Persahabatan Embun dan Raka sudah terjalin sejak mereka masih kecil. Walau sering bertengkar tetapi mereka saling menjaga satu sama lain.
Tapi memang jarang ada persahabatan yang murni antara laki - laki dan perempuan. Dan itu yang dirasakan Embun saat ini.
Dia yang selama ini memendam perasaan pada Raka, harus menerima kenyataan pahit. Ternyata Raka sudah dijodohkan dengan gadis cantik bernama Vania. Apakah Embun memang harus mengubur dalam perasaannya pada Raka? Dan apakah kedatangan Brian bisa menghapus nama Raka dihati Embun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SnowBall, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boneka Minion
Selama diperjalanan pulang, Raka hanya diam dibelakang kemudi. Dia tidak menanggapi ucapan Vania. Diamnya Raka ini tentu saja membuat Vania bertanya - tanya.
"Kamu kenapa sih Ka? Dari tadi aku ngajak ngobrol, kamu diam saja?" Tanya Vania.
"Gak apa - apa?" Jawab Raka pendek.
"Apa gara - gara makan bareng Brian dan Embun?" Tebak Vania.
"Maksud kamu apa?" Tanya balik Raka tanpa menoleh ke arah Vania.
"Kamu gak suka makan bareng mereka atau kamu gak suka lihat Embun jalan sama Brian?" Tanya Vania menyelidik. Dia ingin tahu reaksi Raka atas pertanyaannya.
"Kenapa aku mesti gak suka? Yang minta makan bareng juga kamu. Lalu itu juga hak Embun mau jalan sama siapa?" Terang Raka.
"Begitu ya." Vania menjawab pelan.
"Aku capek. Gak usah bahas hal kaya gitu. Aku antar kamu pulang." Raka menghentikan obrolan, dia kembali fokus ke depan.
"Baik." Jawab Vania.
Keadaan di mobil kembali sunyi selama perjalananan. Setelah sampai di depan rumah, Vania langsung turun dari mobil.
"Aku langsung pulang ya, salam buat om dan tante." Kata Raka.
"Kamu gak masuk dulu?" Tanya Vania.
"Lain kali saja. Assalamualaikum." Raka pamit pergi.
Raka melajukan mobilnya sebelum mendengar balasan dari Vania.
"Waalaikum salam." Jawab Vania.
Vania memandangi mobil Raka yang menjauh, dia merasa kesal dan sedih. Sebenarnya sejak awal dikenalkan orang tuanya, Vania langsung menyukai Raka. Dan dia sangat bahagia begitu tahu ternyata dia dan Raka sudah dijodohkan sejak kecil. Lambat laun perasaannya pada Raka semakin besar. Walau dia tahu kalau sebenarnya Raka menyukai Embun, tapi Raka tidak menyadari perasaannya itu.
"Aku tidak akan kalah. Raka sudah jadi tunangan aku, aku akan nglakuin apa saja agar dia tetap jadi milikku." Kata Vania yang kemudian masuk ke dalam rumah.
Sedangkan ditempat lain, Brian dan Embun masih berjalan - jalan di mall. Beberapa toko sudah mereka masuki, tapi tak ada satupun barang yang Embun beli. Brian benar - benar kesal, karena baru kali ini dia mengantar belanja seorang.
"Sebenarnya kamu mau beli apa?" Tanya Brian.
"Aku gak mau beli apa - apa. Aku cuma mau lihat - lihat." Jawab Embun santai. Dia masih sibuk melihat pernak pernik di salah satu toko aksesoris.
Betapa kesalnya Brian mendengar jawaban Embun. Dia merasa kalau Embun hanya ingin mengerjainya saja.
"Sudah 6 toko yang kita masuki, dan gak ada satu barangpun yang ingin kamu beli? Kamu cuma mau ngerjain akukan?" Brian bertanya kesal. Kakinya sudah pegal terus berjalan mengikuti Embun.
"Siapa yang mau ngerjain kamu?" Tanya Embun.
"Yang namanya cewek kalau ke mall emang kaya gini, masuk ke toko cuma mau lihat - lihat. Bahasa gaulnya itu cuci mata." Lanjut Embun.
"Cepat pilih satu barang biar aku yang bayar, lalu kita pulang!" Perintah Brian.
"Kalau kamu udah capek pulang sana. Aku bisa pulang sendiri." Embun mengibaskan tangannya mengusir Brian. Dia kembali melangkah ke sisi lain toko.
Brian kesal sekali, rasanya dadanya mau meledak. Dia memilih ke luar dan duduk di kursi seberang toko. Dia takut tidak bisa menahan emosi bila terus di dalam. Brian duduk sambil memainkan hpnya. Brian berhenti memainkan hpnya ketika ada yang menyodorkan minuman padanya.
"Biar hati kamu dingin." Embun memberikan jus pada Brian. Tapi Brian tidak mengambil jus yang diberikan Embun.
"Cepat minum." Embun meraih tangan Brian dan meletakkan jus ditangannya.
