NovelToon NovelToon
Lucid Dream

Lucid Dream

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikah Kontrak / Beda Usia / Fantasi Wanita / Enemy to Lovers
Popularitas:426
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Sebuah kumpulan cerpen yang lahir dari batas antara mimpi dan kenyataan. Dari kisah romantis, misteri yang menggantung, hingga fantasi yang melayang, setiap cerita adalah langkah di dunia di mana imajinasi menjadi nyata dan kata-kata menari di antara tidur dan sadar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

“Cubby sekali ini pipi!” seru Zulaikha sambil menatap hasil foto dirinya di layar handphone. Di sisi lain, Yusuf masih terlelap, wajahnya tenang dan damai seakan dunia ini hanya milik mereka berdua. Zulaikha menahan tawa, sedikit malu tapi juga geli. “Lumayan buat pamer di sosmed, biar nggak kelihatan seumur hidup nggak laku,” gumamnya sambil menahan tawa. Namun, saat Yusuf menggeliat dan membuka matanya sedikit, Zulaikha langsung bangun, menutup layar handphone, dan buru-buru menuju kamar mandi. Malu kalau ketahuan suaminya sedang memotret mereka berdua.

Sesampainya di dapur, Zulaikha berniat membuat sarapan untuk dirinya sendiri, sekaligus mau bantu Nadia. Tumben jam segini dapur masih sepi. Ia mengecek kamar Nadia, tapi kamar itu terbuka sedikit dan kosong. Zulaikha mengerutkan kening, lalu kembali ke dapur, dan mendapati Yusuf sudah lebih dulu berada di sana, tanpa mengangkat pandangan.

“Darimana?” tanya Yusuf datar, masih sibuk membuat kopi.

“Ke kamar Nadia, tapi dia tidak ada,” jawab Zulaikha sambil menata rambutnya, menggulungnya rapi ke atas.

“Jangan ikut campur urusan orang lain karena kamu tidak tahu masalah yang sebenarnya,” kata Yusuf, nada suaranya tetap tenang tapi tegas.

“Lalu kapan kamu akan memberitahu yang sebenarnya?” Zulaikha berdiri di depan Yusuf, mata menatapnya dengan penuh penasaran dan sedikit emosi yang terkendali.

“Ini belum saatnya,” sahut Yusuf singkat.

“Lalu kapan?” Zulaikha mendesak, tubuhnya menegap, tangan terkepal perlahan.

“Minggirlah!” jawab Yusuf, nada datar tapi tegas, seakan menandakan ketegasan yang sulit digoyahkan.

“Tidak mau!” Zulaikha menegaskan.

“Zuzu, apa kamu—”

“Siapa Zuzu?” potong Zulaikha dengan nada tajam, menyipitkan mata.

“Zulaikha, minggirlah!” Yusuf mencoba mengulang perintahnya dengan nada sedikit lebih lembut tapi tetap tegas.

“Menyebalkan! Untung saja aku tidak mengenalmu saat sekolah. Kalau aku mengenalmu mungkin..” Zulaikha menggigit bibir, menahan emosi yang bercampur penasaran.

“Mungkin apa?” tanya Yusuf, wajahnya semakin mendekat.

“Mungkin kamu akan menjadi pengganggu dalam hidupku!” jawab Zulaikha, tetap santai tapi penuh ketegasan, sambil menahan napas.

“Sekarang, bukankah aku menjadi bagian hidupmu?!” tanya Yusuf, jarak mereka kini sangat dekat, aroma tubuh Yusuf membuat Zulaikha sedikit cemas tapi juga penasaran.

“Mimpi!” Zulaikha membelakangi Yusuf, mencoba menenangkan diri.

“Mimpi yang jadi nyata bukan?!” Yusuf mendekat lagi, menelusuri lengan Zulaikha dengan jari-jarinya, gerakan lembut tapi jelas menguji batas kesabaran.

“Berhentilah menyentuhku!” Zulaikha menepis tangan Yusuf, tubuhnya sedikit menegang.

“Kenapa?” tanya Yusuf dengan nada lembut tapi menggoda.

“Merinding!” kata Zulaikha, wajahnya memerah, menahan rasa gugup.

“Bagaimana kalau seperti ini?!” Yusuf memeluk Zulaikha dari belakang, mencium lehernya perlahan.

“Ini pelanggaran, Yusuf!” Zulaikha mencoba melepaskan diri, tapi kekuatan Yusuf ternyata lebih besar.

“Tidak ada pelanggaran dalam berumah tangga, Zulaikha!” tegas Yusuf sambil menahan tubuhnya tetap di belakang Zulaikha.

“Terus ini apa? Kamu bahkan memelukku tanpa izin, dan juga...” Zulaikha mencoba melawan, namun perlahan mulai menyerah karena tubuhnya terasa hangat dan tidak nyaman untuk melawan lebih jauh.

“Ini adalah kewajibanmu sebagai istri dan aku sebagai suami,” jawab Yusuf, tegas tapi lembut, tatapan matanya serius.

“Heh, maksudmu berhubungan badan?!” Zulaikha menoleh cepat, wajahnya merah padam, campuran malu dan marah.

“Apa menurutmu?” balas Yusuf, menatapnya dalam-dalam.

“Kamu mau membobolku?!” Zulaikha hampir berteriak, tapi nadanya bergetar, takut tapi penasaran.

“Kewajiban,” jawab Yusuf singkat, tetap memegang posisi dominan tapi tidak kasar.

“Lah, bukannya kita musuh?!” Zulaikha membalik tubuhnya, menatap Yusuf penuh pertanyaan.

“Musuh dalam selimut!” jawab Yusuf, dengan senyum sinis tapi misterius.

“Apa maksud musuh dalam selimut?” Zulaikha mencoba menyelidiki, matanya berbinar, penasaran dan sedikit takut.

“Menurutmu apa?” tanya Yusuf balik, menantang.

“Aku bertanya, kenapa balik nanya?!” Zulaikha semakin frustrasi tapi tetap menahan emosi.

“Bukannya kamu bilang bahwa kita musuh, lantas jika kita melakukan kewajiban kita sebagai sepasang suami istri, berarti kita adalah musuh dalam selimut.” Yusuf menahan tawa tipis tapi tetap serius.

“Bukan begitu konsepnya, Yusuf!” Zulaikha mencoba menjelaskan, tetap dengan nada serius.

“Lalu seperti apa konsepnya?” Yusuf semakin mendekat.

“Nanti aku searching dulu!” jawab Zulaikha, mengangkat bahu, mata menantang.

“Kenapa nggak langsung searching sekarang?”

“Emang bisa?”

“Bisa. Mau dicoba sekarang?!”

“Kahayang maneh!” Zulaikha akhirnya melepaskan tangan Yusuf yang sebelumnya masih menempel di tubuhnya, melangkah mundur beberapa langkah. Badannya terasa aneh, panas tapi juga lega. Yusuf hanya tersenyum tipis, tampak menikmati drama kecil ini.

Keduanya kini berdiri di dapur, jarak antara mereka masih sangat dekat. Udara terasa tegang tapi hangat. Zulaikha menarik napas panjang, mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. Yusuf memandangnya dari samping, ekspresi serius tapi ada sedikit geli di mata hitamnya yang dalam.

1
Idatul_munar
Tunggu kelanjutan thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!