Gabriella anashtasia
Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.
Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.
Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.
Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???
Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???
Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???
Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.
Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.
salam Sijack🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5: Menjadi Pengawal
Gabriella pulang kerumah bersama para pengawalnya. Dia pergi menemui ayahnya diruang kerja.
"Bagaimana??? Kenapa kau pulang dengan tangan kosong??" Tuan Anton melihat Gabriella pulang tanpa pengawal yang dia pilih.
Gabriella berdiri disamping kursi ayahnya.
"Ayah,bukankah sudah kubilang,orang seperti dia tidak mungkin akan menerima pekerjaan ini"
Sungutnya kesal.
"Lagipula,kenapa kita tidak mencari pengawal yang lebih kompoten??? kita bisa memilih siapa saja yang kita mau,ayah." pinta Gabriella yang sudah malas berurusan perihal pengawal.
Tuan Anton menatap putrinya yang sedang kesal.
"Ella,tidakkah kau berpikir orang seperti dia lah yang kita butuhkan,seseorang yang tidak mudah tergiur dengan uang." Membuka pikiran Gabriella.
"Kau tahu ,terkadang jika seseorang bekerja demi uang,maka semakin banyak kemungkinan akan adanya penghianatan." Tuan Anton menjelaskan.
"Mereka bisa saja disogok dengan uang dan menghianati keluarga kita,tapi...orang seperti pria itu tidak akan mudah didapatkan,Ella." Jelas Tuan Anton.
Gabriella hanya terdiam mendegar penjelasan ayah nya.
Dia masih kesal dengan pertemuannya dengan Akin tadi.
"Berusahalah dapatkan orang itu,aku tau kau bisa."
Ucap ayahnya yakin terhadap Gabriella.
"Baiklah,Ayah." ucapnya pasrah.
********
Akin memasuki rumahnya dan terkejut melihat seisi rumah yang begitu berantakan.
Akin menghampiri Aries yang sedang duduk diatas kursi sambil merapikan beberapa barang.
"Apa yang terjadi??? Siapa yang melakukannya???" Tanya nya berturut turut. Akin duduk disebelah adiknya.
"Apa nona muda dan para pengawalnya yang melakukan ini???" Tuduh Akin.
Aries yang mendengar nona muda dan pengawal dia hanya mengernyit bingung.
"Nona muda siapa ka???" Tanya nya bingung.
"Yang datang kesini para rentenir kemarin lagi" ucapnya memberitahu.
Akin menghela napas lega karena ternyata bukan nona muda itu yang melakukannya.
"Apa kau baik baik saja???" Mengecek seluruh tubuh Aries.
"Tenang saja Ka,aku tidak apa apa???"
Akin bernapas lega bahwa adiknya baik baik saja
"Kenapa para rentenir itu kembali lagi???
bukannya kita sudah membayar semua hutang??" Bingung dengan keadaan saat ini.
Aries menggeleng tidak tau.
"Aku tidak tau kak,tapi ketika mereka datang mereka mencari paman." Ucapnya pada Akin yang seketika terdiam.
Pamannn????
Akin terdiam memikirkan suatu hal.
"Aries,aku akan pergi sebentar,kau tutup jendela,kunci pintu,Jangan keluar kamar sampai aku pulang." Perintahnya pada Aries.
"Baik kak,kau hati hati lah!!!" Aries mengantar Akin sampai depan pintu.
"Aku pergi dulu." Akin menaiki motornya dan berlalu dari pekarangan rumahnya.
Aries melakukan semua yang disuruh Akin.
*********
Akin pergi kesebuah tempat yang dia yakini itu milik para rentenir itu. Akin bergegas masuk,firasatnya mengatakan paman berada disana.
Ketika dia sampai didalam betapa terkejut nya dia melihat paman yang sedang dipukuli.
Akin bergegas menolong sang paman.
"Hentikan!!! Kenapa kalian memukul pamanku???"
Ucapnya sambi melerai rentenir itu.
Orang orang yang memukuli paman berhenti memukulinya dan menatap Akin.
Paman sudah babak belur diseluruh wajahnya.
Akin memandang bos rentenir yang sedang duduk dikursi sambil merokok.
"Kenapa kau melakukan ini pada pamanku???"
