Mengetahui suaminya telah menikah lagi dan mempunyai seorang anak dari perempuan lain, adalah sebuah kehancuran bagi Yumna yang sedang hamil. Namun, seolah takdir terus mengujinya, anak dalam kandungannya pun ikut pergi meninggalkannya.
Yumna hampir gila, hampir tidak punya lagi semangat hidup dan hampir mengakhiri hidupnya yang seolah tidak ada artinya.
Namun, Yumna sadar dia harus bangkit dan hidup tetap harus berjalan. Dia harus menunjukan jika dia bisa hidup lebih baik pada orang-orang yang menyakitinya. Hingga Yumna bertemu dengan pria bernama Davin yang menjadi atasannya, pria dengan sebutan sang cassanova. Yumna harus bersabar menghadapi bos yang seperti itu.
Davin, hanya seorang pria yang terlanjur nyaman dengan dunia malam. Dunia yang membuatnya tidak terikat, hanya menikmati semalam dan bayar, lalu pergi tanpa keterikatan. Namun, setelah hadir Sekretaris baru yang cukup ketat karena perintah ayahnya, dia mulai memandang dunia dengan cara berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantan Yang Kembali
Seperti janji sebelumnya, akhir pekan ini Yumna pergi ke rumah Irena dan orang tuanya. Menikmati kumpul bersama disana, suasana keluarga hangat yang sudah lama tidak pernah Yumna rasakan, dan hanya ketika dia pulang ke rumah Irena, maka dia akan merasakan suasana keluarga lagi.
"Kak Yumna, kapan nih nikah lagi? Jangan kayak Kak Iren, gak nikah-nikah, padahal Ibu sudah mau punya cucu" ucap Farel, adiknya Irena yang masih kuliah saat ini.
"Yeh... Aku juga belum nikah karena masih harus biayain kamu kuliah ya, makanya cepat lulus dan cari kerja yang bagus"
"Aku kerja juga, dan sebenarnya bukan aku penghalangnya, tapi Kak Iren saja yang tidak mau mencari jodoh"
"Eh, jodoh itu di tangan Tuhan ya, bukan di tangan kamu"
Yumna hanya tertawa kecil melihat perdebatan adik kakak ini. Bahkan meski mereka terus berdebat, tapi terlihat jelas rasa cinta dan sayang yang begitu besar.
"Kakak kamu masih menunggu pria yang tidak jelas, Rel. Masih belum bisa moveon" ucap Yumna sambil tertawa.
"Ish, kamu sama saja kayak dia Yum. Bukan karena aku tidak bisa moveon, tapi 'kan susah cari pengganti itu"
Yumna tersenyum, menepuk bahu sahabatnya itu dengan lembut. "Sebenarnya bisa saja kalau saja kamu tidak menghabiskan cintamu di satu orang. Tapi sayangnya cintamu sudah habis di satu orang"
Irena hanya tersenyum tipis, mungkin hatinya terlalu besar mencintai hingga sulit untuk berpaling ke lain hati.
Setelah seharian banyak mengobrol dan menikmati makan malam di rumah Irena, akhirnya Yumna kembali ke Apartemennya. Seharian ini dia sama sekali tidak bertemu dengan Davin, karena hari libur jadi mereka tidak bertemu untuk pergi ke Kantor bersama.
Selesai mandi, bahkan rambutnya masih setengah basah. Yumna duduk di sofa dengan bermain ponsel. Menggulir layar ponsel yang hanya membuatnya bosan. Lalu dia terdiam dengan menyimpan ponsel di atas meja.
"Dia sedang apa ya? Seharian ini benar-benar tidak menghubungiku" Rasanya seperti ada yang aneh ketika Davin tidak menghubunginya hanya dalam satu hari saja. Padahal seharusnya Yumna senang, karena itu artinya dia tidak akan merasa terganggu oleh Davin. "Ish, kenapa juga aku memikirkannya. Tapi, kalau sampai dia pergi ke tempat hiburan malam, atau pergi dengan wanita bayaran lagi bagaimana ya?"
Mengingat hal itu membuat Yumna langsung beranjak dari sofa dan pergi keluar Apartemen. Menuju pintu di sebrangnya, dan langsung menekan bel beberapa lagi. Kalau sampai dia melihat Davin bersama para wanita bayaran lagi, maka sia-sia usahanya selama ini untuk membuatnya berhenti dalam dunia itu.
Ketika pintu terbuka, Yumna langsung menatap Davin dengan tajam. "Pak Davin sedang apa? Tidak memesan wanita bayaran lagi 'kan?"
Wajah Davin terlihat lelah, bahkan tatapan matanya begitu dingin. Menyadari itu, membuat Yumna tertegun. "Anda kenapa? Apa ada masalah?"
Tanpa banyak berkata, Davin langsung menarik Yumna untuk ikut masuk ke dalam Apartemen. Merangkul bahu Yumna saat sudah berada di ruang tengah. Dan Yumna juga terkejut melihat wanita yang duduk di ruang tengah itu.
Dia 'kan Farah? Yang waktu itu juga datang menemui Pak Davin. Ada apa dia datang lagi?
"Sekarang kau tahu 'kan siapa yang aku maksud. Sudah jelas semuanya 'kan? Sekarang sebaiknya kau pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi!"
Farah berdiri dari duduknya, menatap Davin yang merangkul bahu Yumna dengan erat, membuatnya mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh dengan erat. Kesal terlihat jelas di wajahnya.
"Aku masih tidak percaya, karena aku tahu kalau dia hanya sekretarismu saja. Oke Davin, kalau kamu masih ingin mengelak, maka aku akan terus datang dan meyakinkan kalau kamu masih mencintaiku 'kan? Kamu tidak mungkin berpaling semudah itu"
Davin tersenyum sini, tatapannya begitu dingin pada Farah. Semakin merapatkan tubuhnya dengan Yumna yang masih kebingungan dengan situasi saat ini. Melihat dua orang yang pernah terlibat dalam satu kasus perasaan cinta, dan sekarang terlihat asing.
"Kau pikir kau sehebat itu? Sampai aku harus terus memikirkanmu dan tidak melupakanmu? Aku adalah pria, dan aku bisa mencari perempuan mana pun yang aku mau. Tidak harus kamu!"
Tangan Farah semakin mengepal erat, tatapan tidak suka dia tujukan pada Yumna. "Baiklah, tapi aku yakin kamu tidak mungkin menggantikan aku dengan perempuan seperti dia!"
"Dia seperti apa yang kau maksud? Sudah jelas dia lebih baik darimu!"
Semakin Davin mengatakan hal itu, semakin Farah tersulut emosi. Dia akhirnya pergi dengan menghentakan kakinya kesal, menatap Yumna dengan sinis.
Setelah Farah pergi, barulah Davin melepaskan rangkulan tangannya di bahu Yumna. Dia mengusap wajah kasar, dan duduk di sofa. Menatap Yumna yang masih kebingungan dengan situasi dan kondisi saat ini.
"Dia mantan pacarku, sudah hanya itu saja. Tidak ada cerita yang lebih dari itu" ucap Davin.
Yumna mengangguk kecil, dia duduk di sofa depan Davin. Menatap pria itu yang terlihat cukup frustasi sekarang. "Saya tahu, waktu itu saya pernah bertemu dengannya di depan. Tapi waktu itu dia mengaku sebagai tunangan Pak Davin, sebelum Pak Bara pernah cerita jika Farah hanya mantan pacar Pak Davin"
"Dia gagal menikah dengan pria pilihannya, dan kembali mencariku hanya untuk pelampiasan. Sayangnya aku sudah tidak mempunyai perasaan apapun lagi padanya. Dia pikir aku akan terus terbelenggu dengan perempuan sepertinya"
Yumna hanya diam mendengarkan, melihat jelas kemarahan dari balik cerita yang keluar dari mulut Davin. Pria itu sedang mengeluarkan kekesalan dan kemarahannya ketika di sia-siakan oleh Farah. Dan menurut Yumna itu wajar, karena ketika kita merasa terkhianati oleh orang yang sangat kita percaya, adalah hal yang sangat menyakitkan. Dan tidak mungkin ada lagi sisa cinta, yang ada hanya sebuah dendam membara.
"Lalu untuk apa dia datang kembali?"
"Entahlah, tidak ada gunanya juga dia datang lagi. Hanya mengganggu saja"
Yumna mengangguk pelan, memang seorang mantan seharusnya tidak perlu datang lagi dalam kehidupan kita. Karena hanya membuka luka lama dan membuat dendam semakin besar.
"Oh ya, ada apa kamu tiba-tiba datang kesini? Bukannya kau pergi ke rumah temanmu?"
Yumna langsung sedikit gelagapan saat di tanya seperti itu. Karena sebenarnya dia hanya merasa aneh saja ketika tidak ada kabar dari Davin dalam sehari ini. Padahal ini adalah hari libur, dan seharusnya itu adalah wajar. Tapi, ada apa dengan hatinya? Kenapa dia merasa hampa hanya karena tidak mendapatkan kabar apapun dari Davin.
"Saya datang kesini hanya karena takut kalau sampai anda membayar wanita lagi untuk kepuasan anda. Jadi saya datang mengecek"
Davin tersenyum tipis, dia menyisir rambutnya dengan jemarinya ke belakang. Merasa lucu dengan ucapan Yumna barusan. "Tenang saja, aku tidak sedang ingin kepuasan. Lagian sejak kau menjadi sekretarisku, aku sudah tidak memesan wanita bayaran manapun lagi. Kau selalu menjagaku dengan ketat"
"Ya itu harus, karena jika tidak, anda pasti akan mencari lagi wanita bayaran itu. Ayolah Pak, seharusnya anda berubah sekarang. Apa tidak mau menikah dan mempunyai keluarga seperti yang lainnya?"
"Kau menanyakan itu seperti kau siap menikah denganku saja?"
Hah? Mulai lagi gilanya..
Bersambung