NovelToon NovelToon
Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:30k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Winda Hapsari, seorang wanita cantik dan sukses, menjalin hubungan kasih dengan Johan Aditama selama dua tahun.

Sore itu, niatnya untuk memberikan kejutan pada Johan berubah menjadi hancur lebur saat ia memergoki Johan dan Revi berselingkuh di rumah kontrakan teman Johan.

Kejadian tersebut membuka mata Winda akan kepalsuan hubungannya dengan Johan dan Revi yang ternyata selama ini memanfaatkan kebaikannya.

Hancur dan patah hati, Winda bersumpah untuk bangkit dan tidak akan membiarkan pengkhianatan itu menghancurkannya.

Ternyata, takdir berpihak padanya. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menawarkan pernikahan. Seorang pria yang selama ini tak pernah ia kenal, yang ternyata adalah kakak tiri Johan menawarkan bantuan untuknya membalas dendam.

Pernikahan ini bukan hanya membawa cinta dan kebahagiaan baru dalam hidupnya, tetapi juga menjadi medan pertarungan Winda.

Mampukah Winda meninggalkan luka masa lalunya dan menemukan cinta sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Malam telah larut ketika Ardan dan Winda tiba di rumah. Setelah makan malam di restoran, mereka memang tidak langsung pulang. Ardan memenuhi permintaan istrinya yang mengajaknya jalan-jalan. Quality time katanya.

Baru saja masuk kamar, Winda menutup mulutnya rapat dan segera berlari ke kamar mandi.

Howekk … howekk..

Merasa ada yang tidak beres, Ardan mengikuti langkah istrinya, dan seketika panik melihat Winda muntah-muntah di wastafel.

“Sayang, ada apa denganmu?” Aradan bertanya khawatir.

Winda menggeleng lemah, wajahnya pucat. "Aku gak tahu, Mas. Tiba-tiba saja perutku mual sekalii," jawabnya lirih.

Hoekkk… hoekkk..

Winda kembali memuntahkan isi perutnya. Habis sudah apa yang tadi dia lahap di restoran. Ardan memijat tengkuk istrinya, dan sebelah tangannya membersihkan mulut Winda dengan air wastafel.

“Ayo kita ke rumah sakit.” Ardan terlihat sangat cemas.

Winda kembali menggeleng. “Tidak usah, Mas. Mungkin karena aku kebanyakan makan tadi.”

Arda menghela napas berat. Mungkin memang benar, itu karena tadi Winda makan seperti orang yang telah berhari-hari tak menyentuh makanan. Tapi tetap saja ia merasa khawatir.

Ardan membopong Winda untuk kembali ke kamar, tubuh Winda yang lemas bersandar pada lengannya. Wajah wanita itu masih pucat pasi. Setelah membaringkan Winda di tempat tidur, Ardan mengambilkan segelas air putih dan handuk untuk mengeringkan wajah istrinya. Winda hanya terdiam, matanya terpejam lelah. Bahkan tak melawan sedikitpun ketika tangan Ardan bergerak mengganti pakaiannya.

"Istirahatlah, Sayang," bisik Ardan lembut, tangannya mengusap lembut rambut Winda.

Winda hanya mengangguk lemah. Keheningan menyelimuti kamar, hanya diiringi oleh suara napas Winda yang teratur.

Ardan menghela napas panjang. Diusapnya kening wanita itu penuh kasih. Di bibirnya tersungging senyum kala mengingat tingkah istrinya saat di wahana permainan tadi. Wanita itu bahkan tanpa segan bermain mandi bola bersama anak kecil.

Benar-benar seperti kelinci yang baru dilepas dari kurungan. Berlari, kejar-kejaran, saling lempar, berteriak bersama anak kecil, tertawa lepas. Seakan dulu waktu kecil tak pernah bermain seperti itu, dan baru mendapatkan nya sekarang. Menggeleng pelan dengan senyum makin lebar. Tertawa tergelak. Ternyata istrinya memiliki sisi kanak-kanak seperti itu.

*

*

*

Sepasang kelopak mata mengerjap, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk. Tangannya meraba-raba ruang di sampingnya, kosong. Mata yang mengerjap sontak terbuka lebar.

“Kemana Mas Ardan?” gumamnya. Tangannya meraih ponsel yang ada di atas nakas. Memperhatikan penunjuk waktu. “Jam delapan?” Winda terbelalak dan langsung menyibak selimutnya.

Turun dari ranjang dengan tergesa, keluar dari kamar tanpa mencuci wajah lebih dulu. “Kenapa Mas Ardan tidak membangunkan aku?” Berlari menuruni tangga. “Ini sudah siang. Pasti Mas Ardan sudah berangkat ke perusahaan. Bagaimana bisa aku tidak mendengar alarm?”

