Aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan merasakan kepahitan dalam hidup. keluargaku yang memiliki aset kekayaan yang melimpah tiba-tiba saja bangkrut mendadak, dan yang lebih gilanya lagi Papah dan Mamah memaksa aku menikah dengan kepercayaan sang papah yang terkenal dingin dan datar itu. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan pernikahanku bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijaloverrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Happy Reading
####
Alicah sedang berbincang seru dengan teman barunya, Siska, sudah beberapa hati ini mereka mulai akrab, memang karena pembawaan siskan yang ramah uta tak menyerah walaupun Alicah selalu berkata ketus padanya.
"Mbak, Sekarang emang umur berapa?" Tanya Siska penasaran. Mereka saat ini berada di depan Rumah Pandu, duduk santai menikmati cake yang Pandu beli semalan. dengan Minuman teh hangat. Alicah Sedikit demi sedikit mulai mau memakan atau mecicipi makanan di rumah.
"Umur gue dua puluh lima," Jawabnya sambil memasukkan cake kemulut nya.
"wah berarti Aku sama mbak beda dua tahun dong, umur aku sekarang dua tiga," Siska yang periang membuat Alicah sedikit terhibur. Selama ini jika pandu pergi bekerja ia akan kesepian tidak ada teman mengobrol, ya walaupun jika bersama ia lebih banyak beradu mulut dengan suaminya.
"aku senang deh temanan sama mbak, selama aku gak punya teman disini,"
"Masa sih lo gak punya teman, gak mungkin lah," Alicah tidak percaya Siska tidak punya sahabat, Padahal Siska adalah orang yang ramah.
"Aku gak bohong loh Mbak, Aku memang punya teman tapi gak banyak. itupun mereka pergi merantau ke kota," Curhat Siska.
"Ooo," Respon Alicah cuek.
Siska tercengang melihat respon Alicah. "Masa cuma ooo,"
"Jadi respon gue mesti gimana Siska?, Lagian kamu juga jangan panggil gue mbak dong."
"Mbak kan lebih tua dari aku, nanti kesannya gak sopan, apa lagi kan Mbak istrinya mas Pandu,"
"Terserah loh deh," Pasrah Alicah. Tidak ada lagi obrolan antara keduanya. mereka asik memakan cake dan minuman teh hangat.
Kedekan keduanya terjalin saat Siska menolong Alicah yang saat itu tidak sengaja terjatuh di jalanan yang licin. Saat itulah Siska jadi sering menemui Alicah di Rumah.
"Seru banget kelihatan," Ucap Pandu di hadapan Alicah dan Siska yang duduk.
Tak berapa lama Pandu pulang dari Sawah. terlihat raut wajahnya yang kelelahan dan keringat yeng menetes, melihat itu hati akicah sedikit tersentil, ia kasihan melihat Pandu yang sangat bekerja keras. Pagi ia berangkat ke sawah dan sorenya setelah pulang ia akan pergi ke belakang rumah untuk mengurus kebunnya. tambah lagi Ia harus memasak makanan dan mencuci pakaian Alicah. sampai Simbo sampai marah-marah, ia merasa Pandu di jadikan babu oleh Alicah.
"Eh mas Pandu udah pulang,"
"mhn," Balas Pandu singkat, "Saya masuk dulu," Pamitnya menatap Alicah dan dibalas dengan anggukan singkat.
kalau begitu aku pulang dulu ya Mbak," Pamit Siska, Ia memang sengaja menemani Alicah dan mengobrol ketika Pandu tidak berada di rumah. Pandu meminta tolong padanya karena Alicah sering mengeluh bosan dan kesepian. Mumpung ia sekarang lagi menganggur.
"Kok buru-buru sih, Gue kan masih mau ngobrol sama lo,"
"Aku masih ada urusan Mbak, Sekarang Mbak urus Mas pandu kelihatan banget dia lagi cepek banget." Alicah mengiakan, Alicah masuk kedalam rumah setelah Siska sudah tidak terlihat lagi. Ia membawa gelas dan piring bekas makanan mereka. masih ada sisa beberapa potong cake yang memang sengaja mereka sisihkan buat Pandu dan simbok.
