kisah ini bercerita tentang gadis muda berusia 21 tahun bernama Alya, Alya terpaksa menerima tawaran menikah dari dosen kampusnya yang usianya 37 tahun bernama Rafa, Rafa meminta Alya mengandung anaknya karena istrinya tidak bisa memberikan keturunan. lambat Laun benih cinta diantara mereka mulai tumbuh, dari sinilah timbul masalah baru, istri sang dosen tidak rela suaminya membagi cinta dengan alya. dapatkah Rafa mempertahankan dan membuat Alya di akui sebagai istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
janji
Alya sedang duduk bersantai dengan orang tuanya di Taman belakang, berbagai macam bunga, yang mereka rawat sekarang sudah tumbuh dengan cantik, Secangkir teh di tangan mampu menghangatkan tubuh saat udara dingin melanda.
Merasakan sentuhan Farah di perutnya membuat Alya menoleh.
"Cucu nenek harus sehat, ya... nak"
"iyaa, nek" ucap Alya menggantikan janinnya.
"pria itu bersikap baik kan sama kamu nak?" Ali menatap dalam sang putri sulung
"iya yah, mas Rafa baik banget "
"kenapa tiba-tiba menikah, apa sebelumya kalian pacaran " Alya gugup bukan main, bibir bawahnya ia gigit.
"kenapa nak, setau ibu, kamu nggak pernah dekat dengan siapapun "
"saya yang cinta dengan anak kalian lebih dulu, sampai akhirnya saya melamarnya, kami tidak pernah pacaran saya kagum dengan sosok Alya, mahasiswa pintar berprestasi "
mereka bertiga kompak menoleh ke belakang.
"mas Rafa!"
"iyaa... saya jatuh cinta dengan putri kalian, saya tidak ingin menundanya lebih lama, dan saya menyatakan niat saya pada Alya" Rafa berdiri di belakang Alya, tangan nya terulur mengusap ubun -ubun sang istri, Rafa juga tersenyum begitu tulus pada Alya, iya kan Al
"ii--iya Bu"
"maaf jika ayah sempat marah dengan keputusan kalian, ayah hanya kaget nak, apa lagi waktu itu ibu kamu masuk rumah sakit, tapi kamu tiba-tiba minta restu ke ayah"
"ayah nggak marah lagi sama Alya? " Ali menggeleng, Alya yang sudah tidak tahan membendung air matanya, memilih memeluk sang ayah , menyembunyikan wajahnya agar tidak terlihat lelehan air mata yang membuatnya cengeng.
"anak ayah cadi cengeng semenjak hamil " Ali terkekeh, sedangkan Farah mengusap punggung sang putri.
....
"Masya Allah, aku kangen banget, sudah lama nggak main ke pantai"
"kamu sering ke sini" Alya mengangguk antusias
"Alya jangan lari" tegur Rafa, karena wanita muda itu tidak dapat lagi menahan diri setelah sekian lama dapat kembali melihat keindahan pantai Lombok yang indah dengan pasir berwarna pink nya
"sini mas, jangan berdiri di situ aja, sini" Alya melambaikan tangan, meminta Rafa mengikutinya.
"dasar anak kecil" gumam Rafa , gemes melihat tingkah istrinya,
"Alya jangan main jauh-jauh, sini sini aja, kita nggak bawa baju ganti, Nanti kamu kedinginan Alya
"nggak, mas. air lautnya nggak tinggi "
Diam diam Rafa mengabadikan setiap momen yang Alya lakukan dengan ponsel milik Nya,
"mas lihat deh, kepiting nya pada keluar"
cek rek!!
"mas foto aku ya?"
"iyaa"
"coba lihat" Rafa iseng, bukannya menunjukkan hasil fotonya, ia malah pergi dan menyimpan ponselnya di saku
"pasti jelek ya... mas, mass iiyhh, liat"
"mas Rafa!!" Alya yang kesal berhenti mengekori Rafa, ia kembali mendekat ke arah laut
cek rek!!!
"Ngambek yaa, Hem?"
"tau ah, bodo" Rafa nyengir, ia genggam tangan kecil sang istri.
"jangan ngambek, nanti cantiknya hilang... mau?"
"mas Rafa sih, jahiiil!" gerutu Alya dengan kaki di hentak hentak
"iya ... ini saya kasi liat, orang cantik gini di bilang jelek "
blush
mungkin sekarang pipi Alya sudah merah karena malu
"cie ada yang salting "
"apa sih nggak jelas banget deh"
"cie salting " ejek Rafa, ia memiringkan wajahnya, karena Alya selalu menghindar, mencoba menyembunyikan wajahnya
"Alya salting, Alya pipinya merah"
"iiyh, mas rafaaa" Alya memukul lengan Rafa, pria itu meringis memegang lengannya, jadilah Alya merasa bersalah
"maaf mas, sakit yaa"
"sedikit " Rafa menatap dalam manik indah nan teduh itu, ia tersenyum menampakkan deretan giginya
"cantik banget sih" lagi lagi Alya di buat salah tingkah, alya mendorong lengan Rafa dan berlalu pergi
"cieee ada yang pipinya merah, sudah kaya kepiting rebus" teriak Rafa karena jarak mereka lumayan jauh
"nggak jelas" balas Alya dengan teriakan juga.
