NovelToon NovelToon
Tuan Alpha, Sang Bayangan

Tuan Alpha, Sang Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Si Mujur / Cinta Murni
Popularitas:221
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Arga, seorang remaja yang lahir dari darah daging ayahnya sendiri, tumbuh di rumah besar yang justru terasa asing baginya. Kehangatan keluarga yang seharusnya menjadi tempat berlindung berubah menjadi penjara dingin — penuh tatapan acuh, hinaan, dan kesepian.

Ayah yang dulu ia panggil pelindung kini tak lagi memandangnya. Cinta dan perhatian telah dialihkan pada istri baru dan anak-anak tiri yang selalu dipuja. Sementara Arga, anak kandungnya sendiri, hanya menjadi bayangan yang disuruh, diperintah, dan dilukai tanpa belas kasihan.

Namun di balik luka dan penghinaan yang menumpuk, Arga menyimpan api kecil dalam hatinya — tekad untuk bertahan, dan bangkit dri penderitaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Makan Malam Penuh Kepalsuan

​Malam itu, Laila mengenakan gaun formal hitam yang elegan, melambangkan independensinya, bukan duka cita. Arga menunggunya di safe zone. Laila harus pergi sendirian.

​"Ingat," kata Arga, memegang kedua bahu Laila. "Ini adalah penampilan solo paling penting. Rendra akan mengamati setiap gerakanmu. Tuan Dharma akan mengamati jiwamu."

​"Aku tahu perannya," balas Laila. "Aku adalah pahlawan yang bebas dari korupsi Tuan Alpha dan siap membangun Nusantara yang bersih. Aku akan menatap Rendra dengan senyum kemenangan."

​Arga mengangguk. Ia mendekatkan wajahnya ke Laila, hanya untuk berbisik di telinga. "Di sana, jangan pernah lupa, kau bukan lagi pion Rendra. Kau adalah Queen milikku. Dan aku akan mengawasi GPS di antingmu."

​Laila tersenyum kecil. Ia telah memasang GPS tracker mini di antingnya—protokol keamanan yang Arga terapkan. Ciuman cepat dan tersembunyi.

​"Sampai jumpa, Tuan Alpha," bisik Laila, lalu segera berbalik dan pergi.

​Rumah Tuan Dharma, yang biasanya hangat, kini terasa formal dan tegang. Hanya ada tiga orang di meja makan: Tuan Dharma, Vino (yang diizinkan keluar sebentar untuk acara ini), dan Rendra. Rendra, yang masih menjalani tahanan rumah, hadir melalui koneksi video high-definition di layar besar.

​"Selamat datang, Laila," sambut Tuan Dharma, tersenyum lemah. "Senang melihatmu kembali di jalur yang benar."

​Laila mengambil tempat duduk. Ia menghindari tatapan Vino, dan menatap lurus ke layar Rendra.

​"Terima kasih, Tuan Dharma," kata Laila, suaranya dipenuhi kepercayaan diri. "Saya datang untuk merayakan integritas Nusantara, dan tentu saja, kemenangan hukum Anda, Tuan Rendra."

​Rendra, di layar, tersenyum puas. "Aku tahu kau akan kembali, Laila. Arga itu arogan dan ceroboh. Kau membuat keputusan yang tepat dengan mencabut pertunangan palsu itu. Sekarang, dengan Tuan Alpha disingkirkan, kita bisa bekerja sama lagi."

​Laila tersenyum manis, tetapi matanya dingin. "Tentu saja, Tuan Rendra. Tapi kali ini, saya yang memegang kendali teknis penuh. Saya adalah pemilik sah AI Logic Nusantara. Saya akan memastikan proyek ini berjalan dengan transparansi yang penuh."

​Rendra sedikit terkejut dengan ketegasan Laila, tetapi ia segera tertawa. "Bagus, bagus. Kau pantas mendapatkannya, Nak."

​Makan malam berjalan, dan Laila menjalankan perannya dengan sempurna: ia berbicara tentang desain, mengkritik kecurangan Tuan Alpha, dan memuji Tuan Dharma atas bimbingannya.

​Namun, saat mereka membahas remedial plan untuk fondasi yang baru saja Laila ajukan ke Dewan, Laila menangkap detail aneh.

​"Fondasi itu harus segera diperbaiki, Tuan Dharma," kata Laila. "Kami harus mengganti campuran polymer yang Vino gunakan di base structure."

​Tuan Dharma mengangguk. "Ya, Vino bodoh. Dia menggunakan polymer dari PT. Sinar Jaya. Bahan yang kualitasnya buruk."

​Laila merasa ada yang salah. "Maaf, Tuan Dharma. Bukankah Tuan Dharma yang merekomendasikan PT. Sinar Jaya sebagai supplier tambahan untuk proyek Zenith dulu?"

​Tuan Dharma tersentak. Vino, yang biasanya sinis, tampak pucat. Rendra di layar tampak tidak nyaman.

​"Itu... hanya rekomendasi lama, Laila. Tidak ada yang substansial," jawab Tuan Dharma, terlalu cepat.

​Laila tersenyum, tetapi nalurinya berteriak. Jika Tuan Dharma merekomendasikan supplier yang menggunakan material buruk, mungkinkah Vino hanyalah pion? Mungkinkah jaringan korupsi ini jauh lebih tua dan lebih dalam dari yang Arga duga?

​Laila memutuskan untuk menusuk lebih dalam. "Saya juga menemukan bahwa Tuan Alpha sudah menghapus semua jejak file kecurangan Vino. Tapi, Tuan Dharma, ada satu file yang tertinggal di server lama Adhiyatma. File itu berisi log komunikasi rahasia antara Ayah Anda, Tuan Rendra, dan seorang politisi senior bernama Tuan Haryo. Apakah Tuan tahu apa isinya?"

​Rendra di layar tampak panik, sementara Tuan Dharma menatap Laila dengan mata yang sangat gelap.

​"Laila, itu adalah urusan pribadi. Jangan campuri," perintah Tuan Dharma, nadanya sangat dingin.

​"Tentu," balas Laila, kembali bersikap manis. "Saya hanya khawatir. Jika itu terkait dengan proyek, saya harus transparan. Lagipula, saya sekarang adalah benteng integritas Nusantara, bukan?"

​Makan malam berakhir. Laila berhasil mengukuhkan perannya sebagai pahlawan yang diselamatkan. Rendra dan Tuan Dharma yakin Laila ada di tangan mereka.

​Namun, saat Laila berjalan ke mobil, Vino mengikutinya. Vino tampak hancur, dikalahkan.

​"Laila, tunggu," pinta Vino.

​"Pergilah, Vino," kata Laila, dingin. "Kau menanam bom untuk membunuh ribuan orang. Aku tidak mau bicara denganmu."

​"Aku tahu! Tapi aku tidak sendirian!" Vino berbisik panik. "Ayah tidak tahu apa-apa! Kami berdua hanya pion! Semua itu... semua kesalahan itu terjadi karena perintah dari atas."

​Laila menatapnya, matanya menyipit. "Perintah siapa?"

​"Aku tidak bisa memberitahumu. Tapi jika kau benar-benar ingin membersihkan Nusantara, jangan hanya melihat ke bawah, lihat ke samping!" Vino menunjuk ke rumah Tuan Dharma. "Aku tidak pernah berniat menghancurkan Nusantara. Aku hanya ingin Ayahku, Tuan Dharma, bangga!"

​Laila terdiam. Vino hanyalah korban ambisi ayahnya.

​Tiba-tiba, Vino memeluk Laila dengan putus asa, seolah mencari perlindungan. Itu adalah pelukan yang canggung dan singkat, tetapi cukup untuk membuat GPS tracker di anting Laila mengirimkan sinyal bahaya.

​Laila berhasil melepaskan diri dan bergegas masuk ke mobilnya, meninggalkan Vino yang hancur.

​Tepat setelah Laila pergi, di penthouse Arga.

​Arga melihat sinyal GPS Laila bergerak cepat menjauh, tetapi ia melihat sinyal Danger dari tracker itu. Dan dia melihat log bahwa tracker itu sempat berhenti sebentar di luar rumah Tuan Dharma.

​Arga segera memanggil Laila melalui sambungan terenkripsi di headset-nya.

​"Laila! Apa yang terjadi? Sinyal Danger terpicu!"

​"Aku baik-baik saja, Arga. Hanya Vino yang panik. Tapi aku punya berita. Vino bilang dia dan Ayahnya hanya pion. Dan aku merasa Tuan Dharma, mentor kita, menyembunyikan sesuatu," lapor Laila, suaranya tegang.

​"Tuan Dharma?" Arga menghela napas. "Sial. Dia adalah mentor Ayahku. Dia orang yang mengajarkanku coding. Jika dia terlibat, ini jauh lebih besar dari yang kita duga."

​"Vino bilang, 'Jangan melihat ke bawah, lihat ke samping.' Arga, Vino menuduh mentor kita! Kita harus menyelidiki komunikasi log lama Tuan Dharma, bukan Rendra!"

​"Oke. Kau kembali sekarang. Aku akan mulai meretas server lama Tuan Dharma. Aku tidak peduli dia mentor atau bukan. Jika dia terlibat dalam korupsi, dia harus jatuh," perintah Arga, nadanya kembali dingin dan penuh kemarahan.

​Laila tiba di safe zone. Arga sudah menunggunya di unitnya. Kali ini, pintu terbuka lebar, dan Arga berlari ke arahnya.

​Arga memeluk Laila erat-erat, tanpa mempedulikan formalitas. Itu adalah pelukan lega, pelukan khawatir, dan pelukan passion.

​"Aku tidak suka kau berada di dekat Vino," bisik Arga di telinga Laila, kembali ke mode tunangan cemburu yang nyata. "Aku tidak suka Rendra menatapmu. Aku tidak suka kau berpura-pura membenciku."

​"Aku tahu," balas Laila, membalas pelukannya. "Aku juga tidak suka. Tapi kita harus lakukan ini. Aku baru saja menipu tiga orang paling berbahaya di negara ini, Arga. Dan sekarang, kita punya target baru."

​Laila menatap Arga. "Kita harus menghancurkan Tuan Dharma. Dia adalah akar dari semua ini."

​Arga mengangguk. Ia mencium Laila, ciuman yang dalam dan penuh keintiman, sebagai pemulihan setelah peran pengkhianatan yang berat.

​"Aku butuh kau, Laila. Aku tidak bisa meretas server Tuan Dharma tanpa pattern kode lama yang hanya kau yang tahu," kata Arga.

​"Maka mari kita lakukan," kata Laila, penuh tekad. "Kita hancurkan Rendra dan Tuan Dharma. Bersama-sama."

1
Rabi'ah
ceritanya lumayan bagus loh, kok gak rame
putri lindung bulan: mungkin karena baru,semoga kedepannya lebih rame lagi,makasi ya,selalu suport
total 1 replies
putri lindung bulan
Rumah seharusnya tempat berlindung, tapi baginya rumah adalah penjara.
Dihina, disakiti, diabaikan — hingga akhirnya ia memilih pergi, membawa luka yang berubah jadi kekuatan.
Bertahun-tahun kemudian, dunia berbalik.
Anak yang dulu diremehkan, kini berdiri di atas cahaya keberhasilannya.
mari masuk ke dunia Tuan alfa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!