NovelToon NovelToon
Terpaut Cinta Suami Mama

Terpaut Cinta Suami Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur di ranjang yang sama

Di malam hari, Viona dan Steven duduk bersantai di depan TV. Sepertinya perhatian yang Viona tunjukkan sudah berhasil membuang jarak antara fiona dan Steven.Steven memegangi remot kontrol televisi dan mengganti channel yang di inginkan oleh Viona.

"berani nonton horor, nggak?" tanya Steven menantang.

"siapa takut!!" kata Fiona dengan tersenyum menantang.

"ini, ceritanya bagus. Gadis itu gantung diri karena cintanya di tolak." kata Steven sembari merubah channel TV ke horor.

"iya, boleh." sahut Fiona. Netra fiona menatap ke arah televisi, sedangkan satu tangannya mengambil popcorn dari toples. Mulut Fiona mengunyah makanan itu sebagai pendamping.

"Hi... Hi... Hi... aku datang... kau harus mati...." tayangan televisi menampakkan seorang gadis dengan wajah menyeramkan tiba-tiba datang untuk balas dendam. Penampilan hantu itu begitu menyeramkan dan mendadak memenuhi layar,

Spontan Viona terkejut dan berteriak...

"Aaaaaa.....!!!" Viona gemetar ketakutan dan spontan ia pun memeluk Steven dengan erat. Menyembunyikan wajahnya di dada bidang Steven dengan nafas yang ter entah engah.

"vio, kenapa? kamu takut?" tanya Steven sambil mendekap erat kepala Viona yang sudah masuk ke dalam pelukannya.

fiona mengangguk dalam diam.

"ha.. ha...!" Steven tertawa kecil dengan sikap anak tirinya itu.

"aku gak mau lihat yang begituan." katanya sambil terus menyembunyikan wajahnya di dada Steven.

"loh kan kamu yang bilang, katanya berani?" tanya Steven dengan mengejek.

"nggak, aku takut!!" kata Viona dengan suara bergetar.

"ya sudah, aku ganti channel nya." Steven meraih remot kemudian menggantinya. Sekarang kamu sudah bisa membuka mata, Dedi sudah menggantinya" kata Steven

Dengan perlahan, Fiona mulai membuka mata, dia pun menoleh ke arah televisi untuk memastikan channelnya benar-benar diganti atau tidak. Namun begitu ia menoleh ternyata channelnya masih sama, Fiona berteriak dengan kencang dan kembali memeluk erat Steven. "Aaaa.....! tidak! itu masih ada!" pekiknya.

Steven tertawa, ia merasa Fiona begitu lucu. Melihat hubungan mereka yang begitu dekat, hati Steven mulai menghangat. Ia membalas pelukan Fiona sembari mengelus-elus rambut gadis itu. Fiona bisa merasakan kehangatan itu dalam pelukan Ayah tirinya, dengan mata terpejam Fiona mempererat pelukannya.

Steven mematikan televisinya, hari sudah mulai beranjak malam. "Vio Kita sudahi nonton televisinya, tidurlah! besok kau sekolah." kata Steven memperingatkan Fiona.

Dengan perlahan, Viona mulai membuka mata dan melihat ke arah televisi. Memang benar televisinya sudah dimatikan, Viona menarik nafas lega. "tapi Vio gak berani tidur sendiri?" katanya dengan rengekan seperti anak kecil.

Tapi kamu kan sudah besar Vio, Seharusnya kan seperti biasanya kamu akan tidur sendiri?" tanya Steven.

"Tapi Vio takut, Dedi. Ini semua gara-gara Dedi lihat film hantu, Vio kan jadi ke bawah dan kebayang-bayang terus." jawab Fiona dengan pipi menggembung.

"ya sudah kalau begitu, Dedi akan temani kamu di kamar tapi janji setelah kamu tertidur, Dedi akan pindah ke kamar Dedi." kata Steven seakan memberikan syarat sebelum ia menemani Fiona di kamarnya.

Viona masih terdiam Tentu saja dia keberatan karena Fiona tak ingin Steven pergi meninggalkannya di kamar seorang diri.

"ya sudah jangan terlalu banyak berpikir, Ayo kita tidur!" ajak Steven.

