NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Mantan

Cinta Terlarang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:215
Nilai: 5
Nama Author: Vitra

" Iya, sekalipun kamu menikah dengan wanita lain, kamu juga bisa menjalin hubungan denganku. Kamu menikah dengan wanita lain, bukan halangan bagiku “ Tegas Selly.

Padahal, Deva hendak di jodohkan dengan seorang wanita bernama Nindy, pilihan Ibunya. Akan tetapi, Deva benar - benar sudah cinta mati dengan Selly dan menjalin hubungan gelap dengannya. Lantas, bagaimanakah kelanjutan hubungan antara ketiganya ? Akankah Deva akan selamanya menjalin hubungan gelap dengan Selly ? atau dia akan lebih memilih Nindy ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vitra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapakah wanita itu ?

Esok harinya, saat Nindy tengah sibuk bekerja di depan layar komputernya, wanita yang kemarin sore sempat ia temui kembali memasuki ruangan atasan mereka. Semua karyawan memandangi wanita itu. Beberapa di antaranya saling berbisik saat wanita tersebut melintas. Nindy pun bertanya-tanya, siapa sebenarnya wanita itu? Mengapa ia begitu saja bisa masuk ke ruangan pemilik perusahaan?

Nindy mendorong kursinya ke arah meja Ara. Dengan suara pelan, ia bertanya, “Ra, itu siapa sih cewek itu?”

Ara melirik cepat ke arah wanita tersebut, lalu menjawab singkat, “Nanti aja, Nin. Sekarang fokus kerja dulu.”

Nindy hanya bisa mengangguk, lalu kembali ke mejanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat jam makan siang tiba, Ara dan Nindy memutuskan makan di warung nasi Padang favorit mereka yang berada di seberang kantor. Sambil menikmati makan siang, Nindy kembali membahas kejadian pagi tadi.

“Ra, siapa sih wanita cantik itu? Kemarin sore aku nggak sengaja menabraknya. Aku udah minta maaf, tapi dia malah membentakku,” ujar Nindy kesal.

Mata Ara membelalak. “Nin, kamu serius nggak tahu siapa dia?”

“Serius. Aku nggak tahu,” jawab Nindy polos.

Ara menoleh ke sekeliling, memastikan tak ada yang mendengar, lalu berbisik, “Dia itu kekasih Pak Kevin.”

Nindy terkejut sampai tersedak. Ia buru-buru meneguk air mineral di depannya. “Yang bener, Ra? Bukannya Pak Kevin udah nikah? Kok bisa punya kekasih segala?”

“Bahasa kasarnya, dia itu simpanan Pak Kevin. Banyak kok yang udah tahu. Meskipun udah nikah, Pak Kevin tetap suka main sama perempuan lain,” jelas Ara.

“Wanita itu termasuk salah satunya?”

“Iya. Namanya Selly.”

Nindy masih bingung. Bagaimana bisa pria yang sudah menikah bersikap seperti itu? Meskipun kasus seperti ini tak jarang terjadi, ia tetap tak habis pikir.

“Emangnya istri Pak Kevin tahu?”

Ara mengangguk pelan. “Kemungkinan besar tahu. Tapi pernikahan mereka itu cuma demi bisnis, Nin. Katanya, mereka dijodohkan demi menyatukan perusahaan keluarga masing-masing.”

Nindy menghela napas panjang. “Pantas. Tapi tetap saja… menikah tanpa cinta itu menyedihkan.”

“Ya begitulah. Zaman sekarang, banyak yang mikirnya praktis. Nggak semua orang nikah karena cinta.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu, di ruangannya, Kevin menatap Selly sambil tersenyum menggoda.

“Kamu betah banget ya di sini dari pagi. Segitu kangennya sama aku?” goda Kevin sambil mengedipkan sebelah mata.

Selly tertawa kecil. “Iya, aku kangen. Aku capek, Kev. Energi aku habis buat ngadepin drama Deva kemarin.”

“Aku ngerti kok. Besok malam kita makan malam, ya? Di tempat biasa.”

Selly tersenyum. “Dengan senang hati. Kalau gitu, aku balik dulu. Sampai besok malam.”

Kevin membuka tangannya, memberi isyarat minta pelukan. Selly pun mendekat dan memeluk Kevin sebelum pergi.

Meski begitu, Selly sadar ia tak punya hak apa pun atas Kevin. Ia tak pernah melarang Kevin dekat dengan wanita lain. Tapi di sisi lain, Kevin merasa memiliki keistimewaan. Ia memang menyukai Selly, meski ia tak pernah cemburu saat Selly kembali dekat dengan Deva. Baginya, Deva tak sebanding dengan dirinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tempat berbeda, Martha — istri Kevin — tengah berada di luar kota untuk mengurusi bisnis keluarganya. Ia dan Lisa, temannya, sedang melakukan pengecekan pabrik tekstil baru yang akan segera beroperasi.

