Erina yang masih belum bisa melupakan Bima, memutuskan untuk liburan ke kota romantis di Negaranya. Tidak disangka di kota itulah awal pertemuan Erina dengan Arga.
Karena masalah ekonomi keluarga, Erina hampir menikah dengan duda kejam yang tak lain adalah seorang rentenir.
Pertemuannya kembali dengan Arga telah membuat hidup Erina berubah drastis. Arga tidak hanya menolong keluarganya tapi juga mengajak Erina menikah.
Dengan tujuan balas budi, akhirnya dengan terpaksa Erina menyetujui untuk menikah dengan Arga.
Bagaimana nasib pernikahan mereka? Bertahankah atau hanya seumur jagung? Penasaran, yuk ikuti cerita selengkapnya.
Ig : nafasal8
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafasal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laki-laki Misterius
Hari ini kenapa terasa membosankan sekali.
Aaargh, aku ingin mempunyai kegiatan yang bermanfaat. Tapi apa ya? Apa Tuan Arga akan mengijinkan ya?
Erina benar-benar dilanda kebosanan.
Sebuah pesan masuk di handphonenya.
"Erina, ini aku Linda. Temen kerjamu dulu. Apa kamu masih ingat? "
Mata Erina berkedip-kedip dan jari telunjuknya mengetuk-ketuk layar handphonenya mencoba mengingat nama Linda yang terdengar familiar.
Ingatan Erina berputar kembali pada waktu dia bekerja dulu. Linda adalah rekan kerjanya. Linda seorang gadis yang cantik, namun sepertinya tidak ada kesan baik diantara mereka berdua. Linda sedikit arogan dan suka memerintah kepada juniornya. Begitulah sepintas ingatan Erina tentang sesosok Linda.
"Iya mbak Linda, ada apa ya? " balas Erina.
"Rin, bisa kita ketemu sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan. " Linda
Ada apa ya? Kok tumben! Tapi baiklah, hari ini aku juga sedang benar-benar bosan di rumah.
"Baiklah mbak, kapan dan dimana? " tanya Erina.
"Di Cafe XX jam 11, aku tunggu ya." Linda
Erina berpikir keras bagaimana cara mendapatkan ijin dari Tuan Arga.
Erina mengambil handphonenya dengan sedikit ragu dia menekan tombol telfon.
"Halo, ada apa sayang? Apa kamu sudah merindukan suamimu yang tampan ini? " suara Arga tampak sangat begitu senang.
"Honey, aku minta ijin mau keluar bertemu dengan teman kerjaku sebentar boleh? " ucap Erina
"Teman kerja? Siapa? Dimana? " Arga mencerca dengan beberapa pertanyaan sekaligus.
"Mbak Linda, di Cafe XX sayang. Aku hanya sebentar honey. " Erina meyakinkan (yang diartikan aku tak akan macam-macam) .
"Baiklah, kamu boleh pergi. " Arga memberi ijin.
"Terimakasih sayang. " Erina tampak senang karna suaminya mengijinkannya keluar.
Kira-kira apa yang akan disampaikan mbak Linda ya?
Erina masih penasaran dengan tujuan mbak Linda mengajaknya bertemu.
Sementara di kantor Arga.
"Pak Sam, Erina hari ini ada janji dengan temannya di Cafe XX. Pastikan dia dalam keadaan aman." perintah Arga
"Baik Tuan. " Pak Sam segera melaksanakan tugas yang diberikan oleh tuannya.
***
Erina sudah di dalam Cafe XX, dia mengedarkan pandangannya mencari sesosok perempuan bernama Linda. Linda melambaikan tangannya, Erina segera menghampiri Linda dan duduk di depan perempuan itu.
"Apa kabar kamu Rin? Sekarang kamu benar-benar berbeda ya setelah di nikahi Tuan Arga. " ucap Linda, Entah itu sebuah pujian atau hanya omong kosong belaka.
Erina tersenyum "Aku baik mbak, mbak Linda bagaimana kabarnya? " tanya Erina balik kepada Linda.