Tanya nya meminta jawaban.
"Bukankah kami sudah membayar hutang"
Bos rentenir itu berdiri didepan Akin.
"Apa kau tidak tau,paman mu itu menipumu " tunjuknya ke paman Akin.
"Kami tidak menerima uang bayar hutang sepeserpun,tapi kau tau apa???... uang itu digunakan untuk berjudi." Bos rentenir tertawa.
Akin menatap paman dan Bos rentenir itu bergantian.
"Apa kau tidak tau,pamanmu ini selalu berjudi dibar milikku??? Dan.... kuberi tahu kau, dia memiliki hutang 200 juta." Ucapan bos rentenir itu membuat Akin memandang paman tak percaya.
Dan tiba tiba saja mereka langsung mengeroyok paman lagi.
Akin yang melihat itu segera menghentikannya.
"Hentikannn...."
"Aku akan membayar hutang itu!!!" Keputusan impulsif untuk menyelamatkan pamannya.
Para rentenir itupun berhenti memukuli pamannya.
"Beri aku 1 bulan...aku akan melunasinya." Lanjutnya.
Bos rentenir itu menimbang nimbang ucapan Akin.
"Baiklah...aku beri kau waktu satu bulan." Para rentenir itupun meninggalkan Akin dan pamannya.
Paman menatap Akin yang hanya diam
"Terimakasih Akin." ucapnya sambil mengatur napas,hampir saja nyawanya akan melayang.
"Akin paman bisa...." ingin menjelaskan
Akin memalingkan wajahnya dari pamannya.
"Maaf paman,ini terakhir kalinya aku menolongmu,setelah ini jangan temui aku dan Aries lagi!!!" Potong Akin. Terlihat gurat kekecewaan diwajahnya.
Paman menatap Akin tidak percaya.
"Akin, benarkah kau akan melakukan hal ini padaku???" Tidak terima atas keputusan Akin.
Akin hanya memandang paman datar.
"Maaf paman." Ucapnya datar.
"Baiklah..." Paman berbalik dan berjalan pelan.
"Akin,aku sudah merawatmu sejak kau kecil,dan inikah balasanmu???"
Akin hanya terdiam ditempat,paman pun melanjutkan langkah dan meninggalkan Akin sendirian.
Akin menghela napasnya berat. Ini sudah keputusannya.
Akin keluar meninggalkan tempat tersebut.
*********
Malam hari Akin sudah sampai dirumahnya.
Dia memperhatikan rumah yang masih berantakan itu dan merapikannya sedikit demi sedikit.
"Kakak...kau sudah pulang???"
Aries menghampiri sang kakak yang sedang duduk disofa.
"Kau baik baik sajakan???" Tanya nya khawatir.
"Tenang saja aku baik baik saja." Akin tersenyum agar Aries tidak khawatir lagi.
"Kak,aku akan mengambil makan malam dulu"
Aries berjalan kearah dapur dan mengambil satu piring berisi 2 pizza.
Aries mendudukan dirinya disamping Akin.
"Maaf ka,malam ini kita makan ini saja" menunjuk sisa 2 potong pizza.
Akin hanya tertawa kecil.
"Tidak apa,yang penting ada yang bisa kita makan malam ini"
Merekapun memakan 2 potong pizza tersebut sampai habis.
"Ka,apa kita jual saja rumah ini??"
Ucap Aries tiba tiba.
"Kita bisa pakai uangnya buat bayar hutang dan membeli rumah yang lebih kecil" usulnya.
"Kita juga bisa pakai uang sisa kemarin kak, aku tidak usah kuliah saja dan bekerja membatu kakak saja" usulnya yang ditolak mentah mentah oleh Akin.
"Tidak,kau harus tetap fokus kuliah Aries!!! aku tidak mau kau seperti aku, biarkan aku saja yang bekerja"
Tolaknya mentah mentah.
"Dan rumah ini, kita tak perlu menjualnya,aku suka tinggal disini,aku akan bekerja tanpa mengorbankan apapun" ucap Akin.
"Tapi kak, kalau rumah ini dijual,kita dapat membayar hutang dan membeli rumah kecil saja,atau perlu didekat pantai,agar kau bisa membuka kaffe seperti impianmu."
Masih membujuk Akin.
"Aries,apa kau tidak suka tinggal disini???"
"Aku suka kak,tapi aku tidak ingin kakak capek bekerja." Ucap nya sedih.
Akin mengelus kepala Aries.
"Aries,kau tidak perlu khawatir,kau fokus saja belajar dan tidak usah khawatirkan aku,aku bisa menjaga diriku sendiri." Jelasnya.
"Baiklah...kak" pasrahnya.
"Tapi kalau kau lelah istirahatlah kak,jangan memaksakan diri" pintanya.
"Baiklah...aku akan menurutimu."
Mereka pun berpelukan diruang keluarga tersebut.
********
Keesokan paginya...
Aries menuruni tangga sambil mencari keberadaan Akin.
"Kak,kau dimana???" Teriaknya diseluruh rumah.
Aries mencari dibagian dapur dan tidak ditemukan keberadaan Akin, dia mencari keruang keluarga dan melihat secarik kertas diatas meja.
Aries mendudukan dirinya dikursi dan membaca surat tersebut.
Hai, Aries...
Kemarin teman kakak menawarkan kakak sebuah pekerjaan, tapi sayang pekerjaan itu harus kakak lakukan diluar kota, dan kemungkinan aku tidak dapat menemuimu sampai waktu tertentu.
Aries sepertinya kau tidak dapat menghubungiku karena tempatku bekerja tidak ada koneksi internet. Tapi kalau bisa aku akan segera mengabarimu.
Jaga dirimu baik baik,fokus dengan belajarmu, jangan khawatirkan aku,oke...
Tertanda: Akin.
Aries hanya terdiam setelah membaca surat yang ditinggal Akin.
**********
Akin memasuki sebuah rumah yang sangat besar.
Dibelakangnya terdapat beberapa pengawal yang berjalan bersamanya.
Akin berjalan memasuki suatu ruangan dan bertemu dengan seorang wanita disana.
"Selamat datang,Akin." Sambut seorang wanita yang sedang berdiri sambil menuangkan air kedalam gelas.
Akin berdiri beberapa jarak didepan wanita itu dan hanya menatap datar wanita tersebut.
"Anda tidak lupa dengan janjimu andakan,Nona???"
Tanya nya kepada wanita didepannya.
Wanita tersebut meneguk air yang sudah dituangkannya kedalam gelas.
"tentu saja aku tidak lupa, seorang Gabriella tidak akan pernah melanggar janjinya."
Ya,wanita tersebut adalah nona muda Gabriella.
Akin terpaksa menerima tawaran tersebut karena dia sangat membutuhkan uang dan sebelum dia menyetujui itu dia memberikan beberapa syarat yang sudah disetujui oleh Gabriella dan Ayahnya.
"Oh,ya sekarang aku adalah nonamu dan kuharap kau bisa bersikap sopan kepadaku."
Ucapnya sengaja,mengingat sikap Akin yang selama pertemuan mereka terkadang tidak sopan.
Akin hanya memutar bola matanya malas.
"Nona Ella,bisakah aku memanggilmu seperti itu???"
Ucapnya sambil tersenyum dan bergaya sok sopan.
"Beraninya kau memanggil nama nona seperti itu!!!"
Tegur Jimmy.
Ya kondisi ,Jimmy sudah membaik meskipun dia harus memaki gips ditangannya.
Gabriella yang mendengar itu hanya terkekeh.
"Baiklah... kau bisa memanggilku seperti itu"
Terima nya membuat pengawal yang lain memandang Akin sinis.
Akin tersenyum menang karena nona nya menerima permintaannya.
"Kau jangan senang dulu,kau sekarang sudah menjadi pengawal pribadiku dan kau harus menuruti semua apa yang kuminta tanpa terkecuali" ucapnya sambil tersenyum licik membuat Akin kesal.
Sepertinya dia berniat akan menggangguku.
Tebak akin dalam hati.
Akin hanya melihat Gabriella dengan menyipitkan mata.
Tok....tok....
Terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu.
Ada seorang pengawal membuka pintu dan memberitahukan sesuatu.
"Maaf nona, Akin dipanggil tuan Anton ke paviliun." ucapnya sambil menunduk kepala sopan.
Gabriella memandang kearah Akin.
"Tunggu apalagi ,ayo kita bertemu ayahku"
Berjalan terlebih dahulu mengikuti pengawal yang memberi kabar tadi.
Mereka keluar dari ruangan tersebut dan melewati taman yang sangat luas,terdapat banyak tanaman cantik yang dirawat dengan baik oleh para pekerja kebun. Ditengah taman itu terdapat sebuah kolam air mancur berwarna merah bata.
Gabriella,Akin dan pengawal tadi telah sampai disebuah paviliun kecil berwarna putih. Terdapat tuan Anton yang sedang duduk bersantai sambil meminum teh.
Akin berjalan kedepan Tuan Anton dan berdiri depannya.
"Selamat datang dirumah ini,Akin" sambut tuan Anton sambil tersenyum menatap Akin.
"Terimakasih atas sambutannya,tuan."ucapnya sopan. Mengingat tuan Anton adalah orang yang lebih tua.
"Jagalah anakku Gabriella,karena kau sekarang sudah menjadi pengawal pribadinya." Ucap seorang Ayah mengkhawatirkan anaknya.
Gabriella yang mendengar tersenyum sinis kearah Akin.
"Tenang saja ayah,aku jamin dia dapat menjagaku dengan baik"ucapnya menatap Akin sambil tersenyum sinis.
"Benar bukan,Akin"mengangkat kedua alisnya.
Akin menyunggingkan senyum palsunya.
"Benar tuan,saya akan menjaganya dengan seluruh jiwa raga saya" ucapnya dengan nada humorisnya.
"Benarkan nona.."ucapnya membalas ucapan Gabriella,jangan lupakan senyum tengil yang menghiasi wajahnya.
Gabriella hanya mendengus mendengar ucapan Akin.
"Saya yakin kamu orang yang amanat."puji tuan Anton.
"Dan... kau tidak perlu khawatir tentang adikmu,seperti janjiku... aku akan menjaganya dan membiayai kuliahnya,jadi sekarang kau cukup fokus keanakku saja." Pinta tuan Anton.
Gabriella yang mendengar ucapan ayahnya memasang muka malas.
Memangnya aku anak kecil harus dijaga sebegitunya.
"Terimakasih kau sudah menepati janjimu tuan"
"Tapi... apakah aku bisa minta satu hal lagi"pinta Akin.
Tuan Anton menatap Akin penasaran.
"Apa yang ingin kau minta Akin???"tanyanya penasaran.
Akin terdiam, dia menatap kedua bodyguard disampingnya.
"Bisakah,aku menjadi ketua mereka berdua???" Menunjuk 2 pengawal disampingnya,Jimmy dan nichole.
Jimmy dan Nichole pun melotot kepada Akin.
"Maaf tuannn....."protes Jimmy.
"Kami..."
Tuan Anton tertawa membuat ucapan Jimmy terpotong. Tuan Anton melirik kearah Jimmy dan Nichole.
"Baiklah... kau bisa jadi ketua mereka berdua"menunjuk Jimmy dan Nichole dengan kedua matanya.
Akin memasang senyum kemenangan kepada kedua pengawal itu.
Jimmy pun ingin protes.
"Tuan....." Tuan Anton langsung mengangkat sebelah tangannya pertanda harus diam.
Jimmy dan Nichole hanya bisa terpaksa menerima keputusan tuan Anton.
"Baiklah...kalian bisa pergi,aku ingin beristirahat" ucap tuan Anton sambil menghabiskan tehnya.
Akin dan para pengawal lain pergi meninggalkan tuan Anton dan Gabriella berdua.
Gabriella mulai melayangkan protesnya.
"Ayah,bagaimana mungkin...." Tuan Anton mengangkat sebelah tangannya membuat
Gabriella diam.
"Ella ,ayah ingin pergi istirahat,tolong temani ayah kekamar!!!" Tuan Anton berdiri dari kursinya dan Gabriella hanya bisa mengomel dalam hatinya terhadap keputusan ayahnya.
Gabriella mengikuti ayahnya sampai kekamar dan kemudian dia pergi kekamarnya sendiri.
Huhhhh....dasar pria menyebalkan.
Selamat membaca para readers tercinta🥰