“Selamat pagi, Nyonya.” Joe yang berpapasan dengannya menunduk hormat. Begitupun bibi Lucy dan mbak Sartika.

“Tuan menunggu Anda di ruang makan.” Ucapan selanjutnya dari Joe membuatnya menghentikan langkah.

“Suamiku belum berangkat?” tanya Winda heran.

“Tuan berada di dapur sejak pagi. Bahkan kami dilarang mendekat.”

Winda mengerutkan kening. Untuk apa Ardan ke dapur? Sedang dirinya saja yang seorang istri dilarang menginjakkan kaki di area itu. Membiarkan dirinya dilayani. Tapi sekarang malah pria itu yang ada di sana? Bergegas wanita itu menyusul. Tidak ada di ruang makan, Winda mencarinya di dapur.

“Kamu ngapain, Mas?” tanya winda begitu ia sampai di dekat suaminya.

“Hai, kamu sudah bangun, Sayang?” Ardan melepas sebentar sendok sayur yang ada di tangannya, meraih pinggang istrinya lalu membawanya mendekat hingga tubuh keduanya merapat. Melabuhkan kecupan kecil di kening, lalu kembali fokus dengan kompor di hadapannya.

“Kamu bikin apa?” Winda mendekat ke arah kompor karena penasaran.

“Aku tiba-tiba saja kepingin mie yang kamu buat waktu itu. Tapi sudah mencoba beberapa kali rasanya tidak sesuai dengan buatanmu.” Ardan menunjuk ke arah meja besar yang ada di samping lemari piring.

“Itu,,,?” Mulut Winda terbuka lebar dengan mata terbelalak. Di atas meja besar itu, entah berapa banyak mangkuk berisi mie kuah. Berderet berjajar, sebagian ada yang masih mengepulkan uap panas.

“Ngapain bikin mie sebanyak itu, Mas?” tanpa sadar Winda mengeraskan suaranya.

Ardan menghentikan gerakan tangannya. Menghadap ke arah Winda dengan wajah tertunduk. “Aku belum menemukan rasa yang pas seperti waktu itu.” Suaranya terdengar lirih, ada nada kesedihan yang mengalun pilu, menghadirkan rasa kasihan.

“Ehh…?” Winda terkejut dengan reaksi Ardan yang seperti seorang anak kecil baru saja dimarahi ibunya. Dia tidak bermaksud begitu. Dia hanya syok melihat deretan mangkuk itu tadi. Tapi,,, apa reaksi suaminya ini tidak berlebihan? Winda dihinggapi rasa bersalah.

“Aku yang buatkan, mau?” Winda mematikan kompor dan meraih dua tangan suaminya..

“Mau mau. Iya, aku mau.” Ardan mengangguk penuh semangat. Wajah yang tertekuk kini berbinar ceria.

Winda mengerutkan kening. Ardan terlihat sangat aneh. Moodnya gampang sekali berubah. Wanita itu menggandeng tangan Ardan dan membawanya ke ruang makan agar pria itu duduk menunggu saja di sana.

“Mie yang sudah dimasak berikan pada para pelayan ya?” Entah kenapa Winda jadi merasa harus lebih berhati-hati bicara dengan suaminya.

“Iya.” Ardan mengangguk patuh.

Winda pun segera memanggil paman Joe agar membagikan deretan mangkuk itu pada semua pelayan dan para pekerja lainnya, bahkan sampai ke para penjaga yang ada di depan.

“Terima kasih, Tuan, Nyonya.” Paman Joe dibantu bibi Lucy dan beberapa pelayan mengusung mangkuk-mangkuk itu menggunakan nampan.

Setelah semua orang pergi dan hanya tinggal dia dan suaminya saja, Winda segera mengenakan apron. Mengambil dua bungkus mie instan yang entah sejak kapan tiba-tiba saja tersedia di meja dapur. Seingatnya di rumah itu tak pernah ada mie instan.

Beberapa lembar sawi, dua buah wortel sudah diiris dan dicuci bersih. Winda merebus empat gelas air, mengambil telur dan sosis. Ardan yang enggan menunggu sendirian di ruang makan mendekat dan mengikuti setiap gerak langkahnya.

Beberapa menit kemudian mie instan ala Nyonya bagaskara telah siap disantap. Ardan kembali mengikuti langkah istrinya yang berjalan ke ruang makan dengan nampan berisi dua mangkuk mie instan.

“Hidangan lezat telah siap, ayo kita bersantap!” Ardan bertepuk tangan gembira. “Hemmm,, , ini benar-benar lezat.” Ardan mengangkat wajah hingga tengadah ke atas, memejamkan mata seolah benar-benar menikmati apa yang masuk ke dalam mulutnya.

