NovelToon NovelToon
Melarikan Diri Dari CEO Posesif

Melarikan Diri Dari CEO Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Pengganti / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:129.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.

Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Malam Panas Membara

Ruang kerja Bastian, di rumah pribadinya yang seperti istana megah. Ini adalah kediaman resmi CEO Hexana Group. Dimana setiap pesta dan jamuan resmi yang diadakan Bastian, sebagian besar diadakan di rumah ini.

Termasuk menjadi tempat tinggal Celine, istri Bastian yang diakui keluarga, dan diumumkan kepada publik.

Hari ini dia datang, seperti biasanya.

"Kau sudah memastikan semuanya?" ujar Bastian pada sekretarisnya.

"Anda tidak perlu khawatir, semakin ke sini, dia juga sadar, kalau hanya jadi pion Presdir untuk mengekang Anda."

"Cih, kalau dia serakah, dia benar-benar salah memilih musuh."

"Saya akan terus mengawasi pergerakan tuan muda kedua, Anda tidak perlu memikirkannya. Sekarang sudah saatnya Anda masuk ke kamar."

Bastian langsung masam, karena diingatkan tentang hal memuakkan itu. Dia bangun dari duduk, menepuk bahu sekretarisnya.

"Vio?" tanyanya pendek.

"Beliau sama sekali tidak keluar dari apartemen sesuai dengan perintah Anda, Linda kembali setelah senja."

Puas dengan jawaban sekretarisnya, Bastian menerima hp di tangan kirinya. Lalu keluar dari ruang kerjanya.

Bibi, kepala pelayan rumah sudah menunggu di dekat tangga. Wanita itu menundukkan kepala hormat.

"Nona Celine sudah menunggu Anda di kamar Tuan Muda. Saya sudah menyiapkan semuanya, apa ada yang Anda butuhkan lagi." Sebenarnya bibi belum selesai bicara, namun kata-kata langsung tercekak.

"Ckck berisik sekali." Bastian menatap kesal bibi kepala pelayan. Setiap kali mereka bertemu, dia seperti mengulang kata-kata yang sama. "Yang harus kau lakukan hanya diam dan melaporkan apa yang terjadi di kamar ku pada ayahku. Katakan pada ayahku, aku dan Celine melewatkan malam panas seperti biasanya."

Bibi kepala pelayan, hanya tertunduk, tidak berani mengangkat kepala sedikitpun.

"Siapkan kamar untuk Hugo, dia akan menginap seperti biasanya."

"Baik Tuan Muda."

"Minggir!"

Bibi kepala pelayan segera menepi, menatap langkah kaki Bastian yang melewatinya. Tidak ada yang berubah dari tuan muda pertama, dia tetap dingin, angkuh dan sama sekali tidak membuka celah untuk simpati. Setelah langkah kaki keduanya suaranya menghilang, bibi baru menaiki tangga.

Sudah sampai ditujuan, Sekretaris Bastian membuka pintu kamar.

"Selamat malam Tuan, semoga Anda bisa tidur nyenyak malam ini."

Bastian mendelik pada sekretarisnya, lalu melangkah masuk ke dalam kamar.

Pintu kamar tertutup, disambut ruangan yang menyesakkan dan seraut wajah wanita cantik, yang sedang meneguk segelas minuman. Dia memakai pakaian tidur yang tipis berwarna hitam.

"Sudah datang?" ujar Celine, istri pertama Bastian sambil meletakkan gelas kosong di atas meja

Bastian sinis tersenyum, lalu menyambar gelas yang masih terisi penuh. Laki-laki itu membawa gelas masuk ke dalam kamar mandi, dan sudah terdengar gelontorkan air, Bastian keluar membawa gelas kosong yang dia letakkan di samping gelas yang isinya diminum Celine.

"Kau rajin sekali minum air menjijikkan itu, kalau ada yang melihat, mereka pasti akan berfikir kau benar-benar mau mengandung anakku."

Dua gelas minuman yang selalu disiapkan bibi pelayan, yang berisi vitamin kesuburan dan obat penambah stamina. Milik Bastian selalu berakhir di kamar mandi.

"Ibu memeriksa kesehatan ku, jadi aku terpaksa harus meminumnya."

Bastian tidak memberi reaksi, dia memilih berjalan ke arah tempat tidur, dan jatuh ke atas tempat tidur.

"Matikan lampu, kau bisa mulai."

Deg..

Kalau orang melihat, mereka seperti akan mulai perang, bukannya suami istri yang akan memadu kasih dalam dekapan selimut yang membara.

"Kau dingin sekali, sama sekali tidak basa-basi, padahal kita sudah lama tidak bertemu."

Bastian tergelak sinis.

"Memang kau ibuku, aku harus menyalamu. Matikan lampu, dan mulai permainan mu Celine, jangan membuatku mengulangi kata-kata ku."

Deg..

Ya, kau cuma bicara dengan lembut pada ibumu dan gadis pengganti itu. Aku bukan ibumu, aku juga bukan wanita yang mirip dengan cinta pertamamu. Perasaan Celine getir.

Walaupun sudah terbiasa mendengar kalimat dingin itu, namun Celine tetap menciut takut kalau Bastian sudah marah, dia bergerak mematikan lampu. Cahaya keemasan lampu tidur di sudut ruangan, menjadi noktah gelapnya kamar.

Tiba-tiba..

Diantara keremangan malam itu, suara Celine manja dan mendesah keluar.

"Ahhh, pelan-pelan Bas, ah, jangan menekan tanganku. Aaaaa! Sakit, aku mohon, pelan-pelan."

