Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Nyonya Elena menatap lagi Putrinya dengan sendu. "Apa kau mengerti Azzura?" Tanyanya dengan lembut.
"Apa aku punya pilihan bu?" Ucap Azzura pasrah.
"Maafkan Ibu sayang," Kembali memeluk Azzura.
Azzura hanya diam tanpa lagi mau menjawab. Tidak lama Azzura pergi dari kamar ibunya dan sang Ibu kembali bersiap karena setelah sarapan dia akan berangkat Ke Kasti Kerajaan terlebih dahulu.
Lola yang menunggu Nona nya keluar dari kamar melihat Azzura berjalan dengan lemas. Lola menghampiri dan memapahnya, Azzura melihat wajah Lola dan tersenyum.
"Lola, kita akan membuat perubahan. " Ucapnya membuat Lola bingung namun tidak berani menjawab.
"Kita kekamar dulu Nona." Jawab Lola dan mengantarnya kekamar untuk membersihkan diri.
Seluruh keluarga Cariann akan berangkat siang ini, persiapan keberangkatan semua telah siap. Karena masih ada beberapa pengungsi jadi mereka juga tidak mengosongkan Mansion begitu saja hanya Keluarga inti yang berangkat dan beberapa pengawal pribadi serta pelayan yang selalu melayani mereka.
Setelah sarapan Azzura memilih untuk bertemu dengan Mike dan orang tuanya di depan Mansion.
Dengan tidak semangat Azzura keluar Mansion, saat sampai di pintu Gerbang Azzura menatap langit lalu menarik nafas panjang.
"Semua akan dimulai dari sini, beri aku kekuatan untuk melawan dan mengungkap kejahatan mereka." Azzura menutup mata sesaat sampai ada yang memanggilnya dari belakang.
"Nona Azzura, " Sapa Pangeran Vargas.
Azzura berbalik dengan perlahan karena mendengar sapaan itu, dan melihat Pangeran Vargas sudah tersenyum padanya.
"Selamat pagi Pangeran, " Jawab Azzura sopan namun acuh.
Lola yang berada disampingnya langsung mengatakan jika Mike dan orang Tuanya ada didalam tenda. Azzura mengangguk dan berniat pamit pergi kepada Pangeran Vargas.
"Maaf Pangeran, aku ingin bertemu dengan seseorang. Aku permisi dulu," Ucapnya.
"Biar ku temani." Pangeran Vargas ikut berjalan dengan Azzura.
Azzura sudah malas berdebat jadi membiarkan Vargas mengikutinya. Dengan dipandu Lola mereka pergi kearah Tenda yang berada ditengah. Karena banyak para budak pengungsi yang sudah pergi jadi hanya tinggal beberapa orang dan tidak terlalu ramai.
"Mereka ada didalam Nona," Ucap Lola pada Azzura diikuti Pangeran Vargas yang masuk ke tenda dengan bersamaan.
Saat masuk mereka melihat sosok Teyo dan Pangeran Andres sedang berbincang dengan beberapa orang termasuk Tuan Leon dan Mike.
Semua memberi hormat ketika melihat Azzura masuk ke tenda. "Nona Azzura," Sapa mereka secara bersamaan.
Dilihat ada sosok Pangeran Vargas dibelakang Azzura. Teyo hanya menaikan alisnya karena heran.
Sedangkan Pangeran Andres hanya menggeleng karena dia tahu jika Azzura adalah wanita idaman Sang Adik.
Azzura menunduk sedikit membalas salam mereka dan melihat Nyonya Leon sudah duduk diranjang dan tersenyum padanya. "Apakah Nyonya sudah sehat?" Tanya Azzura dengan menghampirinya, sementara para lelaki itu membuka jalan untuk Azzura secara bersamaan.
"Aku sudah sangat sehat Nona, Terima Kasih karena telah membawa Putra Ku kembali, " Ucap tulus Nyonya Leon dengan menepuk-nepuk lengan Azzura yang sudah duduk disampingnya.