"Aku kurang baik Rin, aku dikeluarkan secara tidak hormat oleh Bu Dian. " Linda memulai pembicaraan.
Pembicaraan mereka terhenti. Seorang pramusaji datang membawakan buku menu dan menyerahkan kepada Erina. Karena Linda telah memesan minum terlebih dahulu. Erina membuka lembar demi lembar dan memutuskan untuk memesan Moccha Latte.
"Oh iya, tadi mbak Linda bilang dikeluarkan? Dikeluarkan kenapa memangnya mbak? " Erina melanjutkan obrolannya dengan mbak Linda.
"Gini Rin, aku difitnah sudah menggelapkan dana kantor. Kamu tahu kan dulu aku seperti apa? Mana mungkin aku berbuat seperti itu. " jelas Linda mencoba meyakinkan Erina.
Erina terdiam sesaat, karena dulu Erina tak terlalu mengenal mbak Linda dengan baik. Entah karena mbak Linda yang membatasi diri untuk bergaul dengan pegawai baru. Atau karna alasan lain. Erina tak tahu pasti.
Dan Bu Dian, Erina mengenal Bu Dian sebagai kepala kantor yang sangat teliti. Jadi rasanya mustahil kalau sampai membiarkan anak buahnya difitnah tanpa menyelidiki terlebih dahulu.
"Jadi maksud mbak Linda, mbak Linda adalah korban? " tanya Erina
"Iya Rin, aku adalah korbannya. Jadi gini, maksud aku untuk bertemu adalah untuk minta tolong kepadamu. Secara kamu sekarang kan Nyonya Arga Hutama. Orang terkaya di negeri ini. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Tuan Arga. Mungkin masalah seperti ini adalah masalah yang sangat kecil untukmu. " Mbak Linda menjelaskan panjang lebar. Erina mulai menebak arah pembicaraan mbak Linda.
"Jadi tujuan mbak Linda mengajakku bertemu, karna ingin aku membantu mbak Linda? " Erina mulai mengerti tujuan mbak Linda. Dia hanya ingin memanfaatkan kekuasaan suaminya untuk membantunya.
"Iya Rin, aku mohon bantu aku ya?" Pinta mbak Linda dengan wajah memelas.
Erina kembali teringat kata-kata Tuan Arga.
"Kamu tak perlu semua itu!! Apa kamu yakin setelah temanmu tahu kamu menikah dengan siapa. kamu akan mendapat kan teman yang tulus? "
Kata-kata itu terngiang di kepala Erina.
Tuan Arga benar, orang yang ingin berteman denganku sekarang hanya ingin memanfaatkan ku saja.
Gumam Erina dalam hati.
Aku harus mencari tau, apa yang sebenarnya terjadi dengan mbak Linda. Tya... iya Tya, pasti tau kejadian sebenarnya.
Gumam Erina dalam hati.
"Sebentar ya mbak, aku lupa kalau aku harus menelfon orang rumah. " Erina mencoba menutupi kalau dia akan menghubungi Tya, teman dekat waktu dia bekerja dulu.
Erina berdiri dan bruuukk ... suara buku berjatuhan. Erina menabrak seorang laki-laki.
"Maaf." kata Erina
"Tidak perlu meminta maaf, seharusnya aku lah yang meminta maaf padamu. " laki-laki itu memandang Erina tersenyum. Lama laki-laki itu memandang Erina, dan kemudian tersadar bahwa bukunya berserakan di lantai. Erina membantu mengambil buku itu dan menyerahkan kepada laki-laki itu.
Perempuan ini sangat cantik sekali.
Gumam laki-laki itu.
Erina bergegas menjauh dari laki-laki itu dan menelfon Tya. Laki-laki itu masih terpaku dan terus memandang Erina yang sudah sibuk dengan handphonenya.
