warning : Jika tak suka dengan cerita saya, tinggalkan jangan memberi ulasan buruk Terima kasih salam sobat online.
Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Di tempat Arvin dia yang sibuk dengan semua pekerjaan nya, tak bisa meninggalkan pekerjaan dia langsung menyuruh asisten untuk menjemput istrinya di kampus.
"Putra keruangan saya." ucap Arvin melalui sambungan telpon nya.
Putra yang mendengar perintah sang atasan langsung bergegas menuju ruangan bos nya dan saat sampai di depan pintu dia langsung mengetuk dan pintu ruangan di buka otomatis oleh Arvin dari dalam.
"Ada apa bos manggil saya?" tanya nya.
"Kamu jemput Vania istri saya antar dia ke toko kue tempat dia bekerja. Pastikan jika dia sampai di sana." perintah Arvin.
"Kenapa gak di bawa kantor saja sih bos?" tanya putra.
"Belum saat nya. Nanti saya adakan perkenalan untuk Vania terlebih dahulu, biar semua orang gak salah paham jika dia datang kesini. Sudah sana jemput dia sebentar lagi dia keluar kampus. Katakan saya sibuk nanti sore saya jemput dia. Sekalian kerumah om dan rante." ucap Arvin.
Setelah mendapat perintah dari bos nya Putra pun melangkah pergi dari ruangan bos nya dan menuju area parkir, Dia pergi dengan menggunakan mobil perusahaan. Putra melaju dengan cepat agar bisa segera sampai.
Sedangkan Vania selesai dengan pelajaran nya dia keluar dan Aurora yang kesal tak bisa membalas perlakuan Vania hanya bisa berjalan dengan sengaja menabrak Vania, hingga Vania mantap saja apa yang di lakukan oleh Aurora.
"Gila ya tu anak, dendam kesumat banget kayak nya." ucap Claudia.
"Biarin aja gak ada guna nya juga melayani dia buang - buang tenaga saja." ucap Vania.
Vania dan Claudia seperti biasa duduk di halte bus menunggu bus datang, Saat sedang duduk berdua sebuah mobil berhenti tepat di hadapan Vania. Putra turun dari mobil dan mempersilahkan Vania untuk masuk.
"Maaf nyonya, saya terlambat! Saya di perintahkan bos Arvin untuk mengantar anda ke tempat bekerja." ucap Putra dengan menunduk kan kepala di hadapan Vania.
Vania terkejut saat mendengar panggilan dari anak buah Arvin. Sedangkan Claudia menatap heran saat dia mendengar panggilan nyonya untuk Vania.
"Kenapa dia manggil kamu nyonya Van?" tanya Claudia.
"Heh..! Nanti kapan - kapan saya cerita kalau inget. saya pulang dulu ya. Mau ke toko kue." pamit Vania.
Dia lupa harus dia tak menunggu Arvin bersama dengan Claudia. Vania masuk kedalam mobil mewah dengan perasaan tak enak terhadap teman nya.
Sedangkan Claudia menatap heran sampai dia sendiri bingung saat melihat Vania di perlakuan seperti ratu.
"Mari mbak saya duluan." pamit Putra ke arah Claudia.
Claudia hanya diam membisu saat mendengar ucapan pamit Putra ke arah diri nya.
Sepanjang jalan Vania hanya diam saja, Dia tak bertanya tentang Arvin sama sekali.
"Nyonya bos Arvin bilang nanti sore dia akan jemput sekalian pergi ke rumah om dan tantenya." ucap Putra menyampaikan apa yang di bilang oleh Arvin.
Vania tak merespon apa yang di katakan oleh Putra tentang bos nya. Dia tetap diam saat sampai dia langsung turun.
"Terima kasih ya pak. Oh iya jika ketemu lagi jangan panggil saya nyonya. Panggil saja saya Vania seperti yang lain.
"Baik nyonya."
Vania menatap tak suka saat Putra memanggil nya nyonya kembali. Dia merasa nyaman saat di panggil dengan sebutan nama nya sendiri.
Sesuai perintah Arvin dia menunggu sampai Vania masuk kedalam toko kue baru dia pergi. Setelah memastikan istri bos nya masuk dengan aman dia pun mulai menjalankan mobil nya kembali menuju kearah kantor.
Saat sampai di kantor Putra mengatakan jika Vania terlihat kesal.
"Bos kayaknya nyonya sedang kesal deh." ucap Putra.
"Kesal kenapa?" tanya Arvin yang tetap fokus pada pekerjaan nya.
"Mana saya tau bos, kan bukan istri saya!" jawab nya.
Mendengar jawaban Putra membuat Arvin menghentikan pekerjaan dan menatap tajam kearah Putra.
"Sudah pergi lah keruangan kamu bikin pusing saja." kesal Arvin.
