Semua orang mengira Zayan adalah anak tunggal. Namun nyatanya dia punya saudara kembar bernama Zidan. Saudara yang sengaja disembunyikan dari dunia karena dirinya berbeda.
Sampai suatu hari Zidan mendadak disuruh menjadi pewaris dan menggantikan posisi Zayan!
Perang antar saudara lantas dimulai. Hingga kesepakatan antar Zidan dan Zayan muncul ketika sebuah kejadian tak terduga menimpa mereka. Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 - Perdebatan
Suasana ruang tamu keluarga Nugroho malam itu menegang seperti tali yang ditarik terlalu kencang. Lampu kristal di langit-langit memantulkan bayangan samar wajah Zoya yang pucat, sementara Leony berdiri tegak di depannya dengan ekspresi tajam seperti pisau.
“Aku tidak mau dengar alasan lagi,” ujar Leony dingin. “Kau datang ke sini dengan cerita yang bahkan belum tentu benar. Zayan memang sering didekati perempuan, tapi aku yakin bukan anakku yang membuatmu seperti itu!”
Zoya mengepalkan tangannya kuat-kuat, berusaha menahan air mata. “Aku tidak bohong, Tante. Aku datang bukan untuk uang atau belas kasihan. Aku hanya ingin dia mengakui tanggung jawabnya.”
“Tanggung jawab?!” Leony tertawa sinis. “Kau pikir aku sebodoh itu? Setiap bulan ada saja perempuan datang dengan cerita serupa. Semuanya ingin satu hal mengambil keuntungan dari nama keluarga kami," kilahnya.
Nada suaranya meninggi, penuh penghinaan. “Lihat dirimu! Datang malam-malam dengan pakaian seperti itu, berani menuduh anakku tanpa bukti jelas! Kalau kau butuh uang, katakan saja. Aku akan memberimu cek, asal kau pergi sekarang juga dan tak pernah muncul lagi di hadapan kami!”
Wajah Zoya memerah, antara marah dan terhina. “Tante pikir semua perempuan sekejam itu? Aku bukan pencari uang, aku bukan pembohong! Kalau Tante mau tahu, aku bisa bawa hasil pemeriksaan dokter besok. Aku bisa buktikan!”
Namun Leony sudah kehilangan kesabaran. Ia menunjuk pintu dengan kasar. “Keluar dari rumah ini sebelum aku panggil pengawal!”
Zoya melangkah mundur, matanya memancarkan luka yang dalam. “Baik, kalau kalian semua mau menutup mata, aku akan buka semuanya di depan publik. Biarkan semua orang tahu siapa sebenarnya Zayan Ali Nugroho!”
Tepat ketika Zoya hendak berbalik, suara pintu besar terbuka keras.
“Berhenti!” suara berat Jefri menggema di ruangan. Lelaki itu baru pulang dari kantor, mengenakan jas abu tua, wajahnya letih tapi tegas. Matanya langsung tertuju pada Zoya dan istrinya. “Apa yang terjadi di sini?”
Leony menoleh cepat, berusaha mengontrol ekspresinya. “Kau pulang juga akhirnya. Ini hanya salah paham kecil. Wanita ini datang lagi! Jelas sekali dia ingin uang kita!"
Jefri menatap Zoya tajam, tapi tidak ada kebencian di sana, hanya kelelahan dan rasa kecewa yang berat. “Benarkah itu?” tanyanya tenang.
Zoya mengangguk pelan, suaranya nyaris pecah. “Iya, Om. Aku tidak bermaksud membuat keributan. Tapi aku sudah coba bicara baik-baik dengan Zayan. Dia malah mengabaikanku! Aku tidak punya pilihan lain selain datang ke sini lagi.”
Leony langsung menyela dengan nada tinggi. “Omong kosong! Zayan tidak mungkin berbuat seperti itu! Gadis ini cuma ingin—”
“Cukup, Leony!” bentak Jefri tiba-tiba. Suaranya menggelegar memenuhi ruangan. Leony terdiam, matanya melebar tak percaya. Dia tak menyangka Jefri membentaknya di hadapan Zoya.
“Berhenti bersikap seolah-olah anak kita malaikat,” lanjut Jefri dengan nada tajam. “Kau tahu betul siapa Zayan! Aku sudah berkali-kali mengingatkanmu untuk tidak terus menutupi kesalahannya. Dan sekarang, lihat akibatnya!”
Leony menggigit bibir, wajahnya memerah. “Apa kau membela wanita ini?! Aku hanya mencoba melindungi keluarga ini dari aib—”
“Melindungi?!” potong Jefri sinis. “Yang kau lindungi hanya harga dirimu sendiri, bukan keluarga ini!”
Keheningan menelan ruangan. Zoya berdiri di tengah-tengah, menunduk dengan tangan menggenggam erat tasnya. Jefri menghela napas panjang, lalu berjalan mendekat dan menatapnya dengan lembut. “Kau tidak perlu takut. Aku akan pastikan masalah ini diselesaikan dengan benar.”
Kemudian, tanpa menunggu lagi, Jefri mengambil ponsel dari sakunya dan menekan nomor anaknya. Suaranya datar tapi tegas. “Zayan, pulang sekarang juga! Kita harus bicara. Ini soal tanggung jawabmu!”
Di seberang, terdengar suara gugup Zayan. “Papah, aku lagi—”
“Sekarang, Zayan!” Jefri memotong dengan nada yang tak bisa dibantah. “Kalau kau masih menganggap dirimu anakku, pulang malam ini juga!”
Telepon ditutup. Leony hanya bisa menatap suaminya dengan tatapan penuh kecemasan. “Kau tidak bisa langsung percaya pada wanita ini begitu saja. Bagaimana kalau dia memanfaatkan—”
“Cukup, Leony,” Jefri menatapnya dingin. “Terserah kau mau bilang apa. Tapi kali ini aku mau Zayan bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri!
Zoya masih berdiri di sana, matanya memerah tapi suaranya mantap. “Terima kasih, Om... Aku cuma ingin keadilan, bukan permusuhan.”
Jefri mengangguk pelan. “Kau sudah berbuat cukup. Sekarang biar aku yang urus sisanya.”
Suasana menjadi hening kembali, hanya terdengar detak jam di dinding yang berdetak lambat, seolah menunggu badai berikutnya.
Karena dalam waktu tak lama lagi, pintu rumah itu akan terbuka, dan Zayan, anak yang selama ini selalu lolos dari tanggung jawab, akan menghadapi kenyataan yang tak bisa lagi ia hindari.
Cinta yang sehat dapat membantu seseorang merasa lebih bahagia dan lebih sehat secara keseluruhan.
Ketika seseorang merasa dicintai dan mencintai, tubuh dan pikirannya akan bekerja lebih baik untuk mendukung kesejahteraan secara menyeluruh...🤨☺️
Ketika seseorang mencintaimu sepenuh hati, itu memberimu rasa aman dan penerimaan yang membantumu menjadi versi terbaik dirimu. Mengetahui bahwa seseorang mendukungmu, bahwa kamu dihargai dan disayangi apa adanya, memberimu rasa stabilitas.
Kamu merasa lebih kuat karena seseorang percaya padamu, terkadang bahkan ketika kamu berjuang untuk percaya pada diri sendiri...🥰💪
Konsep ini menyatakan bahwa setiap tindakan (baik atau buruk) memiliki konsekuensi yang akan kembali kepada pelakunya, baik di kehidupan ini maupun di kehidupan selanjutnya.
Jika kamu melakukan hal baik, maka efeknya pun baik, begitu pula sebaliknya.
Dalam konteks modern, karma juga dapat dipahami sebagai prinsip tanggung jawab pribadi dan kesadaran atas tindakan kita.
Karma berlaku bagi siapapun yang melakukan hal buruk.
Jangan pernah berbuat hal buruk sekecil apapun dan dalam kondisi apapun.
Karena hal itu akan membawa sesuatu yang buruk pula ke dalam hidupmu, atau bahkan bisa terbalas dengan keburukan yang lebih besar...😭