Embun duduk disamping Brian. Dia langsung menghabiskan minumannya. Brian yang memang haus juga meminum jus pemberian Embun.
"Pulang yuk." Ajak Embun yang melihat Brian sudah menghabiskan minumannya.
"Kamu yakin gak beli apa - apa?" Tanya Brian memastikan.
"Enggak. Ayo cepat pulang, keburu malam." Embun tersenyum dan berjalan mendahului Brian.
"Kamu tunggu aku di mobil." Brian memberikan kunci mobil pada Embun dan pergi meninggalkannya.
Embun menunggu Brian di dalam mobil. Tak berapa lama pintu mobil terbuka dan Brian masuk. Brian duduk dan meletakkan boneka minion dipangkuan Embun.
"Buat aku?" Tanya Embun mengelus boneka itu.
"Bukan. Buat tetangga kamu." Jawab Brian pedas.
"Makasih ya..Tapi kenapa milih minion?" Tanya Embun.
"Itukan kembaran kamu." Brian menghidupkan mobilnya.
"Ih kamu tahu aja kalau aku imut kaya minion." Jawab Embun sambil mengedipkan kedua matanya.
Brian memutar kedua matanya malas. Dia sekarang sudah paham kelakuan aneh Embun.
...****************...
Setelah sampai di depan rumah, Embun dan Brian keluar dari mobil.
"Kamu masuk dulukan?" Tanya Embun.
"Maaf ya lain kali saja. Tadi papa aku telefon, aku disuruh cepat pulang." Sesal Brian.
"Oh ya gapapa. Makasih ya udah ajak aku nonton sama traktir makan." Kata Embun.
"Sama - sama. Sebentar." Brian berjalan ke mobilnya. Dia mengambil tas plastik dan menyerahkan pada Embun.
"Apa ini?" Tanya Embun mengintip isinya.
"Buat ibu kamu. Gak enakkan sudah pergi seharian gak bawa apa - apa?" Kata Brian.
"Ihh kamu baik baget sih. Lain kali lagi ya." Jawab Embun tanpa rasa malu.
"Aku pergi dulu ya." Brian pamit pergi.
"Makasih ya. Hati - hati." Embun melambaikan tangannya sampai mobil Brian pergi menjauh.
Embun berbalik dan akan masuk rumah sampai ada suara yang mengejutkannya.
"Kamu pacaran sama dia?" Tanya Suara itu.
"Astaghfirullah. Ngagetin aja." Embun mengelus dadanya.
Embun menoleh kesamping, dan melihat Raka yang berdiri menyilangkan tangannya.
"Kenapa gak jawab?" Tanya Raka.
"Gak. Kami cuma temen." Jawab Embun.
"Ngapain tanya - tanya?" Lanjut Embun.
"Gak apa - apa. Cepat masuk sana." Perintah Raka.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Embun masuk ke dalam rumah. Sedangkan Raka masih berdiri ditempatnya semula.
Saat Embun masuk rumah, ayah dan ibunya sedang menonton tv.
"Assalamualaikum." Embun memeluk ibunya dari belakang.
"Waalaikum salam." Jawab ayah dan ibunya.
"Sudah pulang nak?" Bu Lastri mengelus kepala Embun.
"Udah bu." Embun duduk disamping ibunya. Dia meletakkan bungkusan yang dia bawa.
"Apa itu?" Tanya ibunya.
"Gak tahu bu. Brian yang ngasih." Jawab Embun.
"Wah calon mantu kita baik banget ya yah?" Bu Lastri mengedipkan mata pada suaminya.
"Iya nih bu, kayanya dia mau ngambil hati kita." Pak Ardi ikut menggoda Embun.
"Ayah, ibu. Apa - apaan sih." Embun cemberut.
Pak Ardi dan bu Lastri tertawa bersama. Mereka senang sekali bisa menggoda putri kesayangannya.
"Udah jangan cemberut gitu. Ntar Brian tambah cinta lho." Bu Lastri terus menggoda Embun.
"Ibu!!!" Kesal Embun.
"Iya iya maaf. Kenapa Brian tidak disuruh masuk?" Tanya Bu Lastri.
"Tadi dapat telefon dari papanya disuruh cepat pulang." Jelas Embun.
"Oh lain kali suruh masuk ya. Ayah pengen kenalan." Ujar pak Ardi.
"Kenalan buat apa yah?" Embun bertanya penasaran.
"Kan ayah perlu kenal lebih dekat. Supaya ayah bisa menilai dia cocok jadi mantu ayah apa gak." Terang pak Ardi.
"Ayah nyebelin." Embun berdiri dan menghentakkan kakinya lalu pergi ke kamar.
Pak Ardi tertawa melihat putrinya yang kesal. Sedangkan bu Lastri menggelengkan kepalanya melihat ulah suaminya.
jga lupa minom obat ya dan istirahat yg cukup.
ditunggu lanjutan nya ya
tetap semangat thor 💪💪💪