“Udah seminggu kamu di sini. Suamimu nggak nyariin kamu?” tanya Lisa saat mereka keluar dari pabrik.

“Aku udah pamit. Jadi ngapain dia nyariin?” jawab Martha datar.

Lisa tak menanggapi lebih lanjut. Mereka berdua naik mobil menuju hotel tempat mereka menginap. Dalam perjalanan, Lisa sesekali melirik Martha yang hanya diam memandangi jalan dengan ekspresi kosong.

Lisa tahu, sejak menikah dua tahun lalu, Martha telah berubah. Dulu Martha ceria, ramah, dan ekspresif. Kini ia dingin dan tertutup. Lisa curiga perubahan itu ada kaitannya dengan masalah rumah tangga Martha. Namun, Martha tak pernah sekalipun bercerita.

Sesampainya di hotel, Martha masuk ke kamarnya tanpa sepatah kata pun. Lisa hanya bisa menatap kepergian temannya itu.

Di dalam kamar, Martha duduk di sofa, tubuhnya lemas. Ia tak mampu lagi menahan tangis. Air matanya mengalir deras, membasahi wajahnya.

Perasaannya campur aduk — marah, sedih, muak.

Ia melempar tasnya sembarangan dan berteriak sejadi-jadinya.

“Aaaarrgghhh! Kenapa aku harus menikah sama laki-laki kayak dia?! Kenapa Papa dan Mama segitu egoisnya?!”

Dari awal, ia tak pernah mencintai Kevin. Pernikahan itu hanya demi kelangsungan bisnis orang tuanya. Ia menyesal, tapi tak punya pilihan.

“Laki-laki brengsek itu... pintar banget nutupin sifat aslinya. Kalau bukan karena bisnis Papa, aku nggak akan pernah tahan sejauh ini!”

Tak hanya berteriak, bahkan Martha juga membanting handuk dan menjatuhkan barang -barang perlengkapan lainnya, hingga semuanya terjatuh di lantai. emosinya sedang memuncak.

Ia juga menggoreskan pergelangan tangannya dengn pisau buah yang ada di meja makan. Darahnya sedikit menetes. Keperihan dari luka goresan itu tidak begitu berasa sakitnya di bandingkan dengan rasa sakit hatinya selama dua tahun ini.

" Entah, harus dengan apalagi aku mengungkapkan betapa busuknya laki - laki yang menikah denganku. Sepertinya, semesta memang memihak kepada dirinya !" Ucap Martha kepada dirinya sendiri, sambil memegangi pergelangan tangannya. Ia melihat, darah yang menetes itu lebih baik daripada ia harus terus menangisi keadaanya.

Tak hanya berteriak, Martha bahkan membanting handuk dan menjatuhkan berbagai perlengkapan lain hingga semuanya berserakan di lantai. Emosinya benar-benar memuncak.

Ia lalu menggoreskan pergelangan tangannya dengan pisau buah yang tergeletak di meja makan. Darahnya menetes sedikit. Perih dari luka itu tak sebanding dengan sakit hati yang dipendamnya selama dua tahun terakhir.

“Entah harus dengan cara apa lagi aku mengungkapkan betapa busuknya laki-laki yang menikah denganku. Sepertinya semesta memang memihak kepadanya!” ucap Martha pada dirinya sendiri sambil memegangi pergelangan tangannya. Baginya, melihat darah yang menetes terasa lebih melegakan daripada terus-menerus menangisi keadaan.

Kevin, pada dasarnya, adalah laki-laki yang pandai menyembunyikan sifat aslinya di balik topeng tebal. Ia benar-benar mampu menutupi keburukannya di hadapan orang yang mengenalnya secara pribadi. Termasuk, kepada kedua orang tua Martha.

Saking pintarnya Kevin menyembunyikan sifat buruknya, sampai-sampai muncul rumor bahwa Martha adalah istri yang tidak baik. Bahkan, beredar kabar bahwa Martha juga memiliki hubungan gelap di luar pernikahan. Inilah yang membuat Martha begitu frustrasi.

Meski sebagian besar karyawan di kantor sudah mengetahui hubungan gelap Kevin dengan Selly, hal itu tetap tak cukup untuk membuka kedok aslinya. Para karyawan lebih memilih diam karena takut, mereka tak ada yang berani mengungkapkan siapa Kevin sebenarnya. Mulut mereka terkunci rapat.

Kini, posisi Martha memang sedang lemah. Ia tak memiliki kekuatan maupun cara untuk membalas perlakuan Kevin. Ia belum bisa berpikir jernih untuk menentukan langkah selanjutnya demi membalikkan keadaan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!