Azzura tersenyum dengan ucapan Nyonya Leon. Tiba-tiba Tuan Leon berlutut di hadapan Azzura dan menangis. "Maafkan orang tua yang bodoh ini Nona," Ucapnya dengan menangis membuat Azzura terkejut.
"Tuan bangun lah," Azzura memegang pundak Tuan Leon dan menariknya untuk duduk diranjang yang sama dengannya.
"Nona, aku malu karena tidak mempercayai mu, aku sangat malu." Ucap Tuan Leon menyesalkan ucapannya waktu itu kepada Azzura.
"Tidak apa-apa Tuan aku mengerti," Azzura tersenyum pada Tuan Leon.
Tuan Leon hanya diam dan mengusap air matanya dengan cepat.
"Kau sungguh berhati mulia Nona Azzura," dengan tatapan sendu Tuan Leon mengucapkannya.
"Terima kasih," balas Azzura dengan senyuman manisnya.
"Lalu mengapa kalian tidak ikut keperkebunan?" Tanya Azzura lagi karena mengetahui mereka masih berada disini.
"Aku akan membawa mereka tinggal bersama ku Nona," Ucap Mike yakin dan tersenyum.
"Benarkah, Syukurlah jika begitu," Azzura tersenyum dengan memegang lengan Nyonya Leon.
Para Pria di hadapannya jadi terpesona oleh senyum tulus Azzura, mungkin pria-pria ini merasa aura Putri Mahkota telah ada pada diri Azzura.
"Baiklah, aku harus bersiap untuk keberangkatan ku. Selamat karena kalian telah berkumpul kembali " Ucap Azzura tulus.
Saat akan berdiri Tuan Leon langsung menghentikan Azzura. "Tunggu Nona," Ucapnya.
Seketika mereka bertiga duduk bersujud memberi hormat padanya. "Kami menyatakan janji setia pada Putri Mahkota Azzura, hidup kami hanya untuk berbakti pada anda." Ucap Tuan Leon yang di ikuti oleh anak dan istrinya.
Azzura melihat tindakan mereka menjadi sedikit terharu dan langsung menyuruhnya berdiri. "Tidak pantas orang Tuan bersujud dengan bocah seperti ku, sudah sudah." Azzura menarik Tuan Leon dan istrinya berdiri.
"Saat ini kalian cukup setia pada Ayah ku saja," Azzura tersenyum dan langsung pergi keluar tenda diikuti oleh Lola dan tiga Pria dibelakangnya.
Saat keluar tenda dan sampai di depan Gerbang dia merasa diikuti jadi langsung berbalik dan melihat tiga pria yang diam dibelakangnya sedang berdiri menatapnya.
"Ehem... Tuan Tuan yang terhormat, sampai sini saja dan aku pamit." Ucap Azzura sedikit heran karena mereka mengikutinya sampai Gerbang.
Pria-pria yang ditegur Azzura hanya tersenyum dan saling pandang. Mereka juga bingung bisa-bisa nya mengikuti Azzura tanpa sadar.
Pangeran Andres langsung menggeleng dengan tersenyum. "Benar-benar Aura Nona Azzura yang sangat kuat, " Batinnya dan memberi hormat untuk pergi diikuti oleh yang lain.
Setelah Pria-pria itu pergi. Azzura berbalik dan masuk ke Mansion diikuti Lola. "Nona, apa para Tuan Muda itu menyukai mu?" Lola berbisik.
"Jaga ucapan mu, jika ada yang mendengar akan membuat gosip yang tidak enak." Kesal Azzura.
Azzura sudah bertekad untuk tidak memikirkan laki-laki sama sekali sebelum dendamnya terbalaskan. Menghadapi kedepannya nanti seperti apa saja dia sedikit takut. Karena jika ada yang berubah maka dia tidak bisa membaca situasinya lagi.
Azzura masuk ke Mansion berniat untuk berkeliling sampai dia melihat sosok Paman Felixnya sedang sibuk dengan beberapa Kepala pengawal.
"Ah, paman." Azzura tersenyum dan langsung menghampiri pamannya tersebut tapi dia menatap Lola dengan tersenyum terlebih dahulu.