Winda lagi-lagi mengerutkan kening. Tingkah Ardan sangat aneh pagi ini. Itu hanya mi instan lho, bukan hidangan istimewa. Apa Ardan tidak berlebihan? Lebih heran lagi, winda juga tak menambahkan bumbu apapun selain bumbu mie instan itu sendiri. Jadi, seharusnya buatan dia maupun buatan Ardan, rasanya pasti sama, kan? Tapi kenapa...?

*

*

*

“Bagaimana keadaanmu? Apa kita benar-benar tidak perlu ke dokter?” Ardan menggenggam tangan istrinya. Kini mereka telah dalam perjalanan menuju perusahaan. Pria itu sedikit cemas, karena lagi-lagi istrinya muntah setelah makan.

“Tidak perlu, Mas. Sudah kubilang itu mungkin karena aku kebanyakan makan. Lagi pula asisten Denis sudah menunggu kita.”

Ardan menghembuskan napas berat. Entah kenapa hatinya gelisah. Dia senang dengan selera makan istrinya yang bertambah. Tapi kalau setiap habis makan terus muntah lagi? Tapi dia juga tak bisa memaksa istrinya. Apalagi Winda juga terlihat baik-baik saja. Jadi, mungkin memang benar. Hanya karena terlalu kekenyangan.

*

*

*

Epilog

Kediaman bagaskara beberapa saat yang lalu

“Kita dapat rejeki apa ini?”

“Iya, ini seperti mimpi. Tuan Bagaskara susah payah terjun ke dapur hanya untuk memasakkan kita mie instan? Apa ini bukan anugerah besar?

“Aku kaget pas pagi buta Tuan menyuruh membeli beberapa kardus mie instan. Untung ada supermarket yang buka dua puluh empat jam. Ternyata untuk kita.”

“Setelah ini, mie instan akan jadi makanan favoritku.”

1
〈⎳ FT. Zira
dirimu yg makan, tapi yg mual istrimu lho../Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
bagi yg hobi ngemil,, hal gini di anggap wajar kok
〈⎳ FT. Zira
akupunn.../Grievance/
Cindy
lanjut kak
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
yaelaaahhh, datang aja ke warung, apa ke minimarket gitu, borong dah jajanan itu, dr nabati, superstar, permen kacamata, tango, momogi, choki choki, taro, potato, sosis...trus geri salut padimas, marsmellow, itu jajanankuu...😍😍😍😍
Nar Sih
hahaha ...malu kan kmu johan dan gunawan😂😂
SR.Yuni
niat hati maksudnya ya thor.... typo ✌️✌️
SR.Yuni: Sama2 kakak
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: ah iya. otw 🏃🏃🏃🏃.
tencuu, ya 😘😘😘
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
dua kata, LUAR BIASA...😍😍😍💚💚💚
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: pas kui arep lanjut komen mneh, kebord ku wes mogok, yo tekan pesawat kertas wae
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: terima kasih Mbak
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
kok perasaan dikit amat sih???
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: masa??? klo lagi pas seru²nya iku berasa dikit tahu... ky kurang gitu
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: cuma seribu pas/Grin//Grin/
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
betul bgt, aku aja klo beli yang penting murah dan perut kenyang kok.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
menit menit?
Nar Sih
klau di lihat dri sikap winda yg mulai manja dan tanda,,nya seperti bnr nih bntr lgi ada kejutan buat ardan dri pernikahan mereka
Patrick Khan
q penasaran.. emang klo hamil mesti mutah2 ya🤔🤔🤭
Patrick Khan: . berarti beda2 ya kak..
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: tidak semua. aku gak.
tp ada yg iya, sampai gak bisa ngapa2in
total 2 replies
Nar Sih
sepertinya winda hamil niih ,dan seperti nya mas suami yg ngidam
Ari Peny
nyidam nih dua2nya hhhhh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
supermarket keknya gak ada yg buka 24 jam, tp klo indomaret sm alfamart memang ada... jadi namanya minimarket.
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: mmm. repusi deh
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
ish ish ish iiiiissshhhhh....
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
aelaaahhhh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
huahahahahahaaaa... ketahuan deh lo yg nyolong mienya winda
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
mungkin masa kecil istrimu kurang bahagia, maklumlah orang kaya kan gitu orangtua selalu takut ini dan itu. beda sama orang kampung masa kecilnya benar-benar merasa bahagia... anak-anak bisa bermain sepuasnya di alam bebas...
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: nah yo iku. tp gk tahu namanya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: mbuh opo jenenge, pokoke sg warna biru iku, wong gon muka wae bisa jd flek koyo aku iki... disik kan suka nontron drakor lampune dipateni, eeehh... boco gon mbah gugel ternyata akibat mantengin hp dalam keadaan gelap bisa jenimbuljan flek pada wajah, juga mata rusak
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!