Suara pukulan tangan Celine di pinggir tempat tidur. Suaranya cukup keras. Disusul teriakan yang sengaja dia keluarkan supaya menggema di dalam kamar.

"Aaaaa! Kenapa kau kasar sekali! Aaaaaa!"

Celine menubruk meja, sampai menimbulkan suara gedubrak. Wanita itu yakin, bibi pelayan yang saat ini menguping di luar pasti mendengarnya.

Setelah berjibaku dengan akting seorang diri, Celine menyerah, dia sudah kehabisan tenaga untuk menciptakan suasana panas membara di dalam kamar.

"Kau harus ikut berakting, supaya semua terdengar nyata, Bas." Bisik Celine, pada Bastian yang sama sekali tidak melihat ke arahnya. Dia malah asik dengan hpnya, dalam keremangan Celine bisa melihat senyum laki-laki itu.

Dan Celine tahu pasti, apa yang sedang dilakukan Bastian. Mengirim pesan pada wanita rendahan itu, wanita pengganti.

"Bastian, kau harus ikut berakting," ujar Celine lagi.

"Menyebalkan sekali."

Bastian membanting hp-nya, lalu turun dari tempat tidur. Laki-laki itu mendekati Celine.

"Tutup mulutmu! Aku baru saja mulai memanas kau sudah mengeluh, kau mau punya anak atau tidak!"

"Ahhh, tapi kau melakukannya dengan sangat kasar."

"Tutup mulutmu! akan kuselesaikan sekarang."

"Aaaaaa!"

Sekarang, bibi pelayan pasti sudah menjauhi pintu, karena sudah mendengar puncak kepuasan majikan perempuannya. Dia sudah bisa melaporkan semuanya pada Presdir.

Di sudut yang lain, bibi tidak melihat sepasang sandal terlihat.

Sementara itu, di dalam kamar, sandiwara telah usai.

Bastian menepis tangan Celine yang menyentuh lengannya. Setelahnya, dia melepaskan bajunya dan membuangnya ke lantai, masuk ke dalam ruang ganti dengan bertelanjang dada.

Dia langsung ganti baju, padahal aku hanya menyentuhnya sedikit saja, gumam Celine getir.

Bastian muncul sudah dengan memakai piayama, dia langsung naik ke atas tempat tidur, dan menarik selimut menutupi pinggangnya.

"Ayah dan ibu semakin sering bertanya, kenapa aku belum hamil juga." Perlahan Celine masuk ke dalam selimut, dia masih duduk bersandar. "Mereka menyuruh kita melakukan lebih sering."

"Itu bukan urusanku," jawab Bastian dengan dingin.

"Kau dingin sekali seperti biasanya."

Celine menjatuhkan tubuh, dan memiringkan tubuh, membelakangi Bastian yang masih duduk sambil menatap layar hp-nya.

"Celine, aku sudah melakukan bagian ku. Kau pikir kenapa ayahmu yang serakah dan mata duitan itu tidak pernah mendatangimu, atau kakakmu yang tidak becus bekerja itu tidak merongrong uangmu. Kau pikir mereka tidak mendatangimu karena takut setelah kau ancam?"

Celine mencengkeram bantal. Ya, aku juga tahu, kau yang melindungi ku dari keserakahan keluargaku. Mereka takut padamu.

"Jadi lakukan tanggungjawab mu, sesuai dengan apa yang kau dapatkan."

"Ba.. baik, aku akan membuat alasan pada ayah dan ibu. Maaf, aku sudah mengeluh."

"Setelah aku menjadi Presdir utama, kita bisa bercerai sesuai kontrak yang kita buat. Jadi jangan bertingkah, dan lakukan peran mu dengan baik sebagai istri ku, aku akan menyiapkan identitas barumu sesuai kesepakatan kita."

Semakin kuat, Celine mencengkeram bantal. Kenapa? kenapa kau jahat sekali, kenapa kau hanya baik pada wanita rendahan itu. Hanya karena dia mirip cinta pertamamu. Kenapa? Padahal aku sudah menghasut Viola dan menunjukkan foto wanita itu. Tapi kenapa, hubungan kalian baik-baik saja.

Malam itu, hanya Bastian yang tertidur sambil bermimpi memeluk Viola, karena Celine malah teringat kejadian saat dia bertemu Viola pertama kali. Dan itu membuatnya berkubang dalam kebencian, dan sulit memejamkan mata.

Bersambung

1
skylow
bener² masuk jebakan dah vio
skylow
kan kan....
skylow
pinter banget nich bersandiwara....
skylow
duh vio...
Dhesy Echa
wahh....cerita baru . seru nehh
Tini Laesabtini
selalu novelmu yg terbaik
Chalimah Kuchiki
huru hara sekali hidup bastian ini..
Tini Laesabtini
Aku keinget daerah penghasil nanas, Subang Jawa Barat
Rumihartini
penjara cinta ini
Ummee
wkwkwk nanas nya ikut juga
Ummee
eehhh... bibi tau kalo bastian nikah lagi?
kalo ortu bastian tau kah?
Ummee
utk mengancam bastian agar mau bangkit ya?
Ummee
ternyata bibi yg bocorin rahasia babas
Ummee
Terima saja takdirmu celine...
yg penting kau bisa bebas nanti stlh bercerai...
aisyah
gimana ya kalau vio kabur lagi,,sekacau apa Bastian
Eka Bundanedinar
wkwk emang badtian trtarik dg tubuhmu wekkkk
aisyah
cinta pertama Bastian itu ada ,,,atau hanya karangan celin aja
aisyah
sukses selalu kak
aisyah
ternyata Bastian tidak menyentuh celin ,dikit2 aku udah jatuh hati sama Bastian🤭🤭
aisyah
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!