Secawan Anggur di Padang Gersang

Mario menatap Lea dengan tajam mendengar sindiran yang terlontar dari bibir gadis itu.

"Jaga mulutmu!" Bisik Mario geram.

Lea mendelik lalu melangkah keluar mencari udara segar. Rasa iba akan nasib kakak iparnya dan juga nasib ibu mertua nya yang sangat berharap agar memiliki cucu dari Mario, membuat Lea menjadi bingung.

Dirinya yang senasib dengan Lian, punya suami yang memiliki wanita lain.

Lea berdiri menatap taman depan bunga bunga nya yang bermekaran.

"Sedang apa kamu di sini" suara dingin Mario yang sudah berdiri di sampingnya,sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana.

Lea tidak peduli dengan kehadiran suami badainya itu, dia masih menatap bunga dengan serius.

"Sedang apa kamu di sini?" Mario mengulang pertanyaan nya dengan nada yang naik satu oktaf.

"Aku sedang berpikir,akan nasib kak Lian dan juga mama yang begitu berharap agar dapat memiliki cucu dari mu, bagaimana seandainya mereka tau kamu hanya berbohong" jawab Lea tenang tidak menoleh sedikitpun kepada Mario.

Mario menatap Lea yang berdiri tenang di sampingnya, ketenangan wanita itu menimbulkan ketakutan tersendiri di hati mario, apa yang di katakan Lea menjadi dilema baginya.

"Ayo masuk!" ajak Mario akhirnya. Lelaki itu memilih untuk kembali ke ruangan kak Lian.

Lea mengikuti langkah Mario, lelaki itu berdiri di pintu tidak langsung masuk, dia sengaja menunggu Lea untuk menggandengnya mesra. membawa istri nya masuk menemui Lian.

Mama yang duduk di samping Lian terlihat sangat bersedih, putrinya yang dulu lembut dan kuat kini nampak begitu rapuh hanya karena ulah suaminya Leo. Laki laki yang di cintai putri nya itu.

Sementara Papa Liton sedang berpikir untuk memberikan pelajaran kepada Leo.

Karena ulah menantunya itu hingga membuat putri tersayang nya menjadi seperti ini.

Mendengar kabar tentang Lian yang masuk rumah sakit Bunda mengajak Papi untuk segera ke rumah sakit.

Pasangan yang selalu terlihat mesra itu datang menjenguk Lian.

Bunda kaget melihat Lian yang cantik dan lembut nampak agak kurus dan pucat.

"Mama!" ucap Lian saat bunda memeluknya.

Bunda lalu mencium pipi Lian mengelus sayang wajah cantik dan lembut itu.

"Semoga lekas sembuh ya"

Mungkin Lian sedang mengandung, pikir nya, biasanya wanita yang telah menikah kalau sakit kurus dan tidak makan pasti lagi ngidam.

Setelah menengok Lian basa basi sebentar mereka lalu pamit pulang. Tidak lupa bunda memeluk Lea, menciumi putri tercintanya itu.

"Jadilah istri yang baik, taat kepada suami mu" pesan bunda sebelum pulang.

Setelah mendapat perawatan dan agak baikan Lian sudah di perbolehkan untuk pulang.

*

*

* Tiga bulan menikah kehidupan rumah tangga Lea begitu itu saja, masing masing sibuk dengan aktivitas nya.

Mario terkadang memilih menginap di apartemen Jenny. Wanita itu sudah seperti istrinya. Dia lupa tugas dan tanggung jawabnya sebagai suami Lea.

Lelaki itu hanya memberikan kartu kredit untuk Lea, namun tidak pernah di pakai oleh istri sahnya itu.

Setiap notif yang masuk hanyalah pengeluaran dari kartu kredit yang diberikan kepada Jenny. Lebih besar pengeluaran jumlah belanja Jenny dari pada Lea.

Mario sendiri tidak mempermasalahkan berapa pun jumlah belanjaan Jenny yang penting Wanita itu senang dan bahagia karena Mario sangat menyayangi nya.

Lea sendiri sudah tidak peduli gadis itu bahkan lebih fokus dengan kuliah dan bekerja di kantor Papinya. Dia punya gaji sendiri tidak butuh uang Mario.

"Sayang?! aku ada tugas keluar selama beberapa hari, sebenarnya aku berat jauh dari mu, mau bagaimana lagi tugas kantor ku mengharuskan aku harus berangkat" Kata Jenny lembut dan manja, wanita itu berbaring di dada Mario, setelah keduanya melakukan hubungan layaknya suami istri.

Mario yang terbuai dengan bujuk rayunya jenny jadi lupa kalau dia sudah punya istri. Di tambah lagi rasa sayang nya kepada wanita itu membuat dia lebih mementingkan Jenny.

Sebelum berangkat Jenny memberikan pelayanan terbaik nya untuk Mario, memuaskan lelaki itu di ranjang.

"Sayang....?! aku akan sangat merindukan mu" ujar Jenny. Wanita masih sempat untuk memeluk Mario, saat akan meninggalkan apartemen Jenny. keduanya sudah rapi berpakaian Mario akan ke kantor nya dan Jenny pun akan berangkat tugas dengan atasannya selama beberapa hari.

Lea baru pulang ke apartemen setelah seharian berada di kantor bersama My LeGaCy.

Masih sempat mereka makan malam dan Lea memilih pulang ke apartemen.

Lea masuk melihat lampu di ruang karja Mario menyala. Biasanya lampu di ruangan itu tidak di nyalakan bila Mario tidak ada. Itu menandakan kalau Mario ada di sana.

Lea masuk ke kamar lalu mandi berganti pakaian.

Lalu ke dapur membuat makan malam untuk Mario.

"Tidak usah masak aku sudah makan" Suara dingin Mario mengagetkan. Setelah berkata demikian Mario berlalu pergi.

"Dasar Badai" umpat Lea sambil mengusap dadanya. Lea memasukkan bahan makanan yang akan di masak kembali kedalam kulkas.

"Baguslah aku bisa beristirahat" Lea lalu masuk ke kamar. Merebahkan dirinya di tempat tidur.

Mario yang baru masuk ke kamar melihat Lea sudah pulas tidur sambil memeluk guling.

Mario memilih kembali keruang kerja nya dan tidur di sana. Sejak insiden Lea menamparnya, Mario tidak lagi mendekati Lea di saat tidur.

Gadis itu telah mengancam nya andaikan Mario berani macam macam padanya, Lea akan membuka kedok pernikahan mereka.

*

*

*

Pagi ini Lea bangun lebih awal dia membuat sarapan dan menyiapkan pakaian suaminya.

Lea melakukan tugasnya dengan baik sebagai istri, menyiapkan semua kebutuhan suaminya.

Terkecuali kebutuhan nya di ranjang.

Meskipun Mario tidak mempedulikan dirinya Lea masih bisa menjaga batasan nya sebagai seorang wanita yang telah bersuami.

"Aku akan ke kantor lebih awal, kamu tidak usah repot-repot membuat sarapan" kata Mario, dia sudah siap dengan pakaian yang di siapkan Lea.

Lea hanya menatap punggung suaminya yang hendak keluar, "Oh ya kamu tidak usah masak hari ini,,,! aku akan makan di kantor" ujar nya lagi saat di pintu dia berbalik menatap Lea lalu segera pergi.

"Tunggu!" Suara Lea menghentikan langkahnya.

Buru buru Lea menghampiri Mario, tangan nya terulur membetulkan dasi Mario yang miring kedudukannya. Lea tidak perlu berjinjit karena tinggi badan Lea hampir menyamai tinggi nya Mario.

Mario menatap wajah Kiki, gadis itu memiliki kecantikan yang alami, baru kali ini Mario melihat wajah Kiki dari dekat, harum wangi tubuhnya menyeruak di penciuman Mario, membuat Mario terdiam sesaat menikmati wangi istrinya ini.

Mario jarang melihat Kiki berdandan tidak seperti Jenny yang hobi berdandan.

"Selesai" ujar Lea tersenyum manis.

Mario tertegun melihat senyuman Lea, Lea terlihat cantik bila tersenyum wajah putih berseri itu membuat Mario terpana untuk sesaat. Ada rasa lain yang menjalar di hatinya.

"Hey,,,jangan jadi menakin di pintu, Ayo sana berangkat" kata Lea sambil tertawa. Bila tertawa seperti ini Lea tampak lebih cantik.

Mario menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menutupi tingkah nya yang ketahuan mengagumi kecantikan Lea.

Lelaki itu lantas berbalik pergi karena Lea telah meninggalkan dirinya yang masih terpaku di depan pintu.

Sepanjang perjalanan Mario memikirkan Lea, entah mengapa bayangan Lea berkelebat di ingatan nya.

Mario tersenyum mengingat saat dirinya mencium bibir Lea saat gadis itu sedang tidur, dirinya sampai mendapat tamparan keras dari istri nya itu.

Mario merasa senang karena dia lah lelaki pertama yang mengambil ciuman pertama wanita yang menjadi istrinya itu.

Meskipun Mario jarang makan di rumah tapi Lea setiap hari menyiapkan sarapan dan memasak, biar bagaimanapun mereka tetap suami istri yang sah.

Lea menyadari tugasnya sebagai seorang istri dia selalu melakukan apa yang menjadi tugas seorang istri.

Memasak membersihkan rumah karena mereka tidak punya Art. semua pekerjaan rumah di lakukan Lea sebelum berangkat kuliah dan ke kantor.

Hari ini Mario pulang lebih awal karena Jenny sedang pergi.

Sampai di apartemen Lea belum pulang, Mario sendiri tidak tau kalau Lea sekarang sudah bekerja di kantor papi nya.

Setelah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai, Mario menuju dapur.

Di meja makan tersedia beberapa menu makanan yang mengundang selera.

Mario mulai mencicipi satu persatu makanan yang di masak Lea. Rasanya enak di lidah membuat Mario tiba tiba merasa lapar. Dia pun menyantap makanan itu dengan lahap.

Ini untuk kali kedua Mario merasakan masakan istrinya. Setelah kenyang Mario lalu masuk ke ruang kerjanya. Mario meninggalkan pekerjaan nya karena dirinya merasa ngantuk. Mario lalu merebahkan tubuhnya di kursi dan tertidur.

Menjelang malam Lea baru pulang,dia sempat ke kosan mengambil gitar kesayangannya. dari pada sepi sendiri,Lea memilih untuk membawa gitar nya ke apartemen. semua ruangan masih gelap itu tanda nya Mario belum pulang.

Lea lalu menyalakan semua lampu, dan masuk ke kamar. Setelah mandi berganti pakaian,Lea menuju ke dapur.

"Badai,,,,? apakah tadi dia pulang?"gumam Lea, saat melihat semua makan di meja hampir habis.

Lea lalu makan seorang diri, dia sudah terbiasa makan sendirian tanpa di temani suaminya.

Toh tidak ada yang Lea harapkan dari pernikahan ini. bahagia miris.

Setelah makan Lea kembali masuk ke kamar, dia meraih gitarnya keluar dan duduk di balkon.

Perlahan jemari lentiknya bergerak pada senar gitar menjadi nada sebuah lagu.

Mario yang baru bangun sayup-sayup mendengar suara gitar. Mario keluar dari ruang kerjanya langkahnya menuju kamar mereka.

Suara petikan gitar itu berasal dari dalam kamar, Mario makin penasaran, akan kah Lea membawa laki laki lain di rumah ini di saat dirinya tidak ada!.

Perlahan Mario melangkah menuju arah suara gitar yang teryata berasal dari balkon.

Dada Mario bergemuruh di kuasai emosi dia berniat menangkap basah Lea dan menghajar siapa laki laki yang beraninya masuk ke kamar mereka.

Mario tertegun diam seakan terpaku di tempatnya, dia hampir tidak percaya melihat Lea yang duduk Seorang diri sambil memetik perlahan senar gitar nya.

Nada dari syair sebuah lagu mengalun lembut menghanyutkan perasaan. Membuat Mario seakan hanyut dan bersandar di pintu.

Dia tidak menyangka Lea bisa bermain alat musik yang Mario sendiri tidak tahu bagaimana caranya memetik gitar. Kalau di tanya seberapa jagonya Mario di lapangan basket pasti tidak ada tandingan nya.

"Badai....Kau sudah pulang?"

Mario terkejut saat Lea sudah berdiri di hadapannya sambil tersenyum. wajah cantik alami yang membuat Mario salah tingkah. Karena terpesona dengan kecantikan Lea.

Jantung Mario berpacu lebih kencang dari biasanya. Lea sudah belaku meletakkan gitarnya di atas Lemari.

Lea merasa canggung melihat Mario yang masih terus menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ku harap kamu tidak jatuh cinta pada ku" ujar Lea.

*

*

*

*** Ahai Love you All....Like dan komentar nya dong?

Minal Aidin walfa idzin......❤️❤️❤️