Arvin mencoba menghubungi Vania dia ingin tau apa penyebab Vania kesal. Tapi panggilan tak tersambung. Arvin lupa jika Vania sudah tak memiliki ponsel karena ponsel nya terjatuh saat dia berlari dari kejaran anak buah Daffa.
******
Dirumah Aurora yang wajah nya merah dan bibirnya sedikit berdarah mengadu kesang ibu. Karena apa yang di lakukan oleh Vania.
"Lihat mah, apa yang di lakukan oleh Vania. Dia nampar Rara di hadapan teman - teman Rara. Dia sudah bikin Rara malu mah." adu Aurora.
Yunita yang melihat wajah putri nya terluka memeluk nya dan melihat Julian yang baru pulang.
Julian yang baru pulang menatap heran sang kakak yang menangis di pelukan ibunya.
"Ada apa? Kenapa kak Rara nangis?" tanya Juli yang tak tahu apa yang terjadi di kelas kakak nya.
"Astaga Julian kamu bisa - bisa nya bertanya ada apa! Coba kamu lihat apa yang di perbuatan anak miskin itu, dia memukul kakak kamu, kamu kemana saja sih nak sampai kakak kamu di pukul orang kamu gak tau." ucap Yunita.
Julian mendekat kearah kakak dan ibu nya dia melihat wajah Aurora merah dan ada bekas luka di sudut bibir nya.
"Kenapa kak Rara bisa di pukul sama dia?" tanya Julian.
"Kakak cuma nanya cincin yang dia pakai asli apa imitasi. Eh dia gak terima kakak nanya kayak gitu dan langsung nampar kakak. Kakak mau balas sayang dosen sudah masuk." ucap Aurora.
Julian menatap tak percaya saat dia mendengar ucapan kakak nya. Tapi dia tak bisa berbuat apa pun karena sang ibu tak ingin semua orang tau jika Vania saudara nya juga.
Setelah mendengar apa yang di katakan Aurora, Julian memilih pergi dari hadapan Aurora dia menuju kamar nya.
"Jul kamu gak mau bantu kakak balas apa yang di lakukan oleh Vania sama kakak?" tanya Aurora saat melihat adik nya akan pergi menuju kekamar nya.
"Gak kak. Julia ingat kata papa jangan bikin masalah dengan Vania, Juli juga gak mau bikin perusahaan papa bangkrut." jawab Juli dengan sengaja mengingatkan pesan ayah nya jangan mengganggu Vania selama saham perusahaan masih anjlok akibat permainan dari Arvin.
Julia meninggalkan Aurora yang memasang wajah masam saat mendengar ucapan adik nya. Julian sengaja mengatakan itu semua agar sang ibu tak menyuruh nya untuk membalas Vania.
Yunita yang melihat sikap putra kandung nya cuek terhadap apa yang di alami oleh kakak nya kesal, Hingga dia berinisiatif untuk mendatangi tempat Vania bekerja. Dia ingin memberi peringatan agar Vania tak mengganggu putri nya lagi.
"Sudah nak jangan nangis mama akan datangi dia, mama akan kasih dia peringatan, setelah usaha papa aman baru kita kasih dia pelajaran yang berharga." ucap Yunita dengan memeluk Aurora yang menangis di pelukan nya.
Aurora yang mendengar apa yang di katakan oleh ibu sambung nya mengangguk dia hanya menunggu saja perusahaan ayah nya pulih dan dia akan membuat Vania menderita.
Wah bisa bisa nanti Clarissa hamil anak Revan
cieee Arvin sudah uring²an di tinggal ayang🤭🤭🤭
duh kasian yg baru pacaran halal sekarang malah harus pisah karna acara camping 🤣
bucin abis Arvin sama Vania ...
Claudia jadian ja sama putra ..pasti bucin juga deh.....
Clarissa gk bisa bohong sama ibunya Vania pasti ketahuan .....
Revan emng licik sih tp kek nya orang nya bertanggung jawab deh tp entahlah,moga aja Revan emang tulus sama Clarissa cuma cara nya aja yg salah buat dapatin Clarissa.
putri orang lain yang kau Bangga2-kan.
sudah dirusak kalajengking 🤣🤣🤣🤣
dan sementara putri kandung mu di Vania ratukan oleh Tuan Arvin🥰🥰🥰🥰
baru 15 menit loh Vin..udh gegana gelisah galau merana.
rasain Clarissa.. orang sombong dapat balasan.
Putra boleh tuh buat Claudia,,/Chuckle//Chuckle/
mungkin skrg dia jutek tp klo udah cinta bisa jd dia juga kyk Arvin bucinnya,,/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Udahlah Cla,terima z si Revan,lagian si Daffa pasti ninggalin kamu klo dia tau km udah disentuh Revan berkali²,,,