NovelToon NovelToon
Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Menjadi bayi
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Di khianati dan terbunuh oleh orang yang dia cintai, Nada hidup kembali di tubuh seorang gadis kecil yang lemah. Dia terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa?

"Kakak, tolong balaskan dendam ku." Pinta gadis kecil yang namanya hampir sama dengan Nada.

"Hah!! Gimana caranya gue balas dendam? tubuh gue aja lemah kayak gini."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.19

Rowman yang sedang ada diruang kerja, terkejut dengan pemberitahuan dari Hendra. Dengan segera, dia menuju ke tempat dimana alamat yang sudah diberitahu Hendra.

"Mau kemana, kamu?" tanya Salsa, saat melihat Rowman buru-buru turun. Dia sendiri baru pulang bersenang-senang dengan teman-temannya.

"Bukan urusanmu." Balas Rowman ketus.

"Rowman aku istrimu." Teriak Salsa, dia melempar tas yang dia pegang.

Hana yang melihat Salsa mengamuk, menutup pintu dengan pelan. Dia sangat takut, jika Salsa mengamuk maka dia juga akan jadi sasarannya.

Salsa sering berkata kasar jika kesal, melampiaskan semua emosinya pada Hana.

"Hana," panggil Diana dengan pelan, saat tahu sang majikan berteriak histeris. Diana langsung menuju kamar Hana, takut terjadi sesuatu.

"Mbak." Hana langsung membuka pintu dan memeluk Diana.

"Aku takut, Mbak. Mommy marah lagi, apa aku anak yang nakal. Mbak?" tanya Hana dengan mata polos yang berbinar.

"Bukan, kamu anak baik Hana. Bukan anak nakal, sudah ayo kita tidur ya! Mbak udah kunci pintu, jadi kalau Mommy kesini kita aman." Jelas Diana, dijawab anggukan Hana. 

Hana pun tertidur dalam pelukan Diana, dia mencoba menenangkan gadis kecil yang diasuh sejak bayi.

Kembali ke Hendra dan Rowman, kedua lelaki tersebut sampai secara bersamaan. Mereka menatap sekeliling, mencari orang yang memungkin.

"Cepat cek cctv." Titah Rowman.

"Baik, Tuan." Hendra pergi menemui manager resto tersebut, sedangkan Rowman memilih duduk dan memesan kopi.

Kara melihat Rowman, dia mencoba tenang walau Rowman pasti akan lupa padanya.

"Astaga, aku lupa kalau narik pasti ada notif ke ponsel Hendra atau Rowman." Ucap Kara dalam hati, dia mencoba tenang dan bersikap biasa.

Uang yang ada dalam tas kecil, dia biarkan saja tidak di peluk erat.

"Tenang Kara, tenang." Gumam Kara.

"Kenapa sayang? Kamu mau, lagi?" tanya Evelin.

"Nggak, Ma. Aku udah kenyang lihat ini." Kara menunjukan perutnya dan mengusap perutnya dengan pelan, Evelin tersenyum.

"Apa kita pulang, sekarang?" tanya Evelin.

"Kita ke taman dulu, boleh? Malam pasti seru, banyak pedagang kaki limanya." Tawar Kara dengan tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, Mama bayar dulu. Kamu tunggu disini oke!"

"Siap, Ma." Balas Kara antusias, Rowman pun baru menyadari bahwa teman dari Hana ada disini. Namun, dia tak curiga sama sekali.

Saat dia akan menghampiri Kara, Hendra datang dengan wajah tegang. Di tangannya ponsel masih menyala, menghampiri Rowman dengan tergesa.

"Tuan, lihat ini." Hendra memperlihatkan rekaman cctv, yang dekat dengan mesin atm.

"Anak kecil, yang mengambil uang milik Nona Nada adalah anak kecil. Tuan," jelas Hendra.

"Anak kecil? Bagaimana bisa?" Rowman menatap rekaman yang diputar di depannya.

Dia merasa familiar, dengan warna baju yang dipakai anak kecil tersebut. Lalu dia melirik ke arah Kara, yang sudah tidak ada di tempat.

"Sial, cari anak itu sampai dapat. Hendra," titah Rowman, dengan nada geram. Dia yakin anak itu adalah Kara.

"Baik, Tuan." Balas Hendra, dia langsung menelpon anak buahnya untuk mencari anak kecil bermodalkan cctv.

"Aku yakin dia bukan anak kecil biasa, tatapan itu selalu mengingatkan ku pada Nada." Gumam Rowman.

Kara menghembuskan nafasnya dengan pelan, beruntung dia cepat mengajak Evelin keluar jadi dia lepas dari pengawasan Rowman.

"Aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang, aku harus menyimpan kartu itu dulu." Bisik Kara.

"Kenapa sayang, kamu ngantuk?" tanya Evelin, yang memperhatikan gerak gerik sang anak.

"Nggak, Ma. Aku cuma kekenyangan aku pesan makanannya terlalu banyak, ya?" kekeh Kara, dia masih mengusap perutnya yang memang masih kenyang.

"Gak papa, Mama senang Kara makan banyak akhir-akhir ini." Evelin mengusap puncak kepala sang anak.

