Hasrat Satu Malam With Hot Daddy

Setelah hampir setengah jam, akhirnya Nayna dan Maura sampai di restoran tempat sahabat dan calon Daddy nya akan bertemu. Sedari tadi, Maura terlihat gugup bahkan berkeringat.

"Santai, tenang, rileks. Cuma ketemuan doang, gak ngelakuin apapun. Syukur-syukur di ajak makan malam sekalian, biar gratisan." Celetuk Nayna tanpa di saring terlebih dulu. 

"Oke oke, yuk masuk. Daddy Lo udah disini?" Tanya Maura, Nayna hanya tersenyum sambil mengangguk mengiyakan.

Nayna menggenggam tangan sahabatnya dengan erat, memberikan nya rasa percaya diri. Dulu dia juga pernah di posisi Maura, malu dan gugup bercampur menjadi satu. Dia bertemu Daddy nya lewat aplikasi, jadi saat mereka sepakat untuk bertemu, Nayna cukup terkejut tapi akhirnya menyetujui nya.

Keduanya masuk, Nayna terus menggenggam erat tangan sahabatnya. Gadis itu celingukan mencari Daddy nya dan setelah melihatnya, dia langsung melambaikan tangan nya.

"Kesini sayang.." Ucap Aryo, membuat Daniash mendongak saat mendengar panggilan sayang pria itu pada gadis yang dia sebut baby.

Tanpa ragu, Nayna menarik tangan sahabatnya ke meja dimana terlihat ada satu orang pria lain yang duduk memunggungi mereka.

'Eehh, kok berasa gak asing ya sama Daddy nya Nayna? Berasa pernah liat, tapi dimana? Lupa.' Batin Maura sambil mengingat-ingat. Kira nya, dimana dia pernah melihat pria itu? Tapi jawaban nya nihil, dia tak ingat sama sekali.

"Malem Dad.." sapa Nayna manja, dia langsung melepaskan tautan tangan nya pada Maura. 

"Malam juga, Baby. Ayo duduk." Aryo menarik kursi untuk Nayna, membiarkan gadisnya duduk, melakukan hal yang sama juga untuk Maura.

"Silahkan duduk Nona." Maura yang menunduk hanya bisa menganggukan kepala nya.

"Ini tuan Daniash, pria yang akan menjadi calon Daddy Nona." Ucap Aryo membuka suara setelah beberapa detik hanya ada keheningan.

"Saya Maura Putri, anda bisa memanggil saya Rara, atau Maura saja." Jawab Maura, dia mendongak sedikit. Namun keberanian nya seolah menciut saat melihat tubuh tegap di depan nya.

"Tatap saya ketika bicara!" Suara tegas yang membuat Maura refleks mendongak, seketika itu juga kedua mata nya membeliak kaget.

"Lho, O-om?" 

"Hah, kamu gadis ceroboh itu ternyata!" Daniash tersenyum sambil menggelengkan kepala nya. Tak di sangka, calon sugar baby nya adalah gadis ceroboh yang menabrak nya di depan cafe dan beberapa hari lalu, dia menabrak belakang mobil nya hingga penyok dan baret di beberapa titik.

"Aahh maaf om, saya pikir itu bukan om." Maura kembali menundukan kepala nya.

"Kalian berdua bisa pergi, aku akan mengobrol dengan nya."

"Baik tuan." Jawab Aryo, dengan sigap dia menarik tangan gadisnya.

"T-tapi, Maura gak di apa-apain kan?"

"Enggak dong, Bby." Jawab Aryo, setelah yakin kalau Maura akan baik-baik saja, barulah Nayna ikut bersama Daddy nya. Duduk di meja lain yang jarak nya sedikit berjauhan dengan meja yang di duduki oleh Maura dan pria yang akan menjadi Daddy nya.

"Jadi, alasan kamu mau jadi baby, apa?" Tanya Daniash memulai pembicaraan, kedua tangan nya bersedekap di dada. Mata nya menyorot tajam ke arah Maura. 

"Tatapan nya bisa gak jangan gitu? Nanya nya santai aja, gak usah nge intimidasi gitu." Celetuk Maura, akhirnya keberanian nya kembali untuk menghadapi pria di depan nya.

"Hufftt, jadi apa jawaban mu?"

"Kesepian, aku gadis kesepian yang kekurangan kasih sayang orang tua." Jawab Maura.

"Hanya itu, uang? Fasilitas, kemewahan?"

"Aku punya banyak uang, fasilitas dan kemewahan dari Daddy, aku hanya ingin di temani kala aku sedih. Itu saja." Jawab Maura, kedua mata nya menatap Daniash dengan sendu.

"Baiklah, baca ini." 

Daniash mengulurkan secarik kertas dengan tulisan kecil di atas nya. Maura mengambil nya dan membaca nya dengan seksama. 

"Poin nomor tiga, tak bisa di ganti?" Tanya Maura menatap Daniash.

"Kenapa? Tujuan ku mencari baby ya karena aku juga kesepian dan membutuhkan tempat untuk menyalurkan hasraat ku." Jawab Daniash tegas, membuat Maura menelan ludah nya kepayahan.

"Kau keberatan?"

"Tidak sama sekali." Jawab Maura tegas, Daniash tersenyum kecil di ujung bibirnya.

"Bagus, lalu apa kau juga punya syarat?" 

"Tidak, aku hanya ingin di temani kalau aku sedang suntuk." Simpel saja, tujuan nya mencari sugar Daddy adalah agar dia tak kesepian, itu saja. Bukan untuk harta atau apapun, karena dia memiliki nya. Hanya kasih sayang dan waktu untuk bermanja, itulah yang dia tak punya. 

"Keinginan mu pasti aku kabulkan, kalau kau setuju, tandatangani kertas itu." 

Tanpa ragu, Maura meraih pena yang di ulurkan Daniash dan segera membubuhkan tanda tangan nya di atas kertas itu.

"Kau tinggal dimana? Kau ingin apartemen juga seperti teman mu, agar aku bebas berkunjung kapanpun." 

"Aku ingin apartemen yang cukup sederhana namun luas." Jawab Maura.

"Kau akan mendapatkan nya." Daniash tersenyum kecil, gadis di depan nya terlihat sangat cantik dan polos. 

"Aku lapar, bisakah kita makan malam?" 

"Tentu, pesan saja apapun yang kau inginkan." 

Maura tersenyum manis, lalu memanggil waiters dan memesan beberapa menu untuk makan malam nya, sedangkan Daniash hanya memesan satu porsi steak. 

"Apa akan kenyang hanya makan satu steak?" Tanya Maura, membuat Daniash tersenyum kecil, bahkan Maura saja tak menyadari senyuman itu.

Maura mencebik saat tak mendengar jawaban dari pria itu.

'Dingin bener, kalo lagi berduaan gimana ya?' Maura membatin sambil menggigit bibir bawahnya, yang sialnya malah terlihat seksi bagi Daniash.

"Jangan gigiti bibir mu seperti itu."

"Memang nya kenapa?" Tanya Maura.

"Setelah kau menandatangani surat itu, artinya kau menjadi milikku, termasuk bibir itu adalah milikku!" Tegas Daniash, membuat Maura mendengus.

Tak lama kemudian, makanan yang di pesan Maura datang. Dia langsung makan dengan lahap, tanpa peduli akan ekspresi pria di depan nya, dia kelaparan.

"Kenapa, apa ada hal yang mengganggu pikiran mu?" Tanya Daniash.

"Sebenarnya ada satu pertanyaan, apa om akan bersedia menjawabnya?" Maura balik bertanya.

"Tanyakan saja, kalau mau aku akan menjawabnya."

"Apa om punya istri?" Tanya Maura lirih, suara nya nyaris tak terdengar. 

"Memang nya kenapa kalau aku punya istri, hmm?" 

"T-tidak, kalau om punya istri kenapa masih ingin memelihara sugar baby?" 

"Ada satu alasan yang membuat aku juga kesepian dan kau tak perlu tau apa itu." 

"Huumm, baiklah tak masalah. Apa istri Om galak? Bagaimana kalau aku di labrak, lalu di jambak seperti di film?" Tanya Maura membuat Daniash menatap tak percaya pada gadis di depan nya, bagaimana bisa dia memikirkan hal semacam itu, padahal hubungan mereka belum di mulai. 

"Jangan terlalu memikirkan hal yang belum tentu terjadi, Maura." 

"Aahh ya, baiklah." Jawab Maura lalu kembali melanjutkan makan nya, perutnya masih lapar. Daniash tersenyum kecil, gadis di depan nya seperti nya cukup menyenangkan juga. 

......

🌻🌻🌻🌻🌻