Mungkin saja. Terserahlah. Ibu capek mau istirahat dulu. Tolong makanannya di irit-irit dulu. Besok baru ibu ke rumah Zeline untuk meminta uang." Setelah berkata,Berti pun bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kamar.