Wanita Bercadar Itu Istri-ku

Tepat Nafisha dan kedua temannya masuk kelas bel pun berbunyi.

"Huh untung aja kita udah masuk kelas," ucap Hazel mengelus dadanya dengan pelan.

"Iya," jawab Tiara dan di angguki Nafisha.

Tak berselang lama bu Vina pun masuk kedalam kelas di ikuti dengan 5 anak baru. Nafisha tidak melihat anak baru itu karena dia terlalu fokus mengeluarkan buku dalam tasnya.

"Selamat pagi anak-anak,"

"Pagi bu."

"Anak anak hari ini kita kedatangan murid baru, Mereka pindahan dari Bandung,"

Deg

Mendengar kata Bandung Nafisha langsung mengangkat Wajah nya melihat kearah siswa baru tersebut.Mata Nafisha membola saat mengetahui siapa murid baru tersebut.

"Silahkan perkenalkan nama kalian,"

"Halo nama gue Bagas,"

"Gue Antonio,"

"Gue Alvin,"

"Gue Bara,"

"Gue Xavier,"

Bu Vina menatap ke arah mereka berlima lalu menyuruh mereka duduk di tempatnya masing-masing.

"Baik kalian bisa duduk di bangku belakang Nafisha," ucap Bu Vina.

"Baik bu," jawab Mereka serempak sembari menatap Nafisha.

Sedangkan Nafisha hatinya saat ini begitu gelisah saat melihat kelima temannya sudah berada di hadapannya saat ini.

"Sial kenapa mereka pindah ke Jakarta sih akh bisa berabe nih urusannya jika semua orang tahu kalau gue Queen Black Davil," gumamnya dalam hati.

Saat melewati bangku Nafisha semua murid baru itu tersenyum kearah Nafisha.Sedangkan Nafisha malah melotot menatap tajam ke arah mereka semua.

Setelah perkenalan murid baru mereka langsung melanjutkan kegiatan belajarnya.

Tetttt

Tidak terasa mereka telah belajar dengN Bu Vina selama 3 jam lamanya akhirnya waktu istirahat pun tiba.Semua orang berjalan berhamburan keluar dari kelasnya menuju kantin. Sedangkan Nafisha sengaja keluar paling akhir bersama 5 anak baru tersebut.Setelah semuanya sudah keluar dan sudah aman baru Nafisha membuka suaranya.

"Kenapa kalian nyusul gue kesini, trus tahu dimana kalian gue sekolah disini, kalau mereka tahu gimana bisa gawat urusannya," kata Nafisha dengan nada tegas kepada teman-temannya.

"Queen, satu-satu dong nanyanya kan kita jadi bingung," jawab Alvin.

"Tenang aja Queen kami tidak akan membocorkan rahasia kita kok, kalau Queen mau kita pura-pura nggak kenal aja juga nggak masalah, supaya semua orang nggak curiga,"

"Dan satu lagi yang membuat kita terkejut adalah Queen lo udah menikah," pungkas Bagas menatap nyalang Nafisha seolah meminta penjelasan darinya.

"maaf, gue nggak bermaksud menyembunyikan semuanya dari kalian," ucap Nafisha dengan lirih dan merasa bersalah.

"Ck, Kebiasaan kamu Queen, kita itu khawatir tahu sama kamu," gumam Antonio.

" Maaf kali ini gue yang salah." Nafisha menuduk kala mengucapkan itu.

Mereka yang melihat Nafisha seperti itu merasa bersalah, mereka berpikir kalau sikap mereka semua terlalu keras kepada Nafisha. Karen bagaimana mana pun merek semua tetap sayang sama Nafisha.

"Iya udah asal lo harus janji jangan di ulangi lagi Fisha, Kita itu khawatir sama kamu,"jawab Bagas sembari menatap dalam Nafisha.

Nafisha mengangkat wajahnya menatap ke arah mereka semua.

"Fisha Janji, Fisha nggak akan mengulanginya lagi," kata Nafisha sembari mengangkat kedua jarinya keatas.

Bagas hanya menganggukan kepala sembari bersidekap menatap Nafisha dengan serius.

"Suami lo itu Devano kan Queen??" tanya Bagas tiba-tiba.

"Kok kalian bisa Tahu?" tanya Nafisha kepada Bagas.

Xavier dengan geram langsung saja mengangkat tangannya menjitak kepala Nafisha dengan kuat.

" Ya tahu lah orang kita menyelidiki semuanya sebelum kesini makanya kita tahu kamu sekolah di sini Queen." Bukan Bagas yang menjawab melainkan Xavier.

"Okh,"

"Ck, kamu itu lupa Queen siapa kita? bukannya ini semua didikan lo, masa lo lupa sih Queen," timpal Bara yang sudah merasa jengah dengan sikap menggemaskan Queen mereka.

"Hehehe," jawabnya sambil menyengir kuda.

Setelah tidak ada lagi yang perlu mereka bicarakan Nafisha memutuskan keluar dari kelas meninggalkan teman-temannya di dalam.Nafisha berjalan ke kantin sendirian sedangkan Tiara dan Hazel sudah terlebih dahulu ke kantin.

 Sesampainya di sana Nafisha mencari keberadaan Hazel dan Tiara,

"Fisha di sini," kata Hazel dengan sedikit keras.

Nafisha melangkahkan kaki menuju teman-temannya.Namun, siapa sangka di pertengahan jalan, ada kaki seseorang menghalangi jalan Nafisha sehingga Nafisha kesandung kaki sendiri dan terjatuh di hadapan orang tersebut.

" Kalau jalan tuh pakai mata bukan pakai hati," ucap Wanita tersebut menatap ke arah Nafisha.

"Heh lo Cupu, mending lo pergi dekh dari sini dari pada lo di tertawakan semua orang karena pakaian lo sudah seperti teroris," sambungnya.

"Ahahahahahah."

Semua orang menertawakan Nafisha termasuk Devano.Nafisha bangkit berdiri berjalan meninggalkan mereka begitu saja tanpa berbalik ke belakang.

"Nafisha tunggu," ucap wanita tersebut yang tak lain adalah Vania,

Kalian ingatkan jika salah satu dari geng Arion akan jadikan Nafisha menjadi mainannya dan ini salah satu trik nya.

Nafisha menghentikan langkahnya berbalik kearah wanita itu dengan datar.

"Ada apa?" tanya Nafisha dingin dan datar. Ekspresi di kantin yang tadinya begitu ramai dan hangat sekarang perlahan berubah menjadi hening dan dingin.

"Kenapa lo, dikh mau caper lo?" tanya Vania.

"Maksud kamu apa ya, bukannya kamu tadi yang menghalangi aku duluan hingga aku terjatuh, lantas ada masalah apa lagi kamu denganku? Maaf kak kita tidak kenal dan tidak sedekat itu," jawab Nafisha dengan lantang sambil bersidekap dada dia juga mengangkat sebelah sudut bibirnya ke atas.

"Heh, gue gak peduli lo mau kenal atau nggak sama gue yang terpenting gue suka membully lo, karena lo pantas di Buly, apalagi Geng Arion menargetkan lo jadi mainannya, maka bersiaplah Nafisha," ucap Vania dengan gaya angkuhnya.

Sedangkan Nafisha hanya diam saja saat mendengar ucapan Vania, Nafisha mengarahkan pandangannya kearah Arjuna dan juga Devano, sesaat Nafisha dan Devano bersitatap satu sama lain hingga akhirnya Nafisha kembali menatap Vania.

"Oke kalau begitu gue tunggu," ucap Nafisha sambil berjalan meninggalkan Area kantin.

"Shittt, Sok jago banget sih Nafisha hanya anak baru saja udah belagu, dia tidak tahu saja bagaimana kejamnya geng Arion," ucap salah satu siswa yang berada di sana.

"Sial kenapa gue harus terjebak dengan drama ini,"gumam Devano dengan pelan, suaranya pun hampir saja tidak bisa terdengar namun berbeda dengan Arjuna yang mempunyai pendengaran tajam dia mendengar gumaman Devano yang Frustasi.

"Drama di mulai," Bisik Arjuna tepat di telinga Devano dengan senyum tipisnya lalu setelah itu Arjuna menepuk bahu Devano.

"Wah bos itu murid baru malah nantangin kita, jadi bersemangat gue membuat dia menderita," ucap Aldino dengan senyum smirk nya.

Saat mendengar ucapan Aldino, tanpa sadar mengeraskan rahangnya, mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Suasana hati Devano saat ini begitu sangat kacau apalagi Nafisha saat ini menjadi ancaman anggota Arion.

"Awas saja kalau kalian berani menyentuh istriku," gumam Devano dalam hati.

Setelah keluar dari kantin Nafish berjalan menuju toilet dan masuk kedalam sana. Awalnya Nafisha biasa saja namun, saat dia sudah berada di bilik toilet Nafisha pecah sudah tangisan Nafisha yang dia tahan sedari tadi.

"Dev, kenapa kamu tega melakukan semua itu kepada ku," gumam Nafisha dengan pelan diiringi dengan isak tangis.

"Devano kamu benar-benar sialan," batin Nafisha menjerit.

Setelah merasa dirinya sudah merasa tenang, Nafisha langsung saja mengusap air matanya. Menatap wajahnya dari pantulan cermin.

"Baik jika itu yang kamu mau,maka lakukanlah Dev, aku akan bersiap dengan Black Davil,"

Nafisha mengambil Handphone nya di saku bajunya, untuk mengirimkan pesan kepada seseorang.

"Jika kalian tahu kejadian di kantin tadi tentangku maka bersiaplah, mungkin kita akan bermain cantik dengan mereka,"

Mungkin itulah pesan yang Nafisha kirim entah kepada siapa itu.Setelah itu Nafisha keluar kamar mandi bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.

Tidak terasa bel masuk kelas pun berbunyi.Namun bukannya masuk kelas semua siswa malah pada berlari satu sama lain tak tentu arah membuat Nafisha mengerutkan keningnya heran.

Nafisha dengan sengaja menghentikan salah satu siswa yang berlari tepat di sampingnya.

"Maaf kak ada apa ya, kok semua siswa pada berlarian seperti itu?"tanya Nafisha kebingungan.

"Okh itu di depan gerbang sekolah geng kapak merah dari sekolah luar menyerang sekolah kita,mereka selalu berbuat ulah dan mengajak tawuran,baru saja geng Arion terjun ke depan bersama siswa yang jago bela diri."

Nafisha melototkan matanya menatap orang itu, lalu menoleh ke arah gerbang sekolah.

"Apa?"