Fiona tidur di atas ranjangnya dengan Steven berada di sampingnya. Fiona tak bisa memejamkan mata, netranya terus saja memandangi Steven yang setengah bersandar di headboard ranjang sembari memainkan ponsel. Fiona tersenyum tipis saat melihat rahang Steven yang begitu kokoh dengan jambang tipis tumbuh di sana. "benar-benar pria idaman!" gumamnya dalam hati.

"Lho kok belum tidur?" Steven menoleh memperhatikan Fiona dengan mata yang masih terbuka.

Viona menggeleng pelan sembari mengukir senyum, belum ngantuk jawabnya.

"Sini, tidur di sini!" kata Steven sembari menepuk pahanya, meminta agar Fiona tidur di sana.

Fiona tentu tak menolak itu, dia sangat senang. Tanpa diminta dua kali Fiona pun akhirnya tidur di atas paha Steven. Steven membacakan sebuah cerita layaknya anak kecil yang tidak bisa tidur tanpa dongeng, Steven melakukan hal itu pada Fiona sembari mengelus-ngelus rambut Fiona yang terurai panjang. Steven mulai bercerita.

Fiona tidak fokus pada apa yang sedang Steven bacakan untuknya, melainkan bibir seksi dan rahang yang kokoh selalu menjadi idamannya. Senyum tipis Terukir di wajah Viona saat membayangkan semua itu akan menjadi miliknya. "Dedi, kau benar-benar pria sempurna. aku tidak peduli Siapa dirimu, Seberapa jauh usia kita, tapi aku benar-benar telah jatuh cinta padamu." batin Viona.

Malam semakin larut hingga akhirnya Fiona pun mengantuk dan ia pun tertidur di atas pangkuan Ayah tirinya. Steven menatap gadis itu Seraya bergumam, "Andai Waktu mempertemukan kita jauh sebelum aku bertemu Rossa, mungkin aku akan memilihmu untuk menjadikan pendamping hidupku." kata Steven sembari menatap lekat wajah Fiona yang tertidur pulas. Wajah gadis itu begitu lucu dan menggemaskan di saat ia tertidur. Bahkan pesona dan kecantikan Fiona tidak luntur di saat ia terlelap dan tidak menggunakan make up. Kecantikannya benar-benar alami, bibir Viona yang seksi dengan bulu mata yang yang lentik memiliki daya tarik tersendiri di mata Steven. Tangan Steven tak bisa berhenti untuk tidak meraba wajah Viona yang begitu cantik, ujung jari Steven menyentuh bibir seksi itu, ada sesuatu dalam dirinya yang memberontak untuk melahap habis bibir seksi itu. "Tidak, ini tidak boleh terjadi. Fiona adalah anak tiriku, aku tidak bisa menghianati Rossa dengan cara menyukainya, apalagi merusak kehidupan viona. Rossa memintaku untuk menjaga Fiona setelah kepergiannya." hati kecil Steven menolak dirinya sendiri yang ingin terus menjadikan Fiona miliknya, terdapat kontroversi di hati Steven antara ingin memiliki Fiona dan tidak. Semua itu berkecamuk dalam hati Steven membuatnya menjadi frustasi.

Dalam larutnya malam kedua Insan itu sama-sama terlelap dalam tidurnya, hingga tanpa sadar keduanya tidur dalam keadaan berpelukan. Dinginnya pagi hari yang menusuk tulang membuat Steven dan Fiona semakin mempererat pelukannya di atas kasur yang sama. Kicau burung menggema di atas atap ruangan terdengar jelas di telinga Steven sehingga membuat Steven terbangun. Steven terkejut begitu mendapati dirinya sedang tertidur berpelukan dengan Viona. Steven ingin melepas pelukan itu, akan tetapi Viona enggan untuk melepasnya. Gadis itu semakin mempererat pelukannya pada perut Steven. Tubuh Steven menegang dan terasa panas, jantungnya berdegup kencang begitu melihat dada Viona yang besar menempel kuat di dadanya. Hasrat ke lelakian Steven tiba-tiba bangkit, sesuatu di bawah sana terasa sesak dan menegak ingin segera keluar dari sarangnya.

"Dedi.. Jangan Pergi, Viona tak ingin sendirian di sini. Fiona takut! Fiona mau Dedi selalu di samping Viona." tiba-tiba suara itu keluar dari mulut Fiona. Steven menoleh memperhatikan gadis itu, ternyata mata Viona masih terpejam, sepertinya Gadis itu Tengah mengigau. "Waduh, gimana ini? susah buat lepas?" gumam Steven.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!