....
Kali ini foto tangan itu di ambil menggunakan ponsel milik Alya
"cantik"
"kalo aku post ini di sosial media aku, terus aku kasih caption, with pasangan halal, terus aku tag akun mas, bakal heboh nggak yaa?" Rafa menyentil kening Alya
"aww, sakit mas" Alya mengerucutkan bibirnya, mengusap keningnya, rafa jadi merasa bersalah, ia ulurkan tangan untuk mengusap lembut kening sang istri
"kamu sih, makanya jangan, aneh - aneh"
"kan misalanya, mas! Aku juga ingat kok, hubungan kita hanya sampai anak ini lahir, setelah nya aku dan kamu akan kembali menjadi asing" ok, obrolan mereka kini tidak sesantai yang tadi, Rafa menunduk dengan jari telunjuk nya memainkan pasir pantai berwarna pink tersebut, helaan nafas gusar terdengar jelas dari wanita yang duduk di samping nya
"kayanya aku pengen pergi jauh aja setelah hubungan kita berakhir, mas" kini Rafa beralih tatap, ia pandangi wajah Alya , yang juga menatap nya
"aku nggak mau ketemu kamu lagi setelah semuanya selesai" Rafa bisa melihat senyuman yang Alya perlihatkan untuk nya, senyuman dengan arti yang berbeda.
"kenapa?" akhirnya Rafa buka Suara
"yaa... aku nggak bisa ketemu kamu lagi, aku nggak bisa terluka teramat dalam karena mungkin saat kita berpisah perasaan ku sama kamu akan terus ada, mungkin dengan pergi menjauh adalah pilihan terbaik, mungkin... dengan begitu aku bisa lupain kamu, mas" Rafa merangkul Alya, ia sandarkan kepala sang istri di bahunya.
"dan saya nggak akan biarin itu terjadi "Alya sedikit mendongak menatap Rafa, pria itu mendaratkan ciuman nya ke bibir ranum sang istri.
"nggak bisa, mas. aku nggak bisa terus terbayang dengan sosok kamu, setelah hubungan kita berakhir "
"emang siapa yang mau mengakhiri hubungan kita"
Alya semakin di buat bingung dengan ucapan Rafa
"maksud kamu apa sih, mas"
"saya nggak akan pernah mengakhiri hubungan kita, kamu akan terus menjadi istri saya, selamanya "
deg!!! benar yaa, hormon wanita hamil memang sulit di kontrol, mata yang terus mendongak ke Arah Rafa, kini sudah menganak sungai, Alya menggeleng
"hubungan kita sulit, semuanya di mulai dengan kebohongan, kita nggak akan bisa melaluinya"
"kamu bisa ngomong gitu, dan saya juga bisa pastikan jika hubungan kita akan terus berjalan, kamu akan terus menjadi istri saya, dan saya akan menghadapi apapun untuk mempertahankan kamu"
"mas..."
"percayalah dengan saya"
"aku sayang kamu mas" anggap aja alya egois, ia juga ingin memiliki Rafa seutuhnya .
"saya juga" Rafa kembali mendaratkan ciuman nya pada ubun -ubun Alya
...
"jih, Alya belum balik yaa"
"yaa... bisa Lo liat, nggak ada Alya"
"sudah satu Minggu, tu anak nggak ada kabar, dia ada ngabarin Lo nggak jih"
"katanya balik besok"
"serius Lo" jawab Azzam antusias
"iyaa"
"Emang nggak ada sedikitpun tempat buat gue di hati Lo yaa, zam" batin Jihan
Jihan permata sari, gadis cantik sahabat dekat dengan Alya, yaa.. gadis itu sudah lama menaruh hati pada sosok pria yang duduk di sampingnya, Azzam Fadillah, entah kapan rasa suka itu muncul, tapi yang pasti Jihan merasakan sakit saat ia tau... Azzam, pria yang ia cintai ternyata menaruh perasaan lebih pada sahabat nya sendiri, Jihan harus terus berpura Pura menjadi jalan hubungan antara Azzam dan Alya, ia menerima semuanya, Jihan tidak ingin menjadi egois dan mengorbankan persahabatannya hanya karena cinta, jika di minta untuk memilih antara sahabat dan cinta, maka Jihan akan lebih memilih sahabat, meskipun sakit jika terus menjadi orang ketiga di antara mereka.
tapi Kenapa ya like' nya dikit ya