NovelToon NovelToon
JENDELA TERBUKA YANG LUPA DITUTUP

JENDELA TERBUKA YANG LUPA DITUTUP

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Suami Tak Berguna / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Harem / Cintapertama
Popularitas:442
Nilai: 5
Nama Author: Siti Zuliyana

Rina menemukan pesan mesra dari Siti di ponsel Adi, tapi yang lebih mengejutkan: pesan dari bank tentang utang besar yang Adi punya. Dia bertanya pada Adi, dan Adi mengakui bahwa dia meminjam uang untuk bisnis rekan kerjanya yang gagal—dan Siti adalah yang menolong dia bayar sebagian. "Dia hanyut dalam utang dan rasa bersalah pada Siti," pikir Rina.
Kini, masalah bukan cuma perselingkuhan, tapi juga keuangan yang terancam—rumah mereka bahkan berisiko disita jika utang tidak dibayar. Rina merasa lebih tertekan: dia harus bekerja tambahan di les setelah mengajar, sambil mengurus Lila dan menyembunyikan masalah dari keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Zuliyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Natal & Tahun Baru

Setelah malam Tahun Baru yang meriah di galeri, semua orang merasa ada semangat baru untuk mengembangkan cerita jendela asli. Cinta sudah masuk kelas 1 SMA akhir semester, dan Kelompok Jendela mereka semakin ramai—banyak siswa baru yang ingin bergabung setelah mendengar tentang karya dan lokakarya mereka.

Mereka memutuskan untuk membuat proyek terbesar sepanjang tahun: sebuah "jendela kolaboratif" yang benar-benar bisa dibuka, dibuat dari kayu, kaca, dan berbagai bahan seni yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia. Setiap daerah akan mengirimkan bahan khas mereka—misal, kain tenun dari Sumatera, anyaman dari Kalimantan, batik dari Jawa, dan kaca hias dari Bali—dan Kelompok Jendela akan menggabungkannya menjadi satu jendela yang besar.

Arif menggunakan aplikasi "Jendela Kita" untuk memanggil bantuan. Dia memposting pesan: "Mari kita buat jendela terbesar dan paling beragam di Indonesia! Kirimkan bahan seni khas daerahmu, dan ceritakan maknanya tentang rumahmu!" Dalam seminggu, paket mulai tiba—dari Sabang sampai Merauke, bahkan dari orang-orang yang pernah bertemu mereka di Singapura.

Sementara itu, Mimpi sudah berusia 2 tahun! Dia bisa berbicara dengan lancar, dan suka membuat puisi kecil sendiri. Satu hari, dia berdiri di depan jendela asli dan berkata: "Jendela biru, bintang terang, rumahku semua, hati senang." Semua keluarga terkejut dan senang banget—bahkan Rina menuliskan puisi itu di buku catatannya dan nanti akan membacanya di acara besar.

Adi dan Lila memutuskan untuk memperluas galeri agar bisa menampung jendela kolaboratif yang akan dibuat. Mereka meminta bantuan tetangga dan pengunjung galeri—banyak yang bersedia membantu mengecat, memasang lantai baru, dan membuat ruang khusus untuk jendela itu. Dalam sebulan, galeri menjadi lebih besar dan lebih nyaman, dengan ruang tamu yang lebih luas dan taman kecil di belakang yang dipenuhi bunga melati.

Selama dua bulan, Kelompok Jendela bekerja keras setiap hari setelah sekolah. Mereka menata bahan yang dikirimkan dari berbagai daerah—menempelkan kain tenun di bingkai, menaruh anyaman di sisi-sisi, dan melukis batik di kaca. Mimpi selalu ada di samping mereka, membantu menaruh bunga melati kering di celah-celah bingkai. "Ini jendela semua orang!" dia sering teriak, membuat semua orang semangat.

Pada bulan Maret—saat musim bunga melati mekar penuh—jendela kolaboratif itu selesai. Ukurannya lebih dari 2 meter tinggi dan 1,5 meter lebar, dengan bingkai yang penuh warna dan makna. Di tengahnya, ada kaca yang digambar dengan jendela asli, dan di sekitarnya, semua bahan khas daerah yang menggambarkan keberagaman Indonesia. Ketika dibuka, angin segar akan membawa bau bunga melati dari taman belakang dan bau bahan alam dari berbagai daerah.

Hari peluncuran jendela kolaboratif dijadwalkan pada hari ulang tahun Mimpi yang ke-2. Semua orang yang pernah membantu—teman-teman, tetangga, peserta lokakarya, bahkan orang yang mengirimkan bahan dari jauh—ditebus untuk hadir. Gedung galeri dipenuhi orang, dan suasana sangat meriah.

Acara dimulai dengan pawai kecil yang dipimpin Mimpi, yang memakai baju batik warna merah dan membawa bunga melati besar. Dia jalan-jalan di depan jendela asli, kemudian menuju jendela kolaboratif yang baru selesai. Semua orang mengikuti dia, menyanyi lagu yang dibuat Kelompok Jendela tentang "jendela yang menghubungkan dunia".

Setelah itu, Cinta berdiri di depan semua orang dan berkata: "Jendela ini adalah hasil kerja sama semua orang—dari setiap sudut Indonesia dan bahkan luar negeri. Dia menunjukkan bahwa kita bisa membuat sesuatu yang indah ketika kita bekerja bersama, dan bahwa rumah kita adalah dunia yang penuh warna dan makna."

Kemudian, Mimpi diajak berdiri di depan mikrofon. Dia melihat semua orang, tersenyum, dan mengucapkan puisi yang dia buat sendiri: "Jendela baru, hati baru, semua orang ada, tidak sendirian. Melati wangi, matahari cerah, rumahku semua, selamanya." Semua orang menangis senang—bahkan yang paling kuat juga tidak bisa menahan air mata.

Setelah itu, Adi membuka jendela kolaboratif secara resmi. Angin segar bertiup masuk, menyebarkan bau bunga melati dan bau berbagai bahan seni. Cahaya matahari menyinari kaca, membuat semua warna terlihat lebih terang. Semua orang bertepuk tangan, bersorak, dan menggenggam tangan satu sama lain.

Pada malam hari itu, semua orang berkumpul di taman galeri, di depan jendela kolaboratif yang terbuka lebar. Mereka makan makanan dari berbagai daerah Indonesia—rendang dari Sumatera, papeda dari Papua, sate lilit dari Bali—dan mendengarkan musik yang dimainkan oleh teman-teman yang pandai alat musik.

Rina berdiri dan berkata: "Tahun ini, kita telah menjalani perjalanan yang luar biasa. Kita mulai dengan jendela yang terbuka secara tidak sengaja, dan sekarang kita memiliki jendela yang besar yang menghubungkan semua orang. Ini bukan akhir cerita—ini awal dari cerita yang lebih besar, di mana lebih banyak jendela akan terbuka di hati orang-orang."

Adi memegang tangan Rina dan melihat ke arah bintang-bintang yang bersinar: "Kita bersyukur atas semua yang telah terjadi. Semua ini adalah anugerah yang tidak terduga, dan kita akan terus merawat jendela ini agar bisa menjadi rumah bagi semua orang, sekarang dan selamanya."

Mimpi jalan-jalan di antara orang-orang, membawa bunga melati ke setiap orang, dan berkata: "Ulang tahunku! Jendela semua orang! Selamat!" Semua orang mencium pipinya dan memberinya hadiah—ada boneka, buku gambar, dan bahkan bunga melati yang ditanam di pot kecil untuk dia rawat.

Angin segar terus bertiup melalui jendela kolaboratif, menyebarkan kebahagiaan dan harapan yang melampaui batas. Semua orang menyanyi lagu bersama sampai larut malam, menyaksikan bulan yang terang dan bintang-bintang yang berkilau. Jendela asli dan jendela kolaboratif berdampingan, terbuka lebar—seperti dua mata yang melihat dunia dengan cinta dan harapan, menjadi rumah bagi semua orang yang membutuhkannya.

Saat tahun itu memasuki akhir musim semi, semua orang merasa bahwa mereka telah mencapai sesuatu yang luar biasa. Cerita jendela asli telah menyentuh jutaan hati, dan karya kolaboratif mereka telah membuktikan bahwa kerja sama dan cinta bisa mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Dan meskipun tahun itu akan segera berakhir, mereka tahu bahwa cerita mereka tidak akan berhenti di situ—karena setiap jendela yang terbuka akan membawa kebahagiaan baru dan teman baru yang akan bergabung dalam perjalanan mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!