"Halo Tya, Tya ini aku Erina. " ucap Erina di telfon
"Oh ya, Erin. Bagaimana kabarmu? Aku kira kamu sudah lupa sama aku. " jawab Tya
"Aku baik Tya. Tya aku tak punya banyak waktu, aku cuma ingin bertanya dan memastikan suatu hal. Apa benar mbak Linda dipecat dengan tidak hormat oleh Bu Dian? " tanya Erina dengan nada penasaran.
"Lho, kamu kok tau Rin? " tanya Tya kaget
"Iya, jadi gini Tya. Aku sekarang lagi sama mbak Linda, dan mbak Linda minta tolong aku untuk membantu dia membuktikan kalau dia difitnah. " jelas Erina
"Apa? Jangan mau Erin, kamu hanya dimanfaatkan saja sama mbak Linda. Itu bukan fitnah Rin. Tapi memang mbak Linda lah pelakunya, bahkan Bu Dian sudah menemukan bukti-buktinya. Sudah Rin, kamu jangan mau ya. Kok bisa-bisanya dia memanfaatkan kamu ya. Bener-bener ya mbak Linda. " Suara Tya terdengar sangat geram dengan mbak Linda.
"Oke Tya, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Makasih ya. Kalau kamu ada waktu luang, kita ketemuan ya. " kata Erina meyakinkan Tya untuk tak perlu mencemaskan dirinya.
"Wah, benarkah Erin? Oke nanti aku hubungi kamu lagi ya." Tya menutup telfon. Erina berjalan kembali ke kursinya.
Sedangkan di sudut Cafe, duduk seorang laki-laki yang tadi menabrak Erina dan terus mengawasi Erina.
"Maaf mbak Linda menunggu lama. " ucap Erina.
"Tidak apa-apa Rin. Jadi bagaimana kamu mau kan membantu aku? " tanya mbak Linda yang sudah tidak sabar dengan keputusan Erina.
"Mohon maaf mbak Linda, mbak Linda tahu sendiri kan bagaimana kekuasaan Tuan Arga? Dia sangat benci jika ada orang yang memanfaatkan kekuasaannya untuk masalah sepele. Dia bahkan bisa sangat marah jika ini hanya menguntungkan sebelah pihak. Jadi sekali lagi aku minta maaf, aku tidak bisa membantu mbak Linda. " Erina menjelaskan dengan tatapan mata yang sangat percaya diri.
"Ternyata aku salah menilai dirimu Rin, aku pikir kita adalah teman. Tapi kamu bahkan sekarang benar-benar meragukan perkataanku, jangan kau anggap sekarang kau adalah orang yang berkuasa kau bisa melakukan sesuatu sesukamu. Kau tetap gadis sombong! " mbak Linda berteriak dan melangkah keluar Cafe dengan penuh amarah.
Erina terdiam sesaat tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Kini laki-laki itu telah berdiri di depannya, tapi Erina langsung menyadari kehadiran laki-laki itu. Erina bergegas berdiri dan menundukkan kepala lalu pergi berlalu meninggalkannya sendiri.
"Perempuan yang menarik. " Gumam laki-laki itu sambil tersenyum tipis.
***
Anak buah pak Sam telah berada di kantor Tuan Arga melaporkan semua yang dilakukan Erina.
"Nona Erina tadi sempat menabrak seorang laki-laki, dan sepertinya laki-laki itu tertarik kepada nona Erina. Laki-laki itu sempat mendekati nona Erina tapi nona Erina bergegas pergi Tuan. " jelas anak buah pak Sam.
Arga terlihat sangat terkejut.
Siapa laki-laki itu?
Gumam Arga.
"Kamu tahu siapa laki-laki itu? " tanya Arga penasaran.
"Iya Tuan, dia adalah produser film Tuan Rendra Sanjaya. " jawab tegas anak buah pak Sam.
"Rendra Sanjaya. " Arga terlihat sedikit khawatir.
"Terimakasih, kamu telah bekerja dengan sangat baik. " puji Tuan Arga kepada anak buah pak Sam.
Anak buah pak Sam menundukkan kepala dan berlalu meninggalkan Arga dan pak Sam.
Bersambung
