"Di balik tirai kesedihan dan kehilangan, seorang wanita muda bernama luna menemukan kekuatan untuk meninggalkan masa lalunya dan memulai perjalanan baru. Dengan hati yang terluka namun penuh harapan, Luna menapaki jalan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Apakah dia akan menemukan kebahagiaan dan kedamaian di ujung perjalanan ini, ataukah dia akan terus di kejar oleh bayang-bayangan masa lalu? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Tunggu maksud ibu apa, Arjuna tidak mengerti"
"Begini Arjuna " sambung ayah Arjuna
"Ibu kamu mengidak penyakit kanker dan harus berobat keluar negeri dan kanker nya sudah masuk stadium akhir" sambung ayah Arjuna sambil menahan tangis.
"Kok Arjuna baru di kestau sekarang"
"Maaf kan dadi dan ibumu Arjuna, Luna maafkan kami yang beberapa hari ini kami sering memperhatikan kamu dan juga mencari tau tentang kamu, ternyata kamu orangnya baik, makanya kami memilih kamu untuk putra Kami Arjuna"
"Kenapa harus Luna buuu" kata lunas sambil menangis.
"Seperti tadi yang suda bapak bilang luna, kami suda beberapa hari ini suda memperhatikan kamu, keluarga mu ternyata kamu orang nya pengertian, baik, makanya kami memilih kamu.
"Tapi buuu? "
"Ibu mohon Luna" potong ibu sintia.
"Arjuna dadi mohon sama kamu, "
"Arjuna mau, tapi ada syaratnya? "
jawab Arjuna,
"Apa itu? "
"Aku mau pernikahan ini hanya di hadiri keluarga, dan teman-teman aku nggak boleh ada yang tau tentang pernikahan ini" jawab Arjuna yakin
"Bagaimana Luna, apa kamu mau sayang"
"Tapi buuu, bagaimana dengan ayah saya"
"Besok sayang, besok kita ke rumah ayah kamu, dan lusa kalian bisa langsung menikah di masjid dekat sini"
"Kok cepat sekali see ded" protes Arjuna
"semakin cepat semakin bagus sayang"
Ya udah kalian istirahat, pasti kalian capek" sambung ibu sintia.
"Buuu Luna masuk ke kamar duluan"
"Iya sayang"
"Haloo ketua lo di mana? Anak-anak di basecamp ini, lo nggak ke sini? " Tanya teman Arjuna lewat telefon.
"Iya halo, gueeee di rumah, okeee gue ka sana sekarang" jawab Arjuna
"Ya uda kita tungguin"
"okeee"
"Ya Allah, mengapa semua ini terjadi kepada ku apa salahku, apakah ini sudah menjadi garis tanganku untuk menikah dengan Arjuna, kalo memang ini garis tangan yang telah engkau persiapkan aku iklas ya Allah"
Malam yang sunyi dan gelap, dengan hanya suara detak jam yang terdengar. Luna terbaring di tempat tidur, tapi pikirannya masi berputar-putar dia mencoba untuk memejamkan mata tapi, pikiranya terlalu sibuk dengan masalah dan ke khawatiran.
"Ya Allah kenapa aku nggak bisa tidur, apa yang harus aku sampai kan kepada ayah, tentang pernikahan ini bagaimana kalo ayah kecewa,?"
Luna mengambil nafas dala-dalam dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia tau bahwa dia harus berbicara kepada ayahnya.
"Tenang Luna oke tenang" sambil mengambil nafas dalam-dalam, "semuanya akan baik-baik saja okeee mending aku tidur"
"Astagaaa sudah jam 10,gue kesiangan astagfirullah, pengaruh tadi malam gue susah tidur niii" sambil mempercepat gerakannya dan langsung keluar di luar.
"Maaf buuu aku kesiangan"
"Ohhh ngak apa-apa sayang, ayo sarapan dulu
Arjuna pasti belum bangun, ibu bangunin Arjuna dulu yaaa, "
"Ehhh ini dia baru bangun, sini sayang sarapan dulu baru kita langsung ke kampung nya Luna buat jemput ayah Luna"
"Hmmm" jawab Arjuna singkat.
"Ya udah ibu beresin dulu yaa habis itu kita langsung jalan agar nggak kemalaman nantinya"
"Luna temanin ya Buuuu"
"Iye sayang"
"Suda selesai ayo sayang kita keluar, pasti mereja lagi nungguin kita"
"Ayoo buubuuu"
"Ayo dad, junaaa kita berangkat sebelum kemalaman "
" Ayooo"
Sambil menggenggam tangan Luna, ibu Sintia berbicara dengan lembut dan penuh kasih sayang.