"Aku senang jalan sama, Mama. Lain kali kita jalan lagi ya, Ma." Pinta Kara, Nada yang ada dalam tubuh Kara pun tiba-tiba berbicara seperti itu.

"Kara." Lirih Nada.

"Iyaa, Mama janji setiap minggu kita akan jalan berdua." Janji Evelin, membuat Kara tersenyum.

"Kara, apa kamu yang akan pergi? Tapi, kamu masih muda Kara. Lebih baik kamu yang kembali ke tubuhmu, biar aku yang pergi." Nada berucap dalam hati.

Tak lama, mereka sudah sampai di taman. Walau sudah menunjukan pukul delapan malam, taman tersebut malah semakin ramai. Nada bisa merasakan bahwa, tubuh Kara beraksi sangat bahagia. Nada pikir mungkin inilah yang Kara inginkan sejak dulu. Namun, tak kesampaian karena Evelin selalu sibuk.

Jiwa Nada merasakan adanya jiwa Kara, maka dia akan membiarkan jiwa Kara.

"Kara, terima kasih walau singkat. Aku bisa ketemu sama Embun dan Kak Sam, aku janji jika semua sudah selesai. Aku akan kembali, dan kamu hidup dengan baik dengan Ibumu. Ya semoga bersama Ayahmu juga," ucap Nada, dia memperhatikan Kara yang membeli berbagai macam makanan yang dia suka. 

Setelah puas membeli jajanan, Kara dan Evelin duduk di banku dekat pedagang kaki lima. Evelin menggeleng, saat melihat berbagai macam jajanan yang dibeli sang anak.

"Katanya tadi kenyang," goda Evelin tertawa.

"Iya sih, tadi aku kenyang trus jalan-jalan jadi lapar deh." Balas Kara ikut tertawa pula.

Evelin membuka wadah yang berisi pisang keju dengan coklat, melihat itu membuatnya teringat akan mantan suaminya. Yang juga menyukai pisang keju dengan coklat.

"Enak?" tanya Evelin, dia kembali menyuapkan pisang tersebut.

"Enak." Jawab Kara mulutnya penuh dengan pisang, rasa manis dari coklat dan gurih dari keju bercampur jadi satu.

Evelin tersenyum, dia juga mencobanya dan memang enak pantas saja Bagas sangat suka.

"Kalian disini?" Pertanyaan seseorang membuat Evelin dan Kara menoleh dan terkejut dengan kehadiran Bagas.

"Ngapain kamu disini, Mas?" tanya Evelin, melirik ke belakang Bagas siapa tau ada Rina dan Isabel.

"Pengen aja, aku pengen beli jajanan. Sudah lama gak kesini, terakhir saat Kara berusia sepuluh bulan." Ujar Bagas tersenyum, tapi tidak dengan Kara yang hanya menatap Bagas tak suka.

Seolah mengganggu moment, mereka berdua.

"Kenapa Papa, disini? Entar pawangnya marah loh." Celetuk Kara, membuat Evelin terkejut. Ada saja ucapan yang keluar dari mulut Kara.

"Sayang jangan bicara gitu, nak." Tegur Evelin.

"Maaf, Ma." Balas Kara dengan sesal.

"Sudah tidak apa-apa, kebetulan Rina dan Ibel ada dirumah. Neneknya, jadi aku sekalian pulang dan mampir kesini." Jelas Bagas.

"Gak nanya sih." Gumam Kara, Bagas hanya tersenyum dia tahu anaknya cemburu.

"Tuan ini pesanannya." Tiba-tiba salah satu pedagang mengantarkan martabak telur dan manis, ini juga termasuk kesukaan Kara dan Evelin.

Lalu tak lama pedagang bajigur mengantar tiga gelas minuman hangat tersebut, Evelin dan Kara saling pandang seolah saling bertanya. Kenapa Bagas, memesan sebanyak itu? Memang habis sendiri.

Bagas tersenyum melihat kebingungan Ibu dan anak tersebut, dia memilih diam dan menikmati martabak miliknya.

"Kalau mau ambil aja, aku beli banyak. Kara ini kesukaan kamu kan! Ambilah, gak ada yang merebutnya." Kata Bagas, Kara pun ragu tapi pada akhirnya dia mengambil satu potong dan memakannya. Diikuti oleh Evelin, Bagas tersenyum senang.

Bersambung...

Maaf typo, komen guyss

1
AriNovani
Yang baru baca tolong jangan di skip ya!! soalnya ngaruh ke pendapatan kalo di skip, ya aku gk bayaran 😢
Diah Susanti
kirain udah SMP karena di bab sebelumnya disebut gadis kecil diduga kena pelecehan, ternyata masih balita. miris banget nasibnya, sampai meninggal dianiaya pacar ibunya
Epi Widayanti
lanjut 💪💪💪
Mochi 🐣
Lanjut /Determined//Determined//Determined/
Anonymous
semangat nulis/Determined/
AriNovani: /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Epi Widayanti
semangat Kara kamu pasti bisa /Determined//Determined/
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart/
AriNovani
luar biasa
Mochi 🐣
lanjut
Margaretha Indrayani
lanjut thor
pecinta dunia fantasi
hai kak,aq pendatang baru 🥰
Epi Widayanti
next
Mochi 🐣
Lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart/
Mochi 🐣
Bagus 💙💙💙
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!