Ia meletakkan piring kotor dan gelas di dapur. Membawa Kotak cake dan meletakkan di meja ruang tamu. Alicah melangkah masuk kamar, ia tidak mendapati Pandu di sana dan ia tau pasti Pandu sedang membersihkan dirinya karena waktu shalat Ashar sudah dekat. Alicah memilih merebahkan tubuhnya di kasur menunggu Pandu selesai mandi.
Pandu telah selesai membersihkan tubuhnya, ia keluar kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Pandu masuk kedalam kamar membuka lemari mengambil baju koko dan sarung. Ia dengan santai memakai di depan Alicah yang malu sendiri dengan kelakuan suaminya.
"Kamu udah makan gak tadi siang," Pandu mendekat duduk di samping Alicah yang sedang tiduran.
"Udah," Jawabnya singkat.
"Saya bisa minta tolong," Pandu menatap lekat mata Alicah. Alicah yang gugup karena ditatap begitu mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Minta tolong apa,"
"Nanti Setelah mas pulang dari masjid, mas pengen dipijitin kaya waktu itu. badan mas pegal banget." Badan pandu benar-benar terasa pegal. Tadi saat bekerja ia memikul banyak karung yang berisi panen padi mereka. Panen kali ini cukup banyak dari panen sebelumnya. mereka untung banyak yang menjadi kebahagiaan Pandu dan Pamannya.
"Hmm iyah," Alicah cukup mengerti jadi ia tidak tega menolak Pandu.
"Udah Adzan, Mas pergi dulu Assalamu'alaikum," Pandu meninggalkan kamar setelah mengucap salam, ia tidak mengecup kening Istrinya sebab ia sudah berwudhu. Pandu tidak menyuruh Alicah untuk shalat, ia tau saat ini istrinya sedang datang bulan, walaupun Akicah tidak pernah melaksanakan kewajibannya, tapi pandu tidak pernah lelah menasehati dan menyuruh istrinya shalat.
"Gue ngapain enaknya ya, bosan banget," Gumam Alicah jenuh, Ia memutuskan keluar kamar dan melihat simbok sedang menikmati cake yang ia letakkan di meja tadi. Simbok tersadar Alicah yang menatapnya, buru-buru simbok meletakkan cake yang belum sempat masuk ke mulut nya.
"Simbok makan aja cakenya, itu memang buat simbok sama Pandu," Alicah kekuar rumah setelah mengatakan itu. ia tau pasti simbok akan ceramah lagi padanya. entah sampai kapan ia harus selalu beradu mulut dengan mertuanya itu.
Alicah tau, ia memang orang yang tidak tau malu, numpang di rumah orang, makan dengan makanan yang enak, tidak pernah melakukan pekerjaan apapun. Tapi alicah tidak bisa memaksa hati maupun fisiknya untuk melakukan sesuatu yang tidak ia suka atau hal-hal yang tidak bisa ia lakukan. Ia memilih duduk di teras rumah menunggu Pandu pulang. entah kenapa sekarang Ia selalu ingin bersama Pandu. di hatinya masih benci dengan pandu tapi ia juga tidak dapat memungkiri jika bersama pandu ia merasa aman dan sedikit ada getaran di hatinya. ia tidak pandai mengartikan semua itu.
####
Shalat Ashar sudah selesai sejak tadi, Dan dilanjutkan dengan Kultum yang menjadi runitas setiap shalat Ashar, ada yang bertanya kenapa tidak habis shalat magrib shalat isya? jawabannya Habis Isya orang-Orang ingin cepat pulang ke rumah untuk beristirahat.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Salam penutup ustadz muda teman Pandu.
Salam balasan terdengar tak berapa lama mereka membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing. di desa Suka sari, para warga akan berhenti bekerja sebelum waktu Ashar datang dan sebagian melanjutkan bekerja sesudah melaksanakan shalat contonya Pandu sendiri.
"Saya duluan, Assalamu'alaikum," Pandu buru-buru keluar masjid tampa menunggu jawaban temannya. ia benar-benar ingin cepat sampai rumah, tubuhnya terasa pegal membutuhkan pijatan dari istrinya. mengingat Alicah entah kenapa bibir pandu selalu melengkung keatas tampa ia sadari.
Bersambung......
Hi Readers, Terima Kasih Karena telah baca cerita ini, ini cerita perdana aku, jadi harap maklum ya,. Jangan lupa untuk Like komen Vote dan share.
Salam manis dari author. Lijaloverrr. *** 😊🥰🥰