Ceo Arogan BUCIN

Happy reading

❤️❤️❤️❤️❤️❤

"Kau begitu keras menendang kaki ku, Nona." ucap pria itu dengan mengeluh sambil mengelus kaki nya.

"Tapi tuan saya tidak sengaja, dan kaki anda pun saya rasa tidak kenapa-kenapa." ucap Kinan sambil memperhatikan kaki pria di hadapan nya itu. lalu Kinan tanpa sadar menelisik seluruh tubuh pria dihadapan nya itu.

"ughh... maco.. tampan." Kinan tanpa sadar memuji laki dihadapan nya itu.

"Kau bilang tidak kenapa-kenapa? hey Nona ini sakit nya didalam kaki ku, jika kaki ku lumpuh bagaimana? aku tidak bisa berjalan? lalu tidak ada wanita yang mau menikah dengan ku, apa kau mau tanggungjawab hahk?" ucap nya begitu semangat membuat Kinan kebingungan.

Kinanti menghela nafas panjang.....

"Ya baiklah tuan, lalu saya harus apa? soalnya saya mau pulang ini sudah malam."ucap Kinan lagi dan kembali menatap arloji ditangannya.

"Berikan nomor ponsel mu, nanti akan aku beritahu padamu berapa total biaya pengobatan nya."ucap pria tersebut dengan wajah licik nya

Akhirnya mereka berdua pun saling tukar nomor masing-masing

Kinan pun akhirnya pergi dari sana, sepanjang jalan menuju kost temennya tak henti-hentinya gadis itu mengumpat kesal "Damn it... sial,, sial,, sial,, apes banget."

*********

Apartemen....

"Gimana proyek baru kau, Bi?" tanya Dava yang baru saja datang mengunjungi Abhimana.

"Masih dalam proses paling tiga bulan lagi selesai."ucap Abhi yang baru bangun dari tidur nya dan memberikan minuman soda dingin yang ada di lemari es nya kepada Dava.

Dava Hermansyah dia adalah sahabat dari kecil bersama Abhimana, mereka tumbuh besar bersama karna orang tua dari mereka pun berteman baik, tapi disini dia sabahat tapi berbeda karakter, jika Abhimana sifatnya Angkuh arogan dan dingin berbeda jauh dengan Dava, dava memiliki sifat yang hangat, jail dan mudah merayu lebih ke sosialisasisosialisasi, Abhi dan Dava memiliki wajah yang sama alias sama-sama tampan dan berkharisma.

"Hey Boy, gimana hubungan kau dengan Alesya juga Adelia? haha.. jangan serakah satu-satu aja, kapan nikah nya?" ejek Dava kepada Abhi sahabatnya itu.

"Kamu ngatain aku, kamu sendiri kapan nikah? pacar aja gonta ganti." ketus abhi tak mau disalahkan saja.

"Eitss.... kali ini aku gak akan gonta ganti, aku telah menemukan wanita yang pas dan dia adalah tipe aku banget."ujar Dava begitu serius sambil membayangkan wajah wanita yang bertemu dengan nya tadi.

Abhi seketika menaikan alisnya menatap wajah dan tingkah Dava yang menurutnya lebay dan berlebihan itu. " kok aku ga yakin?"ucap abhi

"Hey aku udah ada nomor nya dan itu sudah satu langkah ke depan, cuma sekarang lagi mikir bagaimana caranya mau ngajak dia kencan."ucap Dava sambil meletakan jarinya di bawah dagu seakan dirinya saat ini sedang berfikir begitu keras.

"Kok aku merasa kau memakai trik licik mu agar dapat nomornya, iya kan?" tudung abhi yang memang benar adanya namun Dava tidak peduli. Karna menurut Abhi yang mengenal dava lebih dari siapapun tau betul siapa laki-laki yang dijuluki pria Casanova itu, seorang Dava tidak akan mudah mendapatkan nomor ponsel perempuan sebelum dia mengeluarkan jurus mautnya.

"Gimana kalau malam besok kita kencan, saya ajak adelia dan kau ajak wanita mu itu." tantang Abhi kepada Dava.

Dava berfikir sejenak "Baiklah kau atur saja tempat dan jam nya lalu kau kabari aku." ujar Dava yang baru saja mendapatkan ide cemerlang.

********

"Kamu kenapa, Kin?" tanya Rara karna sedari tadi dirinya ikutan bingung melihat sahabat nya itu mondar mandir tidak jelas.

"Kinan." panggil Rara karna sedari tadi dirinya bertanya tapi tidak ada respon sama sekali.

"Kin."

"KINAN." seketika Rara langsung berteriak dan Kinan saat itu juga langsung menutup telinga nya.

"Apa sih Ra, telinga ku sakit tau dengar teriakan mu itu."

"Habis dari tadi aku panggil-panggil ga nyaut+nyaut." ucap Rara sama kesel nya namun.

Dret.....

Drett....

dret...

"Nomor siapa sih ini, malam-malam telpon?" Kinan bertanya namun Rara menyarankan

"Man ku tau, coba angkat siapa tau penting." ujar Rara kepada Kinan.

"Hallo." suara laki-laki di dalam telpon

"Siapa ini?" tanya Kinan dengan wajah biasanya yaitu jutek

"Aku Dava, Nona. apa kau lupa?" ucap laki-laki itu lagi

Kinanti pun mencoba mengingat nama tersebut dan dirinya tidak mengenal nama yang disebutkan tadi.

"Maaf anda salah sambung, saya tidak memiliki teman bernama Data eh salah Dava." ucap gadis itu hendak mematikan telpon tersebut namun

"Oh astaga, hey Nona saya yang Anda tendang kakinya di lift tadi, dan setelah kau pergi tadi aku tidak jadi menemui teman ku tetapi aku langsung ke rumah sakit untuk di ronsen kaki ku, dan kau tau Nona berapa biaya nya?" ucap Dava panjang lebar.

Kinan pun baru sadar siapa yang menelpon dirinya itu "Cepat katakan berapa? akan saya ganti."tanya Kinan dan meninggikan suaranya padahal dirinya tau sekarang lagi minus alias krisis.

"Lima juta dan saya mau sekarang juga transfer." ucap Dava

"What? kau mau memeras ku?"kaget Kinan akan biaya yang di sebutkan laki-laki itu.

"Tentu ya, eh tentu tidak, ayo cepat transfer." ucap Dava lagi

"Tapi tuan saya tidak punya uang sebanyak itu lagi juga darimana saya bisa dapat uang sebanyak itu, kerja saja saya baru."keluh Kinan

"Baiklah jika kau tak mampu melunasi nya besok malam temani aku kencan jam tujuh malam dan tanpa penolakan, bye."

"Tapi tuan."

tutt....

tut..

Telpon pun sudah terputus.

"Sial banget si aku."

Bersambung.....