Ingin melihat Tim Nasional Indonesia bermain di panggung Piala Dunia? Simaklah! Jalu akan membawa kalian ke dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sama sekali.
Di saat karirnya sebagai presenter sedang naik daun, Jalu harus menerima pil pahit yaitu pemecatan kerja tanpa alasan yang jelas dari pihak perusahaan, hal ini membuat Jalu sangat frustasi dan mengalami kemunduran dalam hidup.
Jalu memutuskan untuk menjadi seorang agen sepak bola dan perjalanan karirnya sebagai agen sepak bola akhirnya berjalan sangat baik tapi suatu ketika, semuanya mulai berubah dengan dimulainya penolakan perpanjangan kontrak agen - pemain dan pemutusan kontrak dari para pemainnya.
Pil pahit kedua Jalu telan kembali dan membuat hidupnya hampir hancur tapi pertolongan dari sang Ibu membuat karir Jalu sebagai agen sepak bola mulai bangkit kembali sampai Jalu di kenal sebagai seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.
Setelah menyelesaikan sarapan paginya, Jalu segera menghubungi Amir dan menjelaskan niatan dari panggilannya yang di lakukan pagi pagi sekali.
Jalu menjelaskan bahwa Jalu ingin Amir segera menyiapkan kontrak untuk 3 pemain dan 1 pelatih yang mana merupakan pemain/pelatih yang berada dalam naungan agensinya.
Sebelum menyetujuinya, Amir bertanya lebih dulu pada Jalu untuk memastikan mengenai kualitas dari pemain pemain yang Jalu rekomendasikan ini.
Meski Amir sudah meminta bantuan pada Jalu, Amir yang tentu selaku presiden klub tetap harus menunjukan kepiawaian atau kualitasnya.
Setelah menyelesaikan aktivitas di pagi harinya tersebut, Jalu menunggu kedatangan Ramon sebelum berangkat menuju alamat rumah Prabu yang merupakan target pemain selanjutnya.
"Nak, Ibu lihat belakangan ini kamu terlihat sangat bersemangat dan aura yang kamu pancarkan juga sangat positif. Apakah terjadi sesuatu?"
"Haha, apa yang Ibu katakan benar. Aku saat ini sedang bersemangat karena sekarang aku sudah memiliki klien lagi. Semua ini berkat Ibu karena sudah menyuruhku untuk pulang ke Bandung. Jadi, terima kasih karena firasat Ibu ternyata membawa keberuntungan bagi kehidupan dan karirku."
"Baguslah jika kamu sudah memulihkan semangatmu dan memiliki klien lagi, ini menandakan bahwa hidupmu kedepannya akan membaik lagi."
"Ngomong-ngomong, kamu mau kemana pagi pagi begini sudah berpakaian sangat rapih? Apakah akan menemui klien baru lagi?"
"Umm, aku akan menandatangani kontrak pada satu pemain lagi kemudian besok segera menguruskan kontrak mereka bersama klubnya."
"JALUU! JALUU!"
Jalu yang sedang asyik dan mengobrol dengan hangat bersama Ibunya itu terganggu dengan teriakan keras di luar rumahnya.
Mendengar suara keras yang memanggilnya ini, Jalu tahu siapa pelakunya dan hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya segera berdiri untuk menghampirinya.
"Siapa?"
"Ramon!"
"Ramon? Bukankah itu temanmu saat SMA dulu? Ada apa sampai harus datang pagi pagi sekali ke rumah?"
"Nanti akan ku jelaskan Bu, sekarang aku keluar dulu."
.....
Sebelum melakukan aktivitas sesungguhnya yaitu mengunjungi rumah Prabu, Jalu membawa Ramon ke dalam rumah terlebih dulu setelah Ibunya yang juga ikut keluar dan menawari Ramon untuk sarapan dulu.
Sambil menunggu Ramon menyelesaikan sarapan, ketiganya mengobrol dan Jalu juga dengan santai menanyakan kepada Ramon apakah dia berniat dan mau menjadi asistennya atau tidak.
Ramon yang pengangguran dan belum memiliki bayangan untuk pekerjaan apa yang akan di lakukan nya segera menyetujui tawaran yang di berikan Jalu.
Setelah mengetahui jawaban dari Ramon yang menyetujui tawarannya, Jalu juga menjelaskan kepada Ramon mengenai pekerjaan apa yang harus di lakukan nya nanti.
Jalu banyak menjelaskan secara detail pada Ramon dengan penuh perhatian karena supaya Ramon bisa melakukan pekerjaan nya dengan baik di kemudian hari.
"Jadi sekarang kita akan berangkat ke alamat rumah dari pemain yang akan kamu tandatangani?"
"Umm, menurut rencana yang telah aku buat, dalam jangka pendek ini aku akan beristirahat dulu mengenai mencari pemain lain setelah menyelesaikan tandatangan kontrak agen - pemain dengan pemain ini."
"Kenapa?"
"Karena aku harus menyelesaikan tugas dan kewajiban ku sebagai agen. Aku harus mengurus kontrak mereka dan kemudian membantu segala sesuatu yang berkaitan dengan pemain dan itu juga akan di bantu olehmu."
"Oke, kedepannya aku akan banyak mendengarkan mu. Aku pastikan kamu tidak akan kecewa membawa ku bekerja."
"Baguslah jika kamu memiliki semangat dan pemikiran seperti itu. Tunggulah dan aku akan membawa ke kehidupan yang lebih baik."
.....
Sesampainya di alamat rumah Prabu, Jalu segera tertegun karena menyadari sesuatu yang sangat penting dan merasa dirinya adalah orang yang bodoh. Hal itu tidak lain merujuk pada masalah waktu yang mana saat ini Prabu masih bersekolah di sekolahnya.
Meski menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan dan tidak teliti, Jalu tetap tidak ingin kembali dengan sia sia dan memilih untuk melanjutkannya saja sesuai dengan rencana.
Jalu berencana untuk berkomunikasi terlebih dulu dengan kedua orang tuanya Prabu mengenai keinginan dirinya menjadi agen dari Prabu supaya saat Prabu datang atau pulang sekolah nanti, hal yang di lakukan hanyalah menandatangani kontrak agen - pemain saja tanpa harus menjelaskan lagi secara panjang lebar.
Apalagi Jalu sangat yakin bahwa Prabu akan menuruti permintaan orang tuanya setelah Jalu melihat kondisi rumah Prabu dari luar yang sangat sederhana dan bisa di bilang hampir mirip dengan Noah sebelumnya.
"Selamat pagi, Paman-Bibi!"
"Pagi! Apakah ada sesuatu?"
Ibunya Prabu bertanya dengan lembut sedangkan Ayah Prabu sedang menikmati kopinya sambil duduk di kursi yang ada di teras rumah.
Melihat aktivitas keduanya, Jalu sedikit bingung karena merasa ada yang salah. Jalu yakin bahwa kondisi keluarga ini pasti sama seperti Noah sebelumnya yaitu keluarga sederhana yang biasa biasa saja tapi melihat Ayah Prabu yang masih berada di rumah di jam atau waktu seperti ini, itu menandakan bahwa Ayah Prabu adalah seorang pengangguran.
"Iya, kedatanganku kesini bersangkutan dengan putra dari Paman dan Bibi."
Mendengar ada kaitan dengan putranya, Ayah Prabu yang sebelumnya sedikit cuek segera menatap Jalu dari atas sampai ke bawah.
Perilaku ini tentu merupakan reaksi normal dari seorang Ayah yang khawatir dan ingin melindungi putranya sendiri dan Jalu merasa tidak keberatan sama sekali.
"Abu? Ada apa dengan Abu?"
Ibunya Prabu bertanya dengan sangat cemas dan khawatir karena jelas dia sepertinya memikirkan sesuatu yang sangat buruk terjadi pada putranya apalagi setelah melihat Jalu yang berpakaian formal sementara Ramon yang berpakaian santai seperti preman.
Jalu yang melihat ini segera tersenyum tipis karena mengetahui bahwa dirinya terlambat dan belum menjelaskan identitasnya sehingga membuat pihak lain bereaksi seperti ini.
"Perkenalkan, Jalu Sundara. Aku adalah seorang agen sepak bola profesional. Kedatanganku kesini berniat untuk menjadikan Prabu yaitu putra dari Paman dan Bibi menjadi klienku atau pemain yang berada di bawah naungan agensiku."
Ayah Prabu segera duduk dengan serius ketika mendengar bahwa Jalu adalah seorang agen sepak bola. Ayah Prabu tahu bahwa saat ini adalah masa dan usia terpenting dari putranya untuk menentukan hidupnya di masa depan.
Sebagai seorang Ayah, Ayah Prabu sangat tahu mengenai cita cita, kualitas dan potensi dari putranya sendiri dalam sepak bola tapi sayang sekali, keluarganya hanyalah keluarga biasa dan tidak memiliki kenalan sama sekali yang dapat membantunya memperkenalkan Prabu ke sebuah klub sepak bola profesional.
"Apakah kamu benar benar seorang agen sepak bola?"
"Paman, mana berani aku berbohong di saat aku sangat mementingkan putra Paman."
"Baiklah, masuk dulu dan kita mengobrol!"
Jalu segera di bawa masuk oleh Ayah Prabu di bawah tatapan bingung dari Ibunya Prabu. Ramon yang melihat ini tersenyum dan segera menjelaskan secara singkat kepada Ibunya Prabu dan segera keduanya menyusul ke dalam rumah.
Di dalam rumah, Jalu memberikan bukti bahwa dirinya seorang agen sepak bola dan menjelaskan rencana nya setelah menjadi agen dari Prabu yang mana rencana nya sama persis dengan apa yang Jalu katakan kepada keluarga Noah sebelumnya.
Dengan penjelasan yang panjang lebar karena keingintahuan dari Ayah Prabu, Jalu tetap tenang menjawab dan menjelaskan semuanya sampai pada akhir dan kesimpulan Ayah-Ibu Prabu setuju untuk mempercayakan Prabu kepada Jalu sebagai agennya untuk membantu mengurus karir nya.