Cerita ini hanya karangan penulis, terdiri dari 2 season ya, meski bab nya banyak.hehe
Anggita adalah gadis tomboy anak seorang pengusaha kaya, ia sedikit keras kepala tapi ia sangat jago beladiri.
Suatu hari ia yang secara tidak sengaja masuk ke dunia komik, masuk ke tubuh sang Ratu yang karakternya berbanding terbalik dengan Gita.
Di dunia nyata ia tidak pernah dekat dengan laki-laki dan ketika berperan jadi Ratu, ia harus menjadi istri sang Raja dan melayaninya, membuat Gita mengalami hal yang tak terduga.
Mampukah ia menjalani hidupnya di dunia komik sendirian tanpa dukungan keluarganya?
Bisakah Anggita kembali ke dunia nyata?
Dan ada hal seru apa saja selama ia berada didunia komik?
yuu, ikuti ceritanya..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha_violet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 Si Putih
Sebenarnya keadaan Ratu Anggrek sudah membaik, tetapi ia tidak diperbolehkan keluar kamar sebelum ia benar-benar sembuh.
"Aarrrggghhh… gue udah 2 hari dikurung dikamar ini, benar-benar keterlaluan c Deon itu." Gita (Ratu) marah marah sendirian di kamarnya.
Ratu merapikan baju dan riasannya, ia berniat keluar kamar dan berjalan-jalan. Meskipun ada pengawal Raja didepan pintu kamarnya itu, ia akan memanfaatkan cincin dari ibu Suri.
"Jangan salahkan gue kalau gue bersikap kaya gini, udah 2 hari loh gue dikurung, seenaknya saja mentang-mentang dia Raja, gue harus bisa keluar bila perlu gue bakalan bikin mereka semua pingsan,hehehe.." Ratu tersenyum mengingat rencananya kali ini.
Ratu mengintip sedikit di celah pintu dan ternyata memang masih ada pengawal yg ditugaskan mengawasinya, ia memamggil Sani terlebih dahulu.
Menyuruhnya untuk tetap menunggu di dalam kamarnya, ia tidak ingin Sani menggagalkan rencananya.
Tidak berapa lama, terdengar suara orang terjatuh,
"Astaga, apa yang terjadi?" Sani merasa kaget
Ia melangkahkan kaki keluar kamar ia takut terjadi apa-apa dengan sang Ratu.
"Sudah beres, ayo Sani kita pergi..!" Ratu mengajak Sani pergi berkeliling istana
"Ta-pi Ratu, yang mulia bilang anda harus tetap beristirahat di kamar sebelum benar-benar sembuh."
Ucap Sani yang masih dalam keadaan bingung melihat 2 orang pengawal yang pingsan
"Ini kan udah sembuh, jadi tidak apa-apa, ayo pergi sekarang nanti keburu pengawalnya bangun!" Tanpa aba-aba Ratu menarik tangan Sani melangkah dengan cepat pergi keluar dari paviliunnya.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku katakan pada Raja nanti? astaga kerutanku.." Gumam Sani lirih dalam hatinya
Sani terpaksa mengikuti keinginan nyonya muda nya itu, di depan gerbang pun Ratu tak lupa mengajak Rey untuk melakukan latihan memanah.
Ratu pergi menemui si Putih (kuda kesayangannya) ia ingin menunggang kuda dengan santai lalu memanah.
"Astaga, putih… putih kamu kenapa?" Ratu kaget melihat kudanya itu
"Panggilkan tabib istana cepat Rey!" Ratu berteriak
"Ta-pi Ratu, tabib istana tidak bisa mengobati hewan yang sakit, biasanya penjaga hewan disini yang merawat mereka saat sakit." Jawab Rey
"Terserah, yang penting si putih sembuh."
Ratu mengelus-ngelus kudanya itu
Setelah si Putih diberi pengobatan sederhana dan perawatan, Ratu sedikit merasa lega tapi ia ingin menunggu si Putih dan tidak ingin pulang.
Sani yang pasrah tidak bisa membujuk Ratunya itu, ia akhirnya menemani Ratu disana.
"Putih jangan sakit ya..! Kamu pasti cepet sembuh, makanlah..!" Ratu memberikan rumput segar tapi kuda itu menolaknya.
"Sepertinya kamu bosan dengan makanan ini, bahkan sepertinya tidak enak." Ucap Ratu ia menyingkirkan rumput tadi
"Rey… tolong ambilkan beberapa buah apel di kebun sana!." perintah Ratu
"Baik yang mulia." Jawab Rey, dia pun bergegas pergi
Sementara pengawal yang ditugaskan Raja mengawasi Ratu kini sudah sadar, mereka bahkan masih berusaha mencari keberadaan Ratu.
Setelah Rey membawakan beberapa apel yg segar dan besar-besar, Ratu malah memberikannya pada si Putih.
Ternyata kuda itu masih tidak mau makan, Gita (Ratu) menjadi bingung ia mengkhawatirkan kuda itu, ia tak mau jika sampai si Putih mati.
Tak berselang lama, para pengawal menemukan Ratu dan memaksanya kembali ke paviliunnya, meski sedikit berdebat tapi pada akhirnya Ratu setuju untuk pulang.
"Awas ya Deon, saat lo kembali gue bakalan ngerjain lo habis-habisan." Gumam Gita dalam hati
Sementara di balik pohon ada seseorang yang memperhatikan Ratu sambil tersenyum puas.
Setelah sampai di kamarnya, Ratu hanya berguling-guling tidak karuan.
Ia teringat kudanya yang sakit, ia bahkan menyuruh Rey untuk berjaga disana saking khawatirnya.
Sani datang memberitahu bahwa Ibu Suri datang menjenguk, Ratu bangun dan merapikan penampilannya.
Ratu memberi hormat saat ibu Suri masuk, tak lupa ia menampilkan wajah tersenyum bahagia.
" Rupanya menantuku sudah membaik." Ibu Suri berkata sambil tersenyum
"Iya ibu, aku sudah sembuh." Ratu menjawab dengan lesu
"Bukannya kamu seharusnya senang jika kamu sudah sembuh?" Tanya Ibu suri heran
"Karena saya bosan bu dikurung dikamar ini, yang mulia melarang saya keluar kamar." Jawab Ratu lagi sambil menunduk
"Hahaha…. Anak itu, dia tidak akan marah jika ibu yang mengajakmu keluar, ayo kita berkeliling di sekitar kebun istana, kita petik buah-buahan yang sudah matang." Ajak Ibu Suri
"Benarkah?" Ratu merasa mendapatkan kartu As
Ya, kelemahan Raja Deon ya tentu saja Ibunya sendiri.
Mereka Pun akhirnya pergi, tak lupa Sani pun mengikuti mereka.
Ratu sangat antusias dia sangat menginginkan buah-buahan segar yang baru dipetik, semua buah yang matang membuat Ratu tergoda hingga keranjangnya pun penuh.
"Yang mulia, ini berat sekali, anda yakin akan memakan semuanya?" Tanya Sani heran
"Tentu saja, simpan saja disana nanti kau ambil lagi keranjang yang kosong..!" jawab Ratu bersemangat
"Baik yang mulia." Jawab Sani hormat dan menunduk
"Astaga, kenapa kau bersikap seperti itu? Itu terlalu berlebihan." Tanya Ratu heran
"Maaf yang mulia, tapi kita sedang bersama ibu Suri, meskipun saya dekat dengan Ratu tapi saya harus bersikap semestinya pelayan di hadapan ibu suri." Sani menjelaskan
"Baiklah, aku tidak akan mempersulitmu." Jawab Ratu
Sani pun pergi membawa keranjang kosong lagi,
Saat Ratu memetik buah apel, ia merasa teringat lagi dengan si Putih ia kembali merasakan kesedihannya, tapi selama ia bersama Ibu Suri ia sebisa mungkin bersikap bahagia. Ia juga akan bersikap lebih lembut menjadi pribadi Ratu Anggrek yang asli.
Saat Sani kembali ia berbisik pada Ratu, ia memberitahu bahwa disekitar sini ada selir Mey yang sedang mengawasi.
Ratu hanya memerintah Sani untuk membiarkannya saja, karena tidak terjadi sesuatu yg mencurigakan.
"Dia selalu saja kepo." Gumam Gita dalam hati
Selir Mey yang sedari tadi memperhatikan kedekatan Ibu Suri dengan Ratu membuat ia iri, hatinya bergejolak marah.
Ia berpikir untuk merusak kepercayaan ibu suri terhadap Ratu, agar hubungan mereka hancur.
Selir Mey berharap ia akan menggantikan posisi sang Ratu di hati Ibu Suri, dengan begitu ia akan lebih mudah menjalankan rencana-rencananya di masa depan.
"Tunggu saja, dimana ada saatnya kamu hancur Anggrek!" Ucap Selir Mey sambil tersenyum licik
Bersambung...