Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.
Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.
Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.
Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Xander mengamati dua sosok di penjara. Keduanya adalah orang yang mirip dengan Hugo, tetapi hanya satu orang saja yang asli.
Xander merasa berbeda ketika melihat berita mengenai Hugo beberapa hari lalu. Ia mengamati mantan jendral itu dan mulai curiga. Kecurigaannya bertambah saat bawahannya yang ada di sekitar penjara mulai merasakan keanehan sebab Hugo lebih banyak diam. Untuk itu, ia melaporkan hal itu pada Charles untuk diteliti. Dan hasilnya, dugaannya benar.
"Hugo kemungkinan bersama Hugh dan Hank sekarang, Tuan. Dia mengatur untuk penyerangan," ujar Govin.
"Kau benar, Govin. Hugo memerlukan sedikit waktu untuk kembali ke keadaan primanya. Satu-satunya tempat aman adalah bersama anak dan cucunya. Mereka kemungkinan sudah menyuap petinggi kepolisian untuk mengeluarkan Hugo."
Xander menoleh pada Mikael. "Miguel belum mengirimkan informasi lagi hingga saat ini. Dia kemungkinan kesulitan karena diawasi dengan sangat ketat."
"Govin, tingkatkan keamanan satu level lebih tinggi. Kita harus bersiap untuk berbagai kemungkinan."
"Baik, Tuan. Selain itu, update keadaan di hutan Daintree dan kediaman keluarga Hillborn sekarang."
Xander berkutat dengan informasi seputar dua peristiwa di dua tempat berbeda itu. Pencarian Bernard, Garrick, dan yang lain masih terus dilakukan, begitupun dengan pencarian informasi di balik suku pedalaman palsu yang menyerang mereka. Selain itu, keamanan dan penjagaan hutan semakin ditingkatkan di kediaman keluarga Hillborn. Kelompok Tyson yang lain sudah tiba meski belum melakukan pergerakan apapun hingga saat ini.
"Sesuai dugaanku, Cortez muncul menggantikan Tyson. Dia tampaknya belum tahu jika keluarga Hillborn memiliki hubungan denganku. Aku penasaran apa yang akan dia lakukan?"
Xander juga mencermati segala tindak tanduk Larson. Tidak ada yang aneh dari pria itu hingga saat ini. Ia tidak menginginkan Larson
berkhianat karena hal itu akan membuatnya memberikan tindakan tegas pada Larvin. Ia juga tidak ingin melihat Lizzy bersedih.
Xander melihat tayangan beberapa demonstrasi di layar. Ia menduga jika tindakan itu disokong oleh seseorang atau sekelompok orang yang ingin membuat keadaan di Vistoria tidak stabil.
"Nyaris setiap hari terjadi demonstrasi di jalanan. Mereka menuntut presiden Luka untuk turun dari jabatan, padahal jabatannya sebentar lagi akan selesai."
Xander memejamkan mata, berusaha menerka-nerka peristiwa apa yang akan terjadi jika demonstrasi terus dilakukan di Royaltown sebagai ibu kota negara, begitupun di kota-kota lain.
"Kekacauan akan terjadi di mana-mana dan jika itu terjadi...." Xander menutup mata lebih erat, berusaha menghubungkan satu per satu kemungkinan hingga akhirnya mendapatkan sebuah dugaan.
Xander membuka mata, tersenyum. "Hugo, Hugh, dan Hank akan menyerangku ketika keadaan Royaltown sedang dalam kekacauan. Rencana mereka sangat cerdas.”
Waktu beranjak dengan cepat. Hector, Hugo, Hugh, dan Hank tengah berada di ruangan. Mereka kembali berkumpul karena saat itulah mereka akan memberikan jawaban untuk permintaan Stryker.
Hector menatap Hugo, Hugh, dan Hank bergantian, menghubungi Stryker. "Aku sudah siap dengan jawaban dari permintaanmu."
Stryker tengah duduk di sofa ketika mendapatkan panggilan dari Hector. Ia sudah menunggu hal ini sejak tadi.
"Jadi, apa jawaban dari permintaanku?" Stryker tersenyum, melirik Shane yang duduk di sampingnya.
Hector menahan kekesalan sedalam mungkin, berusaha tenang. "Kau boleh meminjam Pedro selama sepuluh hari. Lebih dari sepuluh hari, kau harus membayar lima juta dolar setiap harinya."
Stryker terdiam dan tertawa setelahnya. "Kau licik sehingga aku mengumpatmu dalam hati. Aku menjamin Pedro akan kembali ke tempatmu setelah semua masalahku selesai dan sebelum waktu habis."
"Pedro akan pergi menemuimu secepatnya."
"Ah, kau tidak perlu melakukannya. Putraku akan menemui Pedro di sebuah tempat dan membawanya ke tempatku besok. Apa kau keberatan?"
"Itu justru lebih baik." Hector menatap Hugo, Hugh, dan Hank bergantian. "Aku sangat berharap bahwa kerja sama ini bisa berjalan dengan baik."
"Aku juga sangat berharap tidak perseteruan di antara kita. Aku akan mengirimkan alamat lokasi pertemuan padamu secepatnya."
"Aku ingin bertanya padamu suatu hal. Apa masalah yang kau hadapi sehingga harus meminjam Pedro dariku?"
"Ini tidak termasuk dalam perjanjian kita." Stryker tertawa. "Aku hanya bergurau. Kau akan tahu dari Pedro setelah diam kembali padamu."
Hector menutup panggilan. "Aku yakin aku tidak perlu menjelaskan apapun pada kalian karena kalian mendengar pembicaraanku dengan Stryker dengan sangat jelas barusan."
Hector mendapatkan lokasi pertemuan. "Tempat pertemuan Pedro dengan putra dari Stryker adalah di sebuah hotel di kota Goldentown. Mereka akan bertemu jam sembilan pagi."
Hector menghubungi Pedro. "Masuklah ke dalam ruangan sekarang."
Pintu terbuka. Pedro memasuki ruangan, membungkuk sekali.
"Pedro, kau akan bertemu dengan putra dari Stryker besok pagi di sebuah hotel di Goldentown."
"Aku mengerti, Tuan."
"Apa kau sudah bertemu dengan putra dari Stryker sebelumnya?" tanya Hugh.
"Namanya adalah Shane. Dia ada saat aku datang menemui Stryker untuk memintanya menjadi sekutu," jawab Pedro.
"Aku sudah mendapatkan sedikit informasi mengenai Shane. Dia ... bukan orang yang menarik." Hank menatap deretan informasi mengenai Shane di layar.
"Kau harus memastikan kau kembali dalam waktu sepuluh hari, Pedro. Selain itu, kau harus memastikan jika kau masih berada di pihak kami," ujar Hugo dengan tatapan tajam.
"Aku mengerti, Tuan.”
"Kau boleh kembali ke tempatmu, Pedro," kata Hector.
Pedro membungkuk, keluar dari ruangan. Ia melewati beberapa pengawal, memasuki kamarnya.
Pedro mengawasi ruangan sesaat. Ia tahu jika terdapat kamera pengawas di ruangannya.
Pedro membasuh wajah di wastafel, mengepalkan tangan erat-erat. Ia semakin kesulitan untuk mengirimkan pesan karena pengawasan terhadapnya semakin ketat.
Sementara itu, Bernard, Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken sudah berada di sisi bebatuan, tepatnya berada cukup dekat dengan tempat tinggal para suku pedalaman. Mereka mendapati beberapa puluh orang termasuk wanita dan anak-anak tengah menari mengelilingi sebuah api unggun yang sangat besar. Saking besarnya, cahaya dari api unggun mampu menerangi tempat di sekitarnya.
Bernard, Garrick, dan yang lain sudah mengawasi kegiatan anggota suku pedalaman sejak sore. Untuk bisa mencapai tempat ini, mereka harus mengelilingi hutan dengan sangat hati-hati sehingga pergerakan mereka cukup terhambat.
"Randapo hanbeka tong keunsasedi." Kata-kata itu terus diucapkan oleh para anggota suku pedalaman yang mengelilingi api unggun seraya mengangkat tombak tinggi-tinggi.
"Apa yang sedang mereka lakukan?" tanya Garrick.
"Dalam beberapa tradisi suku pedalaman, api unggun besar bisa diartikan sebagai peringatan, suka cita dan duka cita yang mendalam. Aku menduga jika ... api unggun yang dibuat oleh suku pedalaman ini sebagai tanda peringatan pada kita. Dari kejauhan kita bisa melihat api unggun. Mereka berusaha untuk mengingatkan kita agar menjauh dari tempat ini secepatnya," ujar Rome.
"Kita sudah berada sedekat ini dengan petunjuk. Di balik bebatuan berbentuk naga ini pasti terdapat petunjuk lain yang akan mengantarkan kita pada tujuan kita." Garrick menyahut.
Bernard tercenung selama beberapa waktu, mengamati bebatuan berbentuk naga dan suku pedalaman bergantian. Ia berusaha menerka pilihan yang harus dirinya ambil jika situasi darurat terjadi.
Bernard dan yang lain tidak bisa mendekat ke bebatuan lebih dari tempat mereka sekarang. Jika memaksakan diri, suku pedalaman akan mengetahui kehadiran mereka dan hak itu akan menimbulkan masalah.
Bernard menghembus napas panjang, menoleh pada Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken. "Dengarkan aku baik-baik. Kita ... harus pergi sekarang juga."
Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken sontak terkejut. Tak lama setelahnya, tiga tombak mengarah pada mereka.
~ ~ ~
PEMBERITAHUAN: Mulai saat ini, nama karakter Bane akan diganti menjadi Rome untuk menghindari kesalahpahaman dengan nama Ben. Mohon pengertiannya, dan terima kasih telah mengikuti cerita ini!
Semakin